Makalah Keberlangsungan Proses Pendidikan Anak Desa
Jumat, 27 Desember 2019
Edit
MAKALAH DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN
KEBERLANGSUNGAN PROSES
PENDIDIKAN ANAK DESA
Oleh:
Dyah Ayu Lestari (19030184066)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat selesai dan tersusun dengan baik.
Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW., semoga kita termasuk umat yang mendaptkan syafa’at beliau di hari kiamat kelak.
Keberlangsungan proses pendidikan didesa masih dinilai belum maksimal. Oleh karena itu, kami menyusun makalah “Keberlangsungan Proses Pendidikan Anak Desa” ini sebagai sudut pandang bagi elemen masyarakat mengenai proses pendidikan yang berlangsung di ruang lingkup desa.
Makalah ini selesai tidak lepas dari peranan orangtua yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat dan Bapak Dr. Binar Kurnia Prahani, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah dasar-dasar kependidikan yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Ucapan Terimakasih di sampaikan kepada orangtua, Bapak Dr. Binar Kunia Prahani, M.Pd., dan teman-teman atas segala bantuan dan arahan yang memudahkan kami dalam menyusun makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kelemahan dari makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik dari para pembaca guna pengembangan dan penyempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Semoga makalah yang menggunakan bahasa sederhana ini bisa diterima dikalanganpelajar muslim. Diharapkan dengan adanya makalah ini pula dapat bermanfaat bagi pelajar muslim dan memberikan wawasan serta pengetahuan baru yang berguna bagi kehidupan seorang pelajar muslim di masa depan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan terjadi seumur hidup, mulai dari manusia lahir ke dunia sampai manusia mengalami kematian dan dikuburkan ke liang lahat. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal-hal yang sering dikaitkan dengan pendidikan adalah pendidik, peserta didik, ruang belajar, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pemerintah senantiasa berusaha mewujudkan sistem pendidikan yang sama di tanah air supaya tujuan pendidikan yang telah direncanakan oleh pemerintah dapat tercapai dengan baik. Namun, pada kenyataannya pendidikan di Indonesia belum dapat berlangsung dengan seimbang. Perbedaan terlihat antara sistem pendidikan yang ada di desa dan di kota. Beberapa faktor dapat mempengaruhi keberlangsungan sistem pendidikan, baik didesa maupun dikota.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses yang terjadi dalam pendidikan?
2. Bagaimana proses keberlangsungan pendidikan anak didesa?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap proses pendidikan di desa?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses yang terjadi dalam pendidikan
2. Menganalisa proses keberlangsungan pendidikan anak didesa
3. Mengetahui kebijakan pemerintah terhadap proses pendidikan di desa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Pendidikan
Sebuah hadist menyatakan اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ yang artinya tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat. Hal ini menjelaskan bahwa kewajiban menuntut ilmu dimulai sejak manusia lahir ke dunia sampai manusia mengalami kematian dan dikuburkan ke liang lahat. Beberapa tokoh mempunyai pendapat masing-masing terkait waktu dimulainya sebuah proses pendidikan. Salah satu pendapat meyebutkan bahwa proses pendidikan dimulai sejak manusia berada dikandungan. Selama berada dikandungan, anak akan mendapatkan bantuan dan penjagaan yang baik supaya ketika dilahirkan nantinya dalam keadaan yang baik pula. Tidak semua bantuan yang dimaksud dapat dinyatakan sebagai pendidikan. Namun, bantuan-bantuan dalam hal ini adalah bantuan-bantuan yang bersifat baik. Anak yang masih berada dalam kandungan memerlukan situasi yang nyaman, tentram, tenang dan suasana gembira. Peran seorang ayah disini sangat penting karena sebagai kepala keluarga, ayah bertanggungjawab atas keselamatan keluarga, ketentraman keluarga dan ketenangan keluarga sehingga hal ini dapat berpengaruh pada janin yang ada dalam kandungan seorang ibu. Sehubungan dengan hal tersebut maka dapat dikatakan rasional adanya pendidikan pranatal atau pendidikan sebelum anak lahir.
Seperti halnya proses pendidikan dimulai, beberapa tokoh juga memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai waktu berakhirnya proses pendidikan itu sendiri. Menurut Langeveld, proses pendidikan berakhir ketika manusia sudah mencapai tingkat kedewasaannya secara jasmani maupun rohani nya. Ketika manusia sudah mencapai kedewasaan ini, bukan berarti tidak ada lagi bantuan dari orang lain atau proses pendidikan masih berlangsung. Hanya saja, proses tersebut merupakan proses pendidikan oleh diri sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat tokoh yang menyatakan bahwa pendidikan dimulai sejak manusia lahir sampai dewasa. Sebagian tokoh yang lain berpendapat bahwa proses pendidikan berlangsung seumur hidup atau proses pendidikan berakhir saat manusia sudah meninggal dunia. Hal ini sesuai dengan isi hadist yang telah disebutkan diatas.
