MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 9 KEGIATAN REMIDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
Sabtu, 26 Oktober 2019
Edit
TUGAS KELOMPOK STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 9
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
Oleh:
1. DINI LADY PUSPITHA (837380928)
2. HERMIN NURANIFAH (837413621)
3. SEPTIYAN DIAN TRISTIANA (837383916)
4. WIDIANTO HARI WIDODO (837413581)
PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI UNIVERSITAS TERBUKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA POKJAR JOMBANG 2016
MODUL 9 : KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KB 1 : Kegiatan Remedial
A. Hakikat, Tujuan,
Dan Fungsi Kegiatan Remedial
1. Hakikat Kegiatan Remedial
Dalam Random House Webster’s College Dictionary (1991), Remedial diartikan
sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah
kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik
dalam suatu bidang tertentu.Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran,
kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil.Dari pengertian
tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan
remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa
yang mengalam kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan.
Her (ujian ulang) dapat dianggap sebagai remedial, apabila sebelum her
diberikan, guru melaksankan kegiatan pembelajran yang membantu siswa memahami
materi pelajaran yang belum dikuasainya sehingga siswa menguasai kompetensi
yang diharapkan.Tetapi, apabila guru langsung memberikan ujian ulang tanpa
melakukan pembelajaran tambahan yang membantu siswa mengatasi kesulitan yang
dihadapinya maka pelaksanaan her tersebut tidaklah termasuk kegiatan remedial.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam menguasai materi pelajaran.
2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan
Remedial
Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajran biasa,
yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial
bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui
kegiatan pembelajaran tambahan.
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar,
kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses
pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi remedial dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut
adalah fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan
terapeutik.
a. Fungsi Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi
korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru
memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Misalnya,
guru mengetahui bahwa yang menyebabkan siswa belum menguasai materi pelajaran
adalah karena kurangnya kesempatan untuk berlatih maka guru harus memperbaiki
kegiatan pembelajarannya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih.Atau apabila siswa tidak menguasai materi karena penjelasan guru
terlalu abstrak maka guru harus menggunakan berbagai metode dan media yang
mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep yang dibahas.
b. Fungsi Pemahaman
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remedial
akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru,
untuk melaksanakan kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus memahami
kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yanng dilaksanakannya, serta
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Berdasarkan
hasil pemahaman ini, guru memperbaiki kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakannya.
Dengan kegiatan remedial siswa akan lebih memahami kelabihan dan kelemahan cara
belajarnya. Sebelum kegiatan remedial, guru mengajak siswa mengevaluasi
kegiatan belajarnya.Apakah mereka memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan
tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh? Dengan pemahaman ini siswa
diharapkan akan memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat menjadi
lebih baik.
c. Fungsi Penyesuaian
Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan
remedial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Karena semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik individu siswa, proses pembelajaran tidak akan menjadi
beban bagi siswa melainkan siswa akan termotivasi belajar dengan giat.
d. Fungsi Pengayaan
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena
melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar. Dalam kegiatan
remedial guru dapat meminta siswa untuk membaca buku lain yanng ada kaitannya
dengan materi yang belum dipahami. Guru juga menerapkan metode mengajar dan
alat bantu yang bervariasi. Misalnya, membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam menguasai materi, guru dapat meminta siswa untuk diskusi atau kerja
kelompok atau mungkin dengan menggunakan alat peraga yang bervariasi. Kegiatan
tersebut merupakan pengayaan dalam proses pembelajaran.
e. Fungsi Akselerasi
Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran
karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasan siswa
terhadap materi pelajaran dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran.
Tanpa remedial siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman akan tertinggal
oleh temannya yang telah menguasai materi pelajaran.
f. Fungsi Terapeutik
Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remedial
guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek
sosial-pribadi. Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam
belajar sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan
teman-temannya.Dengan membantu mencapai prestasi belajar yang lebih baik
melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa
percaya diri.
Itulah 6 fungsi kegiatan remedial dalam proses pembelajaran. Dari uraian di
atas jelaslah bahwa kegiatan remedial memiliki fungsi penting dalam membantu
pengembangan kemampuan siswa secara optimal.
3. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa.
Guru harus merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih
dan mengorganisasikan materi pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih
dalam, kedua bentuk pembelajran tersebut berbeda.Perbedaan kegiatan remedial
dengan pembelajaran biasa.
Agar menjadi lebih jelas, marilah kita kaji perbedaan
kegiatan remedial dari pembelajaran biasa dengan menganalisis komponen-komponen
suatu pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah:
a. Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk
mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan.Dalam pembelajaran biasa,
tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa.Jadi,
bersifat klasikal.Sementara itu, dalam kegiatan remedial tujuan pembelajaran
yang dirumuskan guru bersifat individual, tergantung pada kesulitan siswa.
Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada kompetensi atau
tujuan pembelajaran yang belum dikuasai.
b. Materi Pembelajaran
Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan
diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi
yang dibahas dalam remedial akan berbeda antara materi untuk siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda dari kegiatan
pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah
seluruh siswa. Guru memperlakukan siswa semua sama. Sementara itu, dalam
kegiatan remedial, pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki
kesulitan belajar tertentu.Kegiatan remedial ini dapat dilakukan secara
individu atau kelompok sesuai dengan kesulitan dan karakteristik siswa yang
mengikuti kegiatan remedial.
d. Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.Alat evaluasi
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan
dalam kegiatan remedial alat evaluasiya bersifat individual atau kelompok.
Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa pembelajaran biasa menerapkan
pendekatan klasikal, sedangkan kegiatan remedial menerapkan pendekatan
individual atau kelompok.
B. PENDEKATAN DALAM
KEGIATAN REMEDIAL
Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan
remedial.Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif,
kuratif, dan pengembangan. Berikut ini akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
1. Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial
dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat
preventif dilaksankan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksankan.
Guru yang sudah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui
kelemahan siswanya. Dari beberapa kegiatan guru mengetahui bahwa siswa A
mempunyai kelemahan dalam mengerjakan soal-soal matematika sehingga guru
memberi kesempatan untuk berlatihh lebih banyak lagi. Bagi yang belum banyak
pengalaman, anda dapat menggunakan jenis alat evaluasi pretest.
Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan guru sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil pre-test guru dapat
mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang mampu menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan lebih cepat, kelompok yang sesuai dengan waktu
yang ditetapkan, dan yang tidak akan mampu menguasai kompetensi sesuai waktu
yang ditetapkan. Kegiatan remedial yang diberikan kepada siswa yang tidak mampu
menguasai kompetensi dengan waktu yang disediakan disebut remedial bersifat
preventif.
2. Pendekatan Yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan
remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa
mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan remedial yang bersifat kuratif
dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa
diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi
minimal yang telah ditetapkan.
3. Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial
dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pemebelajaran biasa. Melalui
kegiatan remedial yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap
dan segera dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
C. JENIS-JENIS
KEGIATAN REMEDIAL
Berikut ini beberapa bentuk kegiatan remedial yang dapat dilaksanakan guru
(Suke, 1991):
1. Mengajarkan Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum
dipahami atau dikuasai siswa.Saat menjelaskan materi tersebut, guru harus
berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa.
2. Menggunakan Alat Peraga
Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, guru sebaiknya
menggunakan alat peraga dan memberi kesempatan siswa untuk menggunakan alat
peraga tersebut.
3. Kegiatan Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa
mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut.Yang perlu
diperhatikan guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial ialah
dalam menentukan anggota keompok.
4. Tutorial
Kegiatan tutorial ialah guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk
membantu siswa menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi
untuk membantu adik kelasnya.
5. Sumber Belajar Yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan tutorial, guru juga
dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan. Guru meminta siswa untuk mengunjungi saatu instansi
tertentu yang berkaitan dengan materi yang belum dikuasainya.
D. PRINSIP PELAKSANAAN
REMEDIAL
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial (Suke, 1991) :
1. Guru harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial
sesuai dengan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
2. Bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan
yang dihadapi siswa. Tugas atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan remedial
jangan terlalu banyak.
3. Dalam menentukan kegiatan remedial guru hendaknya
mