Makalah Pentingnya Penanaman Pendidikan Karakter Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia
Jumat, 27 Desember 2019
Edit
MAKALAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN
PENTINGNYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
OLEH : FATIHATUN NIKMAH
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa ridho-Nya tentu makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa tetap tercurahkan kepada baginda rasulullah nabi Muhammad SAW yang telah menuuntun kita dari kegelapan menuju jalan yang benar.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan baik secara jasmani maupun rohani sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah dasar-dasar pendidikan ini dengan judul "Pentingnya Pendidikan Karakter di Indonesia" pendidikan karakter merupakan hal yang penting di era saat ini, penurunan nilai-nilai karakter oleh generasi muda saat ini dapat ditunjukkan oleh fenomena yang terjadi saat ini seperti tawuran, kriminalitas, pergaulan bebas, dan masih banyak lainnya yang terjadi di kalangan muda. Oleh karena itu pentinya penanaman pendidikan karakter perlu diperhatikan pada sistem pembelajaran di Indonesia untuk membentuk generasi muda agar berkarakter baik dan bermoral sehingga berguna bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan, tata bahasa, maupun isi materi. Untuk itu saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar kedepannya makalah yang saya tulis bisa lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah ini saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung terciptanya makalah ini, khususnya dosen pembimbing mata kuliah dasar-dasar pendidikan serta teman-teman mahasiswa jurusan fisika unesa.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Surabaya, 10 Desember 2019
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia pendidikan dimulai sejak manusia ada hingga manusia tersebut mati pendidikan dijadikan sebagai bekal untuk bertahan hidup dan membangun di masa depan pendidikan Tidak hanya berupa pendidikan formal di sekolah Pendidikan bisa berupa pendidikan non formal setiap manusia mendapatkan pendidikan formal dari pendidikan resmi di sekolah Ah jangan pendidikan non formal didapatkan dari kehidupan sehari-hari seperti sopan santun dan ada bersikap dan bersosialisasi dalam masyarakat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991.
Pendidikan mengandung makna yang sangat luas menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia meliputi hati nurani nilai-nilai perasaan pengetahuan dan keterampilan dengan adanya pendidikan manusia akan berusaha untuk meningkatkan waktu hidupnya dan mengembangkan nilai-nilai hati nuraninya perasaannya pengetahuannya dan keterampilannya.
Dunia pendidikan diharapkan sebagai media untuk memfasilitasi pembangunan karakter sehingga anggota masyarakat memiliki kesadaran agar hidup berbangsa dan bernegara yang aman tentram dan sejahtera serta memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan menjadi kesepakatan bersama. Pembentukan pendidikan menjadi sesuatu yang wajib dilakukan karena pendidikan tidak melulu soal peserta didik yang cerdas tetapi juga memiliki akhlak dan budi pekerti yang bagus serta sopan santun yang baik sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat dapat bermakna bagi dirinya sendiri maupun masyarakat lain.
Tidak akan ada yang memungkiri bahwa karakter adalah aspek yang sangat penting untuk kesuksesan manusia yang akan datang karakter yang kuat akan membentuk mental dan pribadi yang pantang menyerah berani mengaruhi proses panjang jujur serta mampu menerjang arus badai bergelombang yang berbahaya dalam proses hidupnya Oleh karena itu pendidikan karakter akan menjadi kunci untuk membentuk mental para generasi penerus bangsa yang akan membangun negara di masa yang akan mendatang
Pendidikan karakter bukan merupakan suatu hal yang baru bagi telinga masyarakat Indonseia. Sejak awal kemerdekaan, masa orde baru, masa orde lama, dan hingga sekarang orde reformasi sudah banyak langkah-langkah yang telah dilakukan dalam rangka pendidikan karakter dengan istilah dan bentuk yang berbeda-beda. Dalam undang-undang mengenai pendidikan nasional yang pertama kali, yaitu UU 1964 yang berlaku tahun 1947 hingga UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang terakhir pendidikan karakter telah ada, namun belum menjadi fokus utama pendidikan. Pendidikan akhlak atau karakter masih tergabung dalam mata pelajaran ilmu agama dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh guru agama pelaksanaan ini tidak akan menjadi jaminan pendidikan karakter akan berhasil dan mencapai tujuan pendidikan karakter yang sesungguhnya. Perilaku negatif masyarakat yang terjadi di kalangan pelajar maupun mahasiswa atau kalangan masyarakat lainnya menunjukkan kemunduran nilai-nilai karakter yang sangat besar dan menunjukkan kegagalan lembaga pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik dalam pelaksanaan pembentukan pendidikan karakter seharusnya tidak hanya diserahkan sepenuhnya pada guru agama saja karena Pendidikan karakter harus dilakukan oleh semua pihak baik peserta didik guru atau masyarakat lain yang terlibat dalam lembaga untuk mewujudkan peserta didik yang berkarakter untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan upaya oleh lembaga pendidikan yang memegang peranan penting dalam fase pembentukan karakter peserta didik.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi dan tujuan pendidikan karakter di Indonesia?
