Makalah Permasalahan Pendidikan Pengaruh Mahalnya Biaya Pendidikan
Jumat, 27 Desember 2019
Edit
MAKALAH
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
PENGARUH MAHALNYA BIAYA PENDIDIKAN DI INDONESIA TERHADAP KEMAJUAN PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA
DISUSUN OLEH
Adinda Ayu Rilayati
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya makalah yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan yang penulis beri judul “Pengaruh Mahalnya Biaya Pendidikan di Indonesia Terhadap Kemajuan Pendidikan Nasional di Indonesia” telah dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan.
Makalah yang sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis mengucaokan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Binar Kurnia Prahani, M.Pd. dan Ibu Nurita Apridiani Lestari, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Fisika kelas 2019C UNESA.
2. Teman-teman kelas Pendidikan Fisika C 2019, yang selalu memberikan motivasi dan beberapa masukan-masukan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna dan mungkin beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya. Namun, harapan penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk penulis pribadi dan teman-teman yang telah membaca makalah ini.
Surabaya, 13 Desember 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan bangsa. Pendidikan memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan Sumber Daya Manusia yang mana sangat berpengaruh terhadap kemajuan peradaban suatu bangsa. Selain itu juga, pendidikan merupakan suatu sarana yang digunakan guna mencapai salah satu cita-cita bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan memegang peran penting dalam menentukan masa depan kemajuan bangsa Indonesia.
Krisis multidimensional yang dialami oleh Indonesia menyebabkan perekonomian semakin tak tentu, menyebabkan banyak masyarakat semakin menderita. Banyak masalah yang timbul akibat kurang terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat dengan adanya krisis ini, seperti masalah kebersihan, kesehatan, dan juga pendidikan. Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan layanan kesehatan dan juga pendidikan semakin mahal, padahal untuk memajukan kehidupan bangsa, Indonesia memerlukan generasi penerus yang sehat fisik, sehat mental, dan tentunya adalah yang terdidik.
Sayangnya, biaya pendidikan di Indonesia dirasa masih terlalu mahal untuk dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Padahal, Indonesia memiliki peraturan perundang-undangan, khususnya, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa anak usia 7-15 tahun berhak untuk mendapat pendidikan minimal pada jenjang sekolah dasar tanpa dipungut biaya, dengan kata lain seluruh biaya pendidikan ditanggung oleh pemerintah. Sedangkan, pada kenyataannya di beberapa sekolah yang sudah mendapat subsidi dari pemerintah masih membebani anak didik dengan biaya pendidikan dengan alasan untuk menaikkan mutu dan kualitas dari sekolah tersebut. Tingginya biaya pendidikan yang semakin hari semakin mahal semakin menyulitkan masyarakat dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.
Sistem pendidikan nasional merupakan sebuah sistem yang dianut oleh suatu bangsa untuk semakin memajukan sektor pendidikan oleh bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan nasional antara bangsa satu dengan yang lain bisa saja berbeda-beda. Hal ini dikarenakan suatu sistem pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai luhur dan kebudayaan suatu bangsa, seperti yang telah diketahui, bahwa hampir tidak ada negara yang memiliki nilai luhur dan kebudayan yang sama antar satu dengan yang lain. Untuk negara Indonesia sendiri, memiliki Pancasila, UUD 1945, dan juga Ketetapan MPR tentang GBHN sebagai landasan dari Sistem Pendidikan Nasional. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka suatu negara harus memiliki Sumber Daya Manusia yang mumpuni, terdidik, dan berkarakter agar bisa memajukan negara tersebut dari segala aspek, termasuk sistem pendidikan nasional. Dengan mahalnya biaya pendidikan yang menyebabkan banyak anak putus sekolah atau bahkan tidak bisa bersekolah sama sekali, sedangkan negara juga memerlukan banyak manusia yang terdidik untuk membawa Indonesia kearah yang sejahtera seringkali meninggalkan masalah yang perlu untuk segera diselesaikan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak mahalnya biaya pendidikan terhadap pendidikan nasional di Indonesia terhadap kemajuan pendidikan Indonesia?
2. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah mahalnya biaya pendidikan terhadap kemajuan pendidikan nasional di Indonesia?
