Listrik Tanpa Kabel
Sabtu, 28 Desember 2019
Edit
BAGAIMANAKAH JIKA LISTRIK TANPA ADANYA KABEL?
Justin
Rattner, Direktur Bidang Teknologi di Intel Corporation, mendemonstrasikan
bagaimana listrik bisa dikirim tanpa menggunakan kabel. Rattner melakukannya
dalam "Intel Developer Forum" di San Francisco, California, Amerika
Serikat.
Rattner
mengusung teknologi yang dikenal dengan Wireless Resonant Energy Link (WREL),
sebuah riset Intel yang meneruskan apa yang sudah dicetuskan tim ahli fisika di
Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat. Rattner memamerkan
bagaimana sebuah lampu berdaya 60 watt dapat dinyalakan tanpa sakelar dan tentu
saja jaringan kabelnya,
pada saat ia melakukan demo.
Ia
mendirikan dua kumparan kawat di atas sebuah meja yang satu sama lain terpisah
sejauh hampir satu meter. Satu lingkaran kawat memiliki bola lampu di ujungnya,
sedangkan kawat kedua berperan semacam antena yang terhubung dengan sumber arus
listrik. Ketika sumber arus dihidupkan, lampu itu menyala begitu saja. Ketika
digeser menjauhi antena, lampu tersebut padam.
WREL
hanya bersandar pada prinsip resonator, prinsip yang sama dengan yang berlaku
ketika suara seorang penyanyi mampu membuat meretakkan kaca gelas. Dalam hal
ini, pita suara penyanyi itu berfungsi sebagai pemancar atau resonator,
sedangkan gelas ataupun lingkaran kawat pada lampu berperan sebagai penerima
yang menyerap frekuensi pancaran resonator yang sama dengan miliknya.
Marin
Soljacic, fisikawan MIT, yang menemukan fenomena induksi resonansi frekuensi
itu lalu mempublikasikannya lewat jurnal Science. Soljacic menangkap fenomena
yang diberinya nama WiTricity itu pada tengah malam ketika tidurnya terganggu
untuk kesekian kalinya oleh "raungan" baterai ponsel milik sang istri
yang minta diisi ulang.
"Setiap
pukul 02.00 ia akan berbunyi keras sekali sampai saya akhirnya berpikir bisakah
ponsel itu mengurus dirinya dengan mengisi ulang energi baterainya
sendiri?" tutur Soljacic.
Sebenarnya,
ada banyak cara yang bisa digunakan Soljacic untuk menuangkan ide aliran
listrik tanpa kabel itu. Tapi semuanya dirasa tidak efektif. Gelombang radio,
misalnya, memang bisa memindahkan energi tingkat rendah, tapi arahnya omni
alias tersebar ke segala arah.
Lewat
bantuan medan magnet, Soljacic dan timnya bisa membuktikan bahwa sebuah bola
lampu 60 watt bisa dihidupkan hanya dengan bantuan kumparan kawat. Lampu bahkan
tetap menyala ketika sebilah papan menghalanginya dari kumparan kawat yang
berperan sebagai resonator. Tapi, efisiensi dari transmisi yang
dibangkitkan Soljacic dan timnya
di MIT masih 40-50 persen.
Rattner
dan Intel mengumumkan bahwa efisiensi itu sudah meningkat menjadi 75 persen.
Dengan efisiensi yang tergolong tinggi itu dan kemampuan menghidupkan bohlam
lampu yang sejatinya lebih
banyak membutuhkan energi daripada laptop pada umumnya,
sebuah dunia tanpa kabel sudah bisa dibayangkan.
Sejauh
ini Intel--raksasa pembuat chip yang berbasis di Santa Clara--sudah mulai
menyiasati agar medan elektromagnetik nantinya tidak merusak komponen lain di
komputer. Bahkan, teknologi ini nanti bisa menjadi satu paket di permukaan meja
di rumah dan kantor-kantor.
"Bukan
cuma lampu dan laptop, semua peralatan yang menggunakan baterai tinggal Anda
letakkan di sana dan mereka akan menyerap energi listrik sendiri," tutur
Rattner.
Aplikasinya
malah bisa "tumpah" hingga ke jalan tol yang bisa terus men-charge
baterai mobil listrik, atau menyusup ke dalam organ manusia dengan membebaskan
alat-alat pemacu jantung dari kebutuhan baterai yang baru.
Tetapi, semua itu mungkin masih
terlalu jauh. Josh Smith, anggota tim peneliti di Intel, menyatakan bahwa
pengembangan sebuah sistem wireless energy port itu masih sangat awal.
"Masih butuh banyak riset sebelum bisa memasarkannya," kata dia.
"Saat
itu, Anda baru bisa memotong kabel terakhir setelah kita sudah memiliki e-mail
dan Internet nirkabel yang sangat menyenangkan," Smith menambahkan.
Para peneliti
di Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, sukses menguji
sebuah sistem transfer listrik tanpa menggunakan jaringan kabel. Karena tidak
lagi merambati kabel tembaga, arus listrik itu jadi seperti melompat secara
ajaib.
Intel
menunjukkan bahwa sistem itu bisa dipertajam lagi lewat daya jangkau resonansi
dan efisiensi penyerapan energinya. "Trik listrik tanpa kabel ini bukan
sekadar apakah Anda bisa membuatnya. Ini adalah soal apakah Anda dapat
membuatnya aman dan efisien," kata Josh Smith. Intel semakin membuka
jalan WREL--atau WiTrinity versi MIT-untuk bisa digunakan di bandara atau gedung umum.
Teknologi yang sama juga bisa ditanam dalam komponen komputer seperti monitor
yang memungkinkan memancarkan listrik untuk digunakan oleh gadget yang lain di
sisi monitor itu.
Sistem
wireless power secara umum adalah "menembakkan" arus listrik dari
unit pemancar ke penerima (receiver). Sistem ini bukanlah baru. Di awal abad
ke-20, inventor Nikola Tesla sudah mencobanya, tapi eksperimen-eksperimennya
keburu terhenti karena kehabisan modal. Sistem isi ulang baterai secara magnetik
saat ini bahkan sudah digunakan dalam beberapa perlengkapan konsumen seperti
sikat gigi listrik. Tapi, kelemahannya, unit receiver-nya masih terpaku di satu
tempat saja.
Intel
sebenarnya sudah berhasil membuat arus listrik itu melompat lebih jauh sehingga
sistem yang sudah ada saat ini menjadi lebih menyenangkan. Tapi, Intel
menyatakan risetnya itu belum selesai, setidaknya sampai 2050 nanti. Meskipun bisa dimanfaatkan untuk
berbagai perangkat, Intel juga memilih fokus dulu untuk sebuah charger baterai
laptop.
WildCharge,
sebuah perusahaan yang berbasis di Colorado, misalnya, harus merilis backplate
khusus, masing-masing untuk Motorola RAZR, iPod Nano, dan Blackberry. Selain
itu, ada pula Fulton Innovation, perusahaan lainnya di Amerika Serikat, yang
mengincar pasar tatakan khusus di dasbor yang bisa menggenggam telepon seluler
sekaligus mengisi ulang baterainya.
PENULIS : WINDY IRMA SAFITRI