Tabrakan Mobil Ditinjau Fisika
Senin, 16 Desember 2019
Edit
Tabrakan Dua Mobil Ditinjau Fisika
Jika terjadi peristiwa tabrakan antara dua mobil di jalan maka kedua mobil dapat ringsek setelah bertabrakan. Kejadian tersebut di dalam fisika merupakan salah satu contoh tumbukan. Pada umumnya peristiwa tumbukan merupakan perpindahan momentum dan energi (energi kinetik).
Pada peristiwa tabrakan, terdengar bunyi keras dan terjadi panas kemudian apakah energi kinetik dari kedua mobil hanya berubah menjadi energi bunyi dan energi panas saja.
Kalau dicermati lagi energi bunyi dan panas yang terjadi tidaklah seberapa. Jadi kira-kira ke mana energi itu hilang. Apabila di lihat lagi pada masalah kalor, untuk mengubah 1 gram es menjadi air diperlukan kalor sebesar 80 kalori atau untuk memipihkan sebuah paku diperlukan palu besi besar dan dipukulkan berkali-kali dengan asumsi pemikiran tersebut maka bahwa energi kinetik mobil yang saling bertabrakan hilang dipergunakan untuk mengubah mobil utuh menjadi mobil yang ringsek dalam fisika.
Tumbukan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Contoh dari tumbukan lenting sempurna ini salah satunya yaitu pada saat bermain kelereng. Ketika kelereng yang diam ditumbuk dengan kelereng lain, setelah terjadi tumbukan kelereng yang menumbuk akan berhenti dan kelereng yang diam akan bergerak.Hal ini kiranya yang hampir mendekati peristiwa tumbukan lenting sempurna atau pada tumbukan dua bola biliar di papan biliar. Pada peristiwa tumbukan lenting sempurna, tidak terjadi perubahan energi kinetik.
Dalam hal ini, kecepatan bola diam yang ditumbuk sama dengan kecepatan bola yang menumbuk. Berdasarkan hukum kekekalan energi mekanik, jumlah energi mekanik adalah konstan. Dalam kasus tumbukan ini, energi potensial tetap karena berada dalam satu bidang datar sehingga pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi kinetik.
Koofisien Elastisitas Tumbukan Lenting Sempurna
Perbandingan negatif antara selisih kecepatan benda setelah tumbukan dengan selisih kecepatan benda sebelum tumbukan disebut sebagai koofisien elatisitas alias faktor kepegasan (dalam buku Karangan Bapak Marthen Kanginan disebut koofisien restitusi).Untuk Tumbukan Lenting Sempurna, besar koofisien elastisitas = 1. ini menunjukkan bahwa total kecepatan benda setelah tumbukan = total kecepatan benda sebelum tumbukan.
2. Tumbukan Lenting Sebagian
Kebanyakan peristiwa tumbukan yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari adalah tumbukan lenting sebagian perlu diketahui, sebenarnya tumbukan lenting sempurna tidak ada dalam kehidupan sehari – hari, yang ada hanya secara teori atau secara pendekatan saja sebagai gambaran sebuah bola yang dijatuhkan dari atas ke lantai, apabila terjadi tumbukan lenting sempurna, maka bola akan terpantul kembali pada ketinggian semula tetapi kenyataan yang terjadi , tinggi pantulan bola lebih rendah dari pada tinggi semula.Suatu tumbukan lenting sebagian biasanya memiliki koofisien elastisitas (e) berkisar antara 0 sampai 1.3. Tumbukan Tak Lenting Sama Sekali (Tak Lenting Sempurna)
Pada tumbukan tak lenting sama sekali, benda – benda yang bertumbukan bergabung menjadi satu setelah tumbukan. Dengan demikian, keepatan benda setelah tumbukan adalah sama. Pada peristiwa tumbukan ini terjadi pengurangan energi kinetik. Oleh sebab itu, pada tumbukan ini tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik. tumbukan tak lenting sempurna tetap berlaku hukum kekekalan momentum.Jadi peristiwa tabrakan antara dua mobil atau tabrakan antara dua kendaraan adalah salah satu contoh dari tumbukan lenting sebagian di mana total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal.
Penulis: Anggun Vita Loka