1.3. Tujuan
1. Menganalisis dampak mahalnya biaya pendidikan terhadap kemajuan pendidikan nasional di Indonesia.
2. Menemukan dan Menganalisis solusi dari masalah mahalnya biaya pendidikan terhadap kemajuan pendidikan nasional di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pahlawan yang disebut sebagai Bapak Pendidikan Indonesia ini menyebutkan pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak. Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga mengugkapkan tiga semboyan yang begitu terkenal di masyarakat yaitu : Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi contoh), Ing madyo mangun karso (di tengah membangun semangat), Tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan) yang memberikan pengertian agar anak didik dapat menjadi berguna di manapun posisinya kelak. Sedangkan John Dewey menyebutkan bahwa secara etimologi kata pendidikan berarti hanyalaah proses memimpin atau membesarkan. Disisi lain, John Dewey mengartikan pendidikan sebagai tuntunan terdadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi dari anak. Karena kedua proses tersebut akan selalu dialami leh anusia sepanjang hidupnya, maka pendidikan yang dialami oleh seorang manusai juga akan berjalan sepangjang hidupnya, mulai dari ia dilahirkan ke dunia, sampai nanti ia meninggalkan dunia, seperti istilah long life education. Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk menyiapkan dan mengembangkan potensi anak-anak untuk mempersiapkan ia menghadapi kehidupannya di masa mendatang.
Pendidikan di Indonesia sendiri memiliki kualitas yang memprihatinkan, hal tersebut dapat dilihat data UNESCO tahun 2018 tentang peringkat Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, yaitu komposisi dari pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan masyarakat Indonesia turun menjadi peringkat ke 113 dari 196 negara di dunia. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa ada masalah yang dihadapi oleh pemerintah dalam sistem pendidikan nasional, masalah-masalah itu bisa berupa kekeliruan paradigma yang mendasari seluruh penyelenggaraan sistem pendidikan atau hal-hal lainnya seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya minat belajar yang menimbulkan rendahnya prestasi siwa, rendahnya sarana dan prasarana di lembaga pendidikan, kesejahteraan guru, dan lain sebagainya.
Masalah tingginya biaya pendidikan yang ada di Indonesia masih menjadi perhatian khusus di setiap tahun ajaran baru. Setiap tahun ajaran baru, biaya pendidikan akan semakin mahal pada tiap jenjangnya. Apabila keadaan ini terus menerus berlanjut, maka para orang tua dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu akan berfikir lebih lanjut apabila mereka ingin menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Padahal mendapatkan pendidikan merupakan hak setiap manusia yang wajib untuk dipenuhi oleh suatu lembaga institusi yang menaungi masalah pendidikan sehingga setiap lapisan masyarakat yang ada di Indonesia ini dapat mengenyam bangku sekolah setidaknya sampai sesuai dengan apa yang ada dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu umur 7-15 tahun. Selain itu dalam sektor pendidikan terdapat cita-cita bangsa Indonesia yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Seharusnya, untuk mewujudkan cita-cita tersebut pemerintah dan masyarakat bekerja sama mencari solusi yang tepat guna yang dapat memecahkan masalah tersebut.
Seperti yang telah diketahui bahwa tidak akan timbul masalah tanpa ada penyebabnya, sama seperti permasalahan ini, masalah mahalnya biaya pendidikan disebabkan oleh beberapa hal. Contohnya adalah tentang ketidak seimbangan permintaan dan ketersediaan, seperti halnya teori ekonomi yang menyebutkan bahwa apabila permintaan dari konsumen atas suatu barang terus menerus meningkat dan ketersediaan barangnya terbatas, maka harga dari barang tersebut akan terus menerus meningkat seiring dengan banyak nya permintaan konsumen. Begitu pula dengan apa yang terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia, masyarakat yaang terus tumbuh degan permintaan untuk mendapat pendidikan dengan kualitas dan mutu yang terbaik serta dengan sarana prasana yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar sedangkan sekolah yang menyedian fasilitas-fasilitas serta kualitas yang baik tersebut hanya sedikit. Sehingga munculah ungkapan bahwa sekolah bermutu itu mahal. Hal tersebut yang menyebabkan tingginya biaya pendidikan di beberapa sekolah favorit.
Penyebab yang selanjutnya adalah kondisi perekonomian Indonesia. Tingginya biaya pendidikan tidak akan bisa lepas dari kondisi perekonomian di Indonesia yang belum stabil. Ketidak stabilan perekonomian Indonesia menyebabkan pemerintah melakukan privatisasi atau semakin melemahnya sektor pelayanan publik untuk dapat mengurangi beban utang negara. akibatnya, sektor yang membutuhkan biaya besar seperti sektor pendidikan inilah yang kemudian terkena imbasnya, dana APBN yang dianggarkan untuk sektor pendidikan terpaksa dikurangi untuk meringankan beban utang negara.
Dampak masalah ini terhadap kemajuan pendidikan Indonesia adalah kurangnya Sumber Daya Manusia yang terdidik yang menyebabkan menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia yang mumpuni di Indonesia ini. Sektor pendidikan merupakan sektor yang berperan penting dalam menentukan kualitas Sumber Daya Manusia yang akan menentukan masa depan Indonesia juga nantinya. Dengan semakin mahalnya biaya pendidikan di setiap jenjang, nantinya hanya akan ada seegelintir orang yang bisa mengenyam pendidikan higga tingkat tinggi. Lagipula, bila ditinjau lebih jauh, nyatanya tingginya biaya pendidikan di Indonesia khususnya pada tingkat jenjang perguruan tinggi, tidak sepadan dengan output yang diberikan (lulusan perguruan tinggi yang bergelar sarjana). Hal tersebut terbukti nyata adanya dengan banyaknya tingkat pengangguran terdidik yang ada di Indonesia.
Dampak selanjutnya dari masalah mahalnya biaya pendidikan yang ada di Indonesia adalah melemahnya sektor perekonomian masyarakat. Dengan pendidikan, masyarakat akan menjadi lebih siap menjadi tenaga kerja yang memiliki potensi dan terlatih sehingga bisa meningkatkan produktivitas kerja mereka yang dapat menghasilkan penghasilan yang lebih pada mereka. Apabila pendidikan yang bermutu dan berkualitas tidak bisa dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat, berarti tidak semua masyarakat akan dapat memiliki potensi yang terlatih tersebut. Terutama bagi masyarakat yang kurang mampu untuk membayar biaya pendidikan akan semakin sulit bagi mereka untuk meningkatkan perekonomian mereka sendiri karena kesulitan untuk menggapai pendidikan. Selain itu, terdapat banyak pengangguran terdidik yang kurang memaksimalkan usaha mereka untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.
Selain dari lemahnya sumber daya manusia dan juga melemahnya sektor perekonomian bangsa, mahalnya biaya pendidikan juga bereimbas pada kurangnya pengetahuan masayrakat tentang kesehatan terutama tentang cara untuk hidup bersih dan sehat. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula tingkat kesadarannya terhadap betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.
Solusi untuk menjadikan biaya pendidikan menjadi lebih ringan bagi para orang tua sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui subsidi dari APBN dan juga aspirasi masyarakat. Disebutkan dalam Pasal 49 ayat (1) UU Sidiknas bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya kedinasan pendidikan dialokasikan sebesar 20% dari APBN. Solusi selanjutnya adalah dengan membangkitkan peran serta masyarakat melalui dewan pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan komite di tingkat sekolah/madrasah.
Sebenarnya solusi pemerintah dan masyarakat tersebut telah berjalan cukup baik, hanya tidak bisa berjalan secara maksimal dikarenakan kurangnya konsistensi dan komitmen dari masyarakat serta pemerintah itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Dampak mahalnya biaya pendidikan terhadap kemajuan pendidikan nasional ialah menurun nya kualitas Sumber Daya Manusia, menurunnya kualitas perekonomian masyarakat Indonesia yang mempengaruhi kemajuan pendidikan nasional. Apabila kualitas Sumber Daya Manusianya menurun, maka kualitas dan kemajuan pendidikan nasional di Indonesia juga akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang mumpuni dan terdidik.
2. Solusi yang untuk mengatasi masalah mahalnya biaya pendidikan yaitu dari pemerintah sendiri dengan memperbesar dana APBN yang sesuai dengan Undang Undang Sidiknas Pasal 49 Ayat (1) yaitu sebesar 20%. Selain dari pemerintah, masyarakat juga turut serta dalam mengatasi permasalahan mengenai mahalnya biaya pendidikan nasional, yaitu dengan cara melakui dewan di tingkat provinsi/kota dan juga komite di tingkat sekolah/madrasah. Hanya saja, kedua solusi tersebut belum menghasilkan hasl yang maksimal di karenakan masyarakat dan pemerintah kurang konsisten dalam pelaksanaan nyatanya.
3.2. Saran
Seperti yang telah diketahui bahwa pemerintaah telah mengatur alokasi dana untuk pendidikan dari APBN adalah 20%. Pemerintah juga telah membentuk dewan-dewan dan juga komite yang ada disekolah dan dinilai mampu untuk menyalurkan dana dari masyarakat yang berkecukupan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam masalah biaya sekolah. Kedua solusi tersebut secara keseluruhan telah berjalan dengan baik, hanya saja masih belum maksimal di akrenakan kurangnya komitmen dan konsistensi dari masyarakat dan pemerintah itu sendiri dalam pelaksanaanya. Sehingga saranyang bisa disampaikan dari penulis adalah, tingkatkan kembali komitmen untuk memajukan sektor pendidikan di Indonesia sehingga solusi solusi yang telah berjalan dengan baik bisa langsung di realisasikan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hidarta, Nawawi. 1989. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mas Agung.
Roesminingsih. Susarno, Lamijan Hadi. 2016. Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya:
Unipress.
Sidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soetjipto, dkk. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.