Masalah Pendidikan Kewarganegaraan
Kamis, 26 Desember 2019
Edit
Permasalahan Pendidikan Kewarganegaraan
Permasalahan pendidikan kewarganegaraan atau sering disebut masalah dalam proses pendidikan, sebelum kita mengetahui lebih jauh tentang masalah-masalah yang ada dalam pendidikan. Maka alangkah baiknya kita mengetahui pengertian tentang apa sih yang dimaksud dengan masalah pendidikan.
Masalah pendidikan secara istilah yang diterjemahkan dari bahasa inggris “ problem” yang artinya perbedaan (discrapancy/different) antara sesuatu telah diharapkan dengan sesuatu yang terlihat atau terdapat sebagaimana adanya tentang sesuatu itu. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan pendidikan kewarganegaraan adalah perbedaan atau kesenjangan antara sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan ( idealistis ) dengan sesuatu yang terjadi sesuai realitas atau sesuatu yang ternyata ada.
Masalah pendidikan secara istilah yang diterjemahkan dari bahasa inggris “ problem” yang artinya perbedaan (discrapancy/different) antara sesuatu telah diharapkan dengan sesuatu yang terlihat atau terdapat sebagaimana adanya tentang sesuatu itu. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan pendidikan kewarganegaraan adalah perbedaan atau kesenjangan antara sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan ( idealistis ) dengan sesuatu yang terjadi sesuai realitas atau sesuatu yang ternyata ada.
Masalah yang dihadapi dalam proses pendidikan
1. Rendahnya tingkat pendiidkan yang ada di Indonesia dibanding dengan negara-negara di dunia
The Word Economic Forum Swedia ( 2000 ) Indonesia memiliki daya saing yang sangat rendah dan menduduki urutan yang ke 37 dari 57 Negara yang disurvei di dunia. Dan Indonesia juga hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia tersebut. Sudah sangat terlihat bahwa Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang rendah, contohnya seperti di daerah-daerah tertentu misalnya diwilayah sekitar Papua dan daerah terpencil lainnya, perkembangan pendidikan masih sangat rendah jika dibandingkan daerah yang dekat dengan perkotaan. Di Papua, masih banyak sekolah yang berdiri seadanya dengan menggunakan fasilitas yang sangat sederhana seperti atap yang masih menggunakan tenda dan kursi-kursi yang lapuk. Kualitas pengajar yang tersedia di daerah terpencil juga sangat belum kompeten.
2. Masalah aktual
Masalah beban kurikulum berat.
Beban kurikulum sudah terlalu sarat (penuh atau berat), para peserta didik akan merasa tertekan dan terbebani akan adanya segudang materi yang harus mereka kuasai. Sehingga mereka akan berusaha dengan keras untuk memahami dan mengejar materi yang telah ditargetkan dan diajarkan. keduanya akan mengakibatkan para peserta didik mengalami ketidakfahaman terhadap keseluruhan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Dan mereka akan memilih untuk mempelajari dan memahami sepintas materi tersebut.Kurikulum seringnya berganti nama.
Kurikulum yang ada di Indonesia sangat sering mengalami perubahan nama. Namun, perubahan itu tidak berdampak untuk perkembangan pendidikan karena hanya perubahan nama tanpa mengubah konsep kurikulum tersebut. Seandainya perubahan kurikulum yang konsepnya mengikuti perkembangan zaman atau mengikuti metode pembelajaran atau pendidikan di negara-negara yang berkembang atau negara-negara maju seperti Jepang, Korea, Prancis, dan Selandia Baru.Masalah peranan guru.
Maslah peranan guru yaitu keadaan guru yang sangat memprihatinkan. Masih sangat banyak guru yang mengajar di sekolah-sekolahan tapi belum memiliki sertifikat yang resmi sebagai guru profesional yang nantinya bisa mengamalkan ilmu yang telah ditempuhnya kepada peserta didik. Sehingga bisa melaksanakan tugas sebagaimana telah disebutkan dalam pasal 39 UU No.20 Tahun 2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakatRendahnya kesejahteraan guru.
Sering kita ketahui bahwa guru yang PNS lebih sejahtera jika di bandingkan dengan guru swasta apalagi yang lulus sertifikasinya. Namun guru-guru swasta nasibnya tidak kalah banyak dengan PNS sebagian yang sudah lulus masih mendapatkan perbaikan penghasilan namun sisanya masih banyak. Padahal rendahnya kesejahteraan guru mempengaruhi tingkat kualitas pendidikan Indonesia. Karena guru merupakan kunci mutu pendidikan dan kemajuan sebuah bangsa.
Penulis : Lathifatun Nafisah