2. Bagaimana ciri-ciri dasar dan prinsip pendidikan karakter dan komponen apa saja yang mendukungnya?
3. Bagaimana pendidikan karakter dapat dikembangkan dalam pendidikan di Indonesia?
1.3. Tujuan
1. Memahami fungsi dan tujuan pendidikan karakter di Indonesia
2. Mengetahui ciri-ciri dasar dan prinsip pendidikan karakter serta komponen yang mendukung dilaksanakannya pendidikan karakter
3. Mengetahui pengembangan pendidikan karakter di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa Yunani karakter berarti to mark (menandai) dan memfokuskan pada pengaplikasian nilai kebaikan dalam bentuk tindakan dan tingkah laku. Dalam bahasa Inggris karakter bermakna sifat perilaku akhlak watak tabiat dan budi pekert,i sehingga seseorang yang berperilaku tidak jujur sombong iri dapat dikatakan sebagai orang yang tidak berkarakter. Sementara orang yang berperilaku jujur rendah hati suka menolong bertanggung jawab dikatakan sebagai seseorang yang berkarakter baik. Karakter berkaitan dengan istilah kepribadian di mana seseorang dapat dikatakan berkarakter apabila pribadinya sesuai dengan norma dan moral yang berlaku di masyarakat. Sesungguhnya pendidikan karakter merupakan hal yang sudah tidak asing para pendiri bangsa sejak awal kemerdekaan telah menanamkan nilai-nilai karakter seperti Patriotisme kemandirian persatuan tanggung jawab, demokrasi, serta kepedulian terhadap sosial dan peningkatan martabat bangsa pada skala dunia. Menurut Juwono Sudarsono Indonesia sebagai bangsa besar tidak perlu meniru budaya lain termasuk dalam hal demokrasi, Indonesia dapat berdemokrasi sendiri sesuai dengan budaya dan norma yang telah berlaku sejak lama, seperti yang tercantum dalam Bhineka Tunggal Ika dengan hal ini karakter bangsa Indonesia akan menjadi multiras, etnik, agama, budaya, dan bahasa.
Permasalahan yang sedang dihadapi oleh sistem pendidikan di bangsa Indonesia adalah pendidikan yang terlalu mengarah kepada pengembangan otak kiri (kognitif) dan menyepelekan pengembangan otak kanan (rasa, empati, dan afektif). Pembelajaran pendidikan karakter seperti budi pekerti dan agama kenyataannya hanya menekankan pada aspek otak kiri (hafalan atau hanya sekedar tahu) hal ini mematikan kreatifitas peserta didik. Padahal pendidikan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan yang melibatkan aspek loving, knowledge, felling, dan acting.
Seperti yang disebutkan dalam TAP MPR No. II/MPR/1993 bahwa pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas moral manusia Indonesia, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, bertanggung jawab, tangguh, cerdas, aktif, kreatif, terampil, dan disiplin, serta beretos kerja profesional. Menurut berbagau pihak, pendidikan karakter bertujuan sebagai berikut; a. Pemerintah Tujuan pendidikan karakter menurut pemerintah adalah membentuk manusia yang bermoral, cerdas, dan rasional. Serta mewujudkan generasi-generasi penerus bangsa yang berkarakter baik, inovatif, pekerja keras, dan berjiwa patriot sehingga dapat memajukan bangsa di masa depan.
b. Masyarakat
Pendapat beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan Karakter; 1) Menurut Sahrudin dan Sri Iriani pendidikan karakter bertujuan membangun masyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berjiwa iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2) Menurut Sahrudin, pendidikan karakter memiliki fungsi untuk mengembangkan potensi dasar peserta didik agar menjadi sosok yang berpikiran baik berhati baik dan berperilaku baik. Memperkuat dan membangun karakter masyarakat yang multikultur, meningkatkan kehidupan bangsa yang kompetitif. Fungsi dan tujuan pendidikan karakter akan tercapai apabila pembelajaran Pendidikan karakter dilakukan secara benar dengan metode yang tepat. Pendidik hendaknya mengajarkan pendidikan menyeluruh yang menyelipkan beberapa pendidikan karakter seperti aspek akidah dan tata moral. Oleh karena itu pendidik harus mampu menjadi contoh baik dalam perkataan maupun perbuatan untuk anak didiknya agar tertanam pendidikan karakter pada peserta didik.