Proses pendidikan berlangsung di situasi lingkungan tertentu, baik yang berhubungan dengan ruang maupun waktu. Lingkungan dalam kaitan pendidikan adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak dalam alam semesta ini (Depdikbud, 1981:85). Lingkungan yang dimaksud antara lain lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat atau biasa dikenal dengan tri pusat pendidikan. Orangtua memiliki peran penting dalam keberlangsung proses pendidikan anak di lingkungan keluarga. Peran guru dan civitas akademik yang lain berpengaruh pada proses pendidikan yang ada di lingkungan sekolah. Proses pendidikan di lingkungan masyarakat bergantung pada peran tokoh masyarakat itu sendiri.
2.2 Keberlangsungan Pendidikan Anak Desa
Sebagaimana pendidikan pada umumnya, pendidikan desa berlangsung sebagaimana mestinya. Beberapa faktor dapat mempengaruhi keberlangsungan pendidikan anak di desa, seperti sistem pendidikan, fasilitas sarana dan prasarana, komponen penting pendidikan dan respon masyarakat terhadap keberlangsungan pendidikan. Sistem pendidikan yang diterapkan di desa berbeda dengan penerapan sistem pendidikan yang ada di kota, meskipun pemerintah telah menetapkan kebijakan mengenai sistem pendidikan di Indonesia. Tidak semua lembaga pendidikan di desa dapat menerapkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai contoh kebijakan pemerintah mengenai pelaksanaan Ujian Nasional yang berbasis komputer. Pada kenyataannya, hal ini belum bisa diterapkan oleh lembaga pendidikan di Indonesia.
Keterbatasan sarana dan prasarana lembaga pendidikan menjadi faktor yang dapat menghambat keberlangsungan proses pendidikan. Sebagian besar masalah ini terjadi pada proses keberlangsungan pendidikan anak di desa, berbeda dengan pendidikan di kota yang sarana dan prasarana telah memenuhi standar pelaksanaan proses pendidikan oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer masih belum bisa diterapkan secara maksimal. Jangkauan pemerintah terhadap proses pendidikan juga lebih dominan di kota daripada di desa, sehingga dapat terjadi ketidakseimbangan antara keberlangsungan proses pendidikan anak di desa dan di kota.
Pendidik dan peserta didik merupakan komponen penting dalam proses pendidikan. Sering terjadi kesenjangan antara jumlah pendidik dan peserta didik di desa berpengaruh terhadap keberlangsungan pendidikan yang dilakukan. Kuantitas pendidik di desa lebih sedikit jika daripada peserta didik nya. Tingkat kesejahteraan komponen penting dalam pendidikan ini tidak lebih baik dengan pendidikan di kota. Jika dibandingkan dengan keberlangsungan pendidikan di kota, jumlah pendidik dan peserta didik lebih banyak dan bahkan cenderung seimbang. Pendidik dan peserta didik mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik.
Keberlangsungan pendidikan anak desa dari segi akademik mungkin memiliki perbandingan yang jauh dengan proses pendidikan di kota. Namun, pendidikan karakter anak desa dapat dikatakan lebih baik jika dibandingkan dengan keberlangsungan pendidikan karakter di kota. Lingkungan pendidikan di desa yang mendukung proses keberlangsungan pendidikan karakter anak dapat mewujudkan pribadi yang baik dan luhur sesuai harapan bangsa. Tri pusat pendidikan di desa terbilang masih peduli dan senantiasa mendukung keberlangsungan proses pendidikan mengenai pembentukan karakter anak.
2.3 Kebijakan Pemerintah terhadap Proses Pendidikan di Desa
Kebijakan pemerintah atau lebih sering disebut dengan kebijakan publik merupakan langkah-langkah yang dibentuk oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat dan dalam proses pembentukan kebijakan publik tersebut, adanya proses penyusunan yang kemudian dilakukan uji coba melalui beberapa tahap sehingga kebijakan publik yang dimaksud dapat ditetapkan dan diterapkan di masyarakat. Kebijakan pemerintah dalam hal ini yaitu kebijakan pendidikan, kebijakan ini merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah - langkah strategi pendidikan yang dijabarkan dari visi dan misi pendidikan, dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu (Hasbullah, 2015). Berikut ini beberapa contoh kebijakan publik dalam bidang pendidikan antara lain
1. Pergantian kurikulum
Kurikulum pendidikan di Tanah Air sering mengalami pergantian, namun hal ini termasuk program pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di Tanah Air. Pemerintah mengatur kebijakan pendidikan ini berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan Indonesia yang salah satunya mengarahkan pada pembaharuan kurikulum. Pada UU tersebut disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pembaharuan kurikulum ini diterapkan diseluruh Tanah Air, termasuk di desa. Namun, tidak semua lembaga pendidikan di desa dapat menerapkan kebijakan ini dengan cepat.
2. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia menuntut pemerintah untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia karena pendidikan termasuk aspek yang dapat meningkatkan taraf bangsa dan dapat menyejahterakan masyarakatnya. Salah satu kebijakan publik untuk mewujudkan pendidikan Tanah Air yang semakin berkembang yaitu dengan adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana BOS ini termasuk kebijakan yang dinilai sangat bermanfaat dan membantu meringankan pihak lembaga pendidikan dalam mengembangkan sistem pendidikan, termasuk pendidikan di desa. Namun, tidak jarang terjadi penyelewengan dalam pelaksanaan kebijakan ini. Pemerintah selalu menekankan berbagai pihak untuk ikut serta mengawal proses penyaluran dana BOS dari pusat sampai bawah. Keterbatasan dana BOS yang disediakan oleh pemerintah dan terjadinya penyalahgunaan dalam pemakaian dana BOS mengakibatkan proses pendidikan tidak akan berjalan dengan lancar dan menghambat pencapaian tujuan pemerintah untuk mengembangkan pendidikan di Tanah Air. Sebagian besar kasus penyelewengan terjadi pada penyaluran dana di tingkat menengah ke bawah. Beberapa dana BOS berkurang ketika penyaluran sudah sampai di lembaga pendidikan desa. Hal-hal ini berpengaruh besar terhadap keberlangsungan proses pendidikan.
3. Penerapan muatan lokal dan juga keterampilan sebagai mata pelajaran
Saat ini, pendidikan di Indonesia tidak hanya terpaku pada mata pelajaran matematika, kimia, biologi atau materi akademik yang lain. Namun, pendidikan keterampilan dan muatan lokal sekarang termasuk salah satu kebijakan publik dibidang pendidikan. Pendidikan berupa keterampilan dan muatan lokal yang dimaksud seperti kegiatan ekstrakurikuler atau mata pelajaran khusus yang telah disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan masing-masing daerah lembaga pendidikan. Hal ini bertujuan supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dan pengetahuannya mengenai kebudayaan daerahnya. Contohnya, pada sistem pendidikan desa yang didominasi oleh lembaga pendidikan Pondok Pesantren memiliki program muatan lokal berupa kitab kuning atau kitab agama yang lain untuk menunjang kebutuhan masyarakat sekitar. Program pendidikan keterampilan dinilai lebih mudah dijangkau oleh lembaga pendidikan di desa daripada pendidikan akademik pada umumnya. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka, seni tata busana, atau program keterampilan yang lainnya masih bisa dijumpai pada sistem pendidikan yang ada di desa. Hal ini berpengaruh positif terhadap peserta didik maupun masyarakat pada umumnya.
Selain tiga kebijakan yang telah dipaparkan diatas, pemerintah juga mempunyai kebijakan publik yang lain dalam bidang pendidikan seperti beasiswa kepada guru untuk mengikuti program pascasarjana, pembentukan komite sekolah dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberlangsungan proses pendidikan anak di desa berjalan dengan baik tetapi masih belum maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang digunakan, fasilitas sarana dan prasarana, komponen penting pendidikan dan respon masyarakat terhadap keberlangsungan pendidikan. Pemerintah mempunyai beberapa kebijakan yang dapat membantu pengembangan pendidikan Tanah Air, seperti pergantian kurikulum, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penerapan muatan lokal dan juga keterampilan sebagai mata pelajaran. Kebijakan tersebut dapat diterapkan dalam proses pendidikan di desa. Beberapa kebijakan pemerintah tersebut mampu membawa dampak yang positif bagi keberlangsungan proses pendidikan anak desa. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antar pihak supaya lebih memudahkan dalam mencapai tujuan pendidikan.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, penulis menyarankan kepada masyarakat desa pada umumnya untuk ikut serta mendukung dan mengembangkan proses pendidikan supaya terjadi keberlangsungan pendidikan yang seimbang dan sesuai dengan tujuan dari penetapan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. 2015. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara
Susarno, Lamijan Hadi dan Roesminingsih. 2019. Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya