Keefektifan Pergantian Kurikulum Pada Pergantian Menteri Baru
Rabu, 25 Desember 2019
Edit
KEEFEKTIFAN PERGANTIAN
KURIKULUM PADA SETIAP PERGANTIAN MENTERI
Kurikulum adalah suatu
konsep acuan pembelajaran pendidikan yang berisikan bahan ajar yang
diprogramkan dan pengalaman ajar yang diprogramkan. Keberadaan kurikulum dalam
pendidikan sangat penting karena menentukan arah dan tujuan dari program
pendidikan. Selain itu, kurikulum dapat dijadikan sebagai suatu upaya untuk
pemerataan pendidikan di Indonesia. Artinya dengan dengan menetapkan kurikulum
nasional maka hasil capaian pembelajaran yang diterima siswa dari ujung timur
wilayah Indonesia hingga ujung barat wilyah Indonesia sama.
Dalam perjalanan sejarah
sejak 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan,
yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013.
Pergantian kurikulum ini disebabkan adanya konsekuensi logis dari perubahan
politik, sosial budaya dan kemajuan teknologi. Walaupun mengalami perubahan,
kurikulum selalu dibuat dari landasan yang sama yaitu Pancasila dan UUD 1945.
Perubahan kurikulum hanya berada pada konteks aspek-aspek kompetensi yang
diharapkan ada pada siswa.
Beberapa tahun ini
Indonesia sering mengalami perubahan kurikulum. Lebih tepatnya perubahan
kurikulum terjadi ketika adanya pergantian menteri pendidikan. Pergantian
kurikulum ini bagaikan tugas pertama yang diemban oleh menteri pendidikan yang
baru. Pergantian kurikulum merupakan suatu upaya yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pada setiap tahun, kompetensi yang
dibebankan kepada siswa semakin meningkat karena semakin berkembangnya zaman
siswa akan selalu dituntut untuk cerdas, kreatif dan inovatif.
Sebagai contoh
perbedaan mendasar yang ada pada kurikulum 2006 KTSP dengan kurikulum 2013.
Pada kurikulum KTSP siswa diminta untuk menghafal materi sedangkan pada
kurikulum 2013 siswa akan diminta untuk menganalisis suatu persoalan untuk
ditemukan solusinya. Selain itu pada kurikulum KTSP system pembelajarnnya
berupa teacher center yaitu dimana guru lebih aktif dalam pembelajaran sedangkan
padakurikulum 2013 menerapkan system student center dimana siswa dituntut untuk
lebih aktif dan guru diposisikam sebagai fasilitator pembelajaran.
Perubahan kurikulum tidak
selalu disabut positif oleh masyarakat. Walaupun pada hakikatnya perubahan
kurikulum merupakan suatu wujud kepedulian pemerintah terhadap pendidikan. Bagi
siswa perubahan kurikulum dirasa cukup merepotkan mereka. Untuk awal percobaan
penerapan kurikulum baru mereka merasa menjadi kelinci percobaan. Karena mereka
akan kebingungan dengan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum baru
karena terkadang percobaan kurikulum baru hanya mengambil sampel sekolah yang
berada di kota yang fasilitasnya lebih memadai.
Selain para siswa, guru
juga akan merasa kebingungan karena terkadang perubahan kurikulum menuntut para
guru untuk memberikan konsep-konsep pembelajaran yang disesuaikan dengan system
pembelajaran kurikulum baru tanpa adanya sosialisasi. Contohnya pada kurikulum
2013 guru diwajibkan untuk memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran.
Untuk guru baru yang usianya reatif muda ini bukan merupakan suatu masalah.
Tetapi untuk guru senior ini merupakan suatu masalah karena hal tersebut belum
terbiasa bagi para guru senior.
Penerapan kurikulum juga
terkadang cukup membingungkan. Sebagai contoh pada kurikulum 2013 siswa
dituntut untuk lebih aktif daripada guru. Guru diposisikan sebagai fasilitator
pendidikan. Sering kali cara yang dilakukan para guru untuk mengaplikasikan sistem
tersebut yaitu dengan meminta siswa presentasi dengan media power point. Di akhir
presentasi guru hanya membenarkan sesuatu yang dianggap kurang tepat dan
memberikan kesimpulan mengenai materi yang dibahas. Pada pembelajaran fisika
hal tersebut sulit untuk diterapkan.
Jika siswa diminta untuk presentasi
menjelaskan mengenai konsep fisika, pembelajaran akan semakin tidak efektif.
Karena belum tentu siswa yang melakukan presentasi paham terhadap konsep
tersebut terlebih siswa yang mendengarkan presentasi temannya. Pembelajaran
fisika lebih efektif jika menggunakan cara lama dimana guru berperan aktif
dengan memberikan penjelasan kemudian siswa diberi latihan penyelesaian soal
untuk memperdalam konsep materi yang telah diberikan.
Dari uraian diatas, dapat
diketahui bahwa pergantian kurikulum merupakan suatu inovasi pendidkan yang
dilakukan pemerimtah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Tetapi
jika perubahan kurikulum tersebut dilakukan terlalu sering dalam jangka waktu
yang relatif singkat maka akan membuat kebingungan dari pihak-pihak yang berkecimpung
langsung dalam proses pembelajaran seperti guru dan siswa. Banyak para ahli
yang berpendapat bahwa lebih baik menaikkan kompetensi guru daripada haru
mengganti kurikulum.
Penulis : Noer_Fadzillah