Pengembangan Pendidikan Karakter di Indonesia
Kamis, 26 Desember 2019
Edit
Pengertian Karakter
Karakter adalah watak seseorang yang bisa dilihat daengan cara mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, maka orang yang mengaplikasikan dengan tindakan tidak jujur atau berperilaku jelek bisa dikatakan sebagai orang berkarakter jelek. Dan sebaliknya apabila diaplikasikan dengan perbuatan yang baik dan tindakan jujur bisa dikatakan sebagai orang berkarakter baik. Lickona (1992) menekankan bahwa ada 3 komponen penting untuk karakter yang baik yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tentang moral (moral feeling), dan perbuatan bermoral (moral action).
Dalam moral knowing ada 6 hal yang bertujuan untuk mengerjakan pendidikan bermoral, yaitu kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai moral (knowing moral values), penerimaan perspektif (persepective taking), tujuan ke empat alasan tentang moral (moral reasoning), tujan yang kelima yaitu pengembalian keputusan (decesion making), dan tujuan keenam yaitu pemahaman diri (self knowledge). Sementara pada moral feeling terdapat enam aspek emosi yang bertujuan untuk menjadi manusia yang berkarakter yaitu kesadaran (conscience), harga diri (selfesteem), empati (emphaty), menyukai kebaikan (loving the good), control diri (self control), dan kerendahan hati (humulity). Sedangkan moral action merupakan hasil dari dua karakter sebelumnya.
Pendidikan karakter
Pendidikan karakteradalah suatu penanaman karakter seseorang yang diberikan dalam lingkungan sekolah yang mencakup beberapa aspek pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai watak atau karakter. Pendidikan karakter yang berada di sekolahan memiliki beberapa aspek yang harus dilibatkan, termasuk aspek-aspek utama seperti isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, pengelolaan pelajaran, pengelolan sekolah, kegiatan yang diadakan di kurikulum, adanya pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, ethos kerja yang berada di lingkungan sekolahan. Dan warga sekolahan harus berpendidikan berkarakter. Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang bisa mempengaruhi karakter siswa, dan tujuan guru adalah membantu membentuk watak siswa
Pendidikan karakter hampir sama dengan pendidikan yang lainya seperti akhlak dan moral yaitu tujuan dan maksud yang sama, untuk membentuk pribadi anak menjadi manusia yang baik, menjadi warga masyarakat yang baik, dan juga warga negara yang berguna bagi nusa dan bangsa dan tidak merusak nusa dan bangsa. Adapun ciri-ciri manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik adalah pada nilai-nilai sosialnya, yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Jadi, hakikat pendidikan karakter dalam konteks yang berada di indonesia adalah konteks pendidikan nilai, yang artinya, pendidikan nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa sendiri yaitu bangsa Indonesia, tang bertujuan untuk membina generasi muda di Indonesia. Menurut para ahli psikolgi, nilai karakter dasar yaitu, cinta kepada Allah dan ciptaanya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah, selalu melakukan hal keadilan, menjadi kepemimpinan yang baik, selalu rendah hati, bertoleransi, selalu cinta damai, dan terakhir cinta persatuan Indonesia. Sebagian orang berpendapat bahwa karakter dasar manusia terdiri atas, selalu bisa dipercaya, memiliki rasa hormat , selalu, peduli, harus jujur, memiliki rasa tanggung jawab, berkewarganegaraan, kqetulusan, selalu berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integrasi.
Pengembangkan karakter
Pengembangkan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan dengan bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melakukanya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkunganya, bangsa dan negara serta dunia internasional. Orang yang sudah terbiasa melakukan perbuatan terpuji atau baik tidak selamanya bisa menjamin kalau manusia yang sudah terbiasa dengan secara sadar bahwa pentingnya nilai karakter. Karena mungkin saja perbuatan tadi dilandasi oleh rasa takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan nilai itu.
Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter juga memerlukan aspek perasaan baik ( baik atau buruk ). Komponenini disebut dengan keinginan berbuat baik (desiring the good). Pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan hanya aspek “knowing the good” (moral knowing), tetapi juga” desiring the good” atau “leving the good” (moral feeling), dan “acting the good” ( moral action). Jadi Tanpa adanya aspek karakter Pendidikan karakter itu, semua manusia akan sama seperti robot yang terindoktrinasi oleh sesuatu paham. Dan dalam pendidikan karakter dikembangkan melalui tiga langkah, yaitu pertama mengembangkan moral knowing, kemudian kedua moral feeling, dan ketiga moral action. Jadi bisa disimpulkan bahwa semakin lengkap komponen moral yang dimiliki manusia, maka akan semakin membentuk karakter yang baik atau unggul.
Penulis : AIMMATUL AFIFAH