Pengertian Trimurti Pendidikan
Selasa, 24 Desember 2019
Edit
Trimurti Pendidikan
Pendidikan adalah tahapan yang dilakukan dengan maksud untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang dengan upaya mendewasakan pola pikir peserta didik. Pendidikan merupakan proses/ tahapan yang dilakukan oleh pendidik atau yang sering kita sebut sebagai guru. Pendidikan diperlukan setiap manusia sejak lahir. Mengapa? Karena manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya.
Setelah lahir, manusia perlu uluran orang lain untuk dapat melangsungkan hidupnya. Begitu pula untuk beranjak menjadi dewasa yang membutuhkan waktu sangat panjang melalui proses pendidikan. Manusia harus menempuh pendidikan mulai tingkat TK, SD/ MI, SMP/ MTS dan SMA/ MA/ SMK. Seperti peraturan yang telah ditetapkan bahwa setiap warga negara Indonesia wajib menempuh pendidikan selama 12 tahun.
Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa menjadi manusia apabila tidak hidup bersama manusia. Oleh karena itu, lingkungan dan masyarakat sekitar berpengaruh dalam pelaksanaan pendidikan.
Proses pendidikan dapat berlangsung apabila adanya peserta didik dan pendidik atau guru dengan siswa. Guru memiliki peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan pendidikan. Tanpa adanya guru, siapa yang akan mengajar, membimbing, mendidik, dan memenuhi apa yang seharusnya didapatkan dalam proses pendidikan.
Namun, tidak semua guru dapat menjadi pendidik secara maksimal. Karakter seorang guru juga berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan. Apabila guru yang mendidik profesional, maka peserta didik juga akan mendapatkan pendidikan yang maksimal.
Selain guru, orang tua peserta didik juga pengaruh dalam pelaksanaan pendidikan. Misalnya, pada awal mencapai umur yang harus mulai sekolah, orang tualah yang akan mengurus pendaftaran sekolah. Tidak mungkin seorang anak kecil menentukan dan mengurus pendaftaran sendiri dia akan sekolah dimana.
Sebagai orang tua, juga harus memberikan dukungan dan motivasi terhadap peserta didik. Apabila tidak ada dukungan dan motivasi, maka lama-kelamaan peserta didik akan merasa bosan dan tidak ada penyemangat untuk tetap melaksanakan pendidikan dengan baik sehingga peserta didik akan mudah putus asa.
Misalnya, apabila seorang anak mendapat nilai ulangan matematika paling jelek di kelas, bisa jadi anak tersebut akan merasa bahwa dirinya gagal dalam menempuh sekolah, sehingga anak tersebut melanjutkan sekolahnya dengan kurang maksimal dan tidak semangat atau bahkan hanya karena satu mata pelajaran akan berdampak munculnya rasa ingin mengundurkan diri dan berhenti sekolah. Oleh karena itu, orang tua peserta didik juga memiliki peran penting dalam pelaksanaan pendidikan.
Selain guru dan orang tua peserta didik, pihak sekolah juga berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan. Seandainya tidak ada administrator sekolah, sistem pendidikan di sekolah tersebut akan berantakan. Tidak akan ada yang mengurus dan mengatur jalannya sistem pendidikan. Jika metode pendidikan berantakan, peserta didik juga akan bingung dalam mengikuti metode pendidikan tersebut.
Selain yang telah dijelaskan diatas, ada lagi yang memiliki pengaruh besar terhadap proses pendidikan, yaitu lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan anak pada umur masih sekolah lebih mudah terpengaruh oleh sekitar. Apabila lingkungan sekitar yang ditinggali anak tersebut kurang baik, bisa jadi anak tersebut akan mudah mengikuti hal-hal yang kurang baik juga yang ada di lingkungan sekitarnya.
Misal, di suatu desa ada anak SD, sedangkan di lingkungan tersebut, banyak anak muda yang merokok. Kemugkinan besar anak SD tersebut akan dengan mudah ikut- ikutan merokok apabila tidak ada yang mencegahnya. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap pola pikir peserta didik yang dapat berdampak pada proses pendidikannya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan, seperti guru, orang tua, pihak sekolah, dan lingkungan sekitar. Hal- hal tersebut bisa dicegah dengan menyesuaikan kondisi dan karakter peserta didik.
Penulis : Nayla 'Izzata Millah