Ciri-ciri dasar dan Prinsip, Pendidikan karakter
Terdapat empat ciri dasar dalam pendidikan karakter sebagai berikut ;
a. Keteraturan interior, setiap tindakan diukur berdasarkan herarki nilai. Maka setiap tindakan dilakukan dengan nilai sebagai pediman yang bersifat normative.
b. Koherensi yang memberi keberanian, membuat seseorang teguh dan memiliki prinsip, dan tidak mudah terombang ambing pada situasi yang ada. Koherensi adalah dasar yang membangun rasa percaya terhadap sesama. Tanpa adanya koherensi kredibilitas seseorang bisa runtuh.
c. Otonomi. Seseorang memasukkan aturan dari luar hingga menjadi nilai-nilai pribadi. Hal ini dapat dilihat dari penilaian keputusan pribadi tanpa adanya pengaruh dari pihak lain.
d. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan menjadi daya tahan seseorang yang menginginkan sesuatu yang dianggapnya baik. Kesetiaan merupakan dasar untuk penghormatan atas komitmen yang dipilih. (Gunawan, 2012)
Prinsip-prinsip pendidikan karakter
Pendidikan karakter akan berjalan dengan seharusnya apabila pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter Kemendiknas memberikan beberapa rekomendasi prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter agar berjalan efektif sebagai berikut; a. Menyebarluaskan nila-nilai dasar etika sebagai pedoman karakter
b. Mengidentifikasikan karakter yang mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.
d. Membentuk komunitas sekolah yang memiliki kepedulian terhadap sosial.
e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan karakternya
f. Penguasaan terhadap kurikulum yang bermakna dan menghargai semua peserta didik, membangun karakter peserta didik, dan membantu mereka untuk sukses.
g. Menumbuhkan motivasi diri pada setiap peserta didik.
h. Mengikutsertakan seluruh staf sekolah sebagai komunitas untuk membangun moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter.
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
Komponen Pendukung dalam Pendidikan Karakter Beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam menjalankan pendidikan karakter diantaranya sebagai berikut, evaluasi , bantuan orang tua ,Partisipasi masyarakat, kebijakan pendidikan, kesepakatan, kurikulum terpadu, pengalaman pembelajaran, pengembangan Staf, dan program
Pengembangan Pendidikan karakter di Indonesia
Pengembangan atau pembentukan karakter merupakan hal penting bagi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan karakter. Tidak hanya lembaga pendidikan, masyarakat juga berperan membentuk karakter peserta didik melalui orang tua dan lingkungan hidup sekitarnya karakter dapat dikembangkan dengan beberapa tahap sebagai berikut yang pertama yaitu pengetahuan atau knowing, yang kedua pelaksanaan atau acting, dan yang ketiga adalah kebiasaan atau habit. Karakter tidak terbatas pada ilmu pengetahuan akademik saja seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan belum tentu akan berperilaku sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya Jika ia tidak memiliki kebiasaan untuk melakukan kebaikan tersebut karakter merupakan sebuah wilayah emosi dan kebiasaan diri untuk melakukan hal-hal positif seperti ilmu pengetahuan tentang moral penguatan emosi tentang moral dan perbuatan yang bermoral.
Pengembangan karakter dalam suatu sistem pendidikan merupakan keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai perilaku yang saling berhubungan dengan pengetahuan nilai-nilai emosi yang kuat untuk melaksanakannya baik terhadap diri sendiri sesama lingkungan bangsa dan negara kita kepada Tuhan Yang Maha Esa
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik yang meliputi ilmu pengetahuan, kesadaran dan tindakan untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut. Di samping itu, pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai perilaku peserta didik dalam menjalankan pendidikan dengan etika berkarakter. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk pribadi peserta didik agar menjadi manusia yang baik, warga yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat serta negara.
Prinsip pendidikan karakter diantaranya pendidikan karakter harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan dilakukan dalam segala aspek mata pelajaran. Pendidikan karakter tidak hanya diajarkan secara materi ilmu pengetahuan tetapi dilakukan dalam praktik sehari-hari, dengan penerapan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Pentingnya peningkatan pendidikan karakter dalam pendidikan formal didasarkan karena kenaikan tingkat kenakalan remaja dalam masyarakat seperti perkelahian atau dekadensi moral lainnya. Pendidikan karakter dapat dikembangkan melalui tiga tahap yaitu pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Pendidikan karakter tidak terbatas pada ilmu pengetahuan saja tetapi dapat dikembangkan dengan praktek bersosial dalam kehidupan sehari-hari.
3.2. Saran
Dari uraian materi diatas tentunya masih terdapat banyak kesalahan, baik dalam segi penulisan maupun isi materi, untuk itu sangat diharapkan kritikan serta saran yang membangun untuk penulisan selanjutnya.
Daftar Pustaka
Heri Gunawan, 2012. Pendidikan Karakter, (Konsep dan Implementasi), Bandung : Alfabeta.
Roesminingsih, Lamijan, 2018. Teori dan Praktek Pendidikan, Surabaya;Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Sahroni Dapip, 2017. Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran, Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, vol 1, hal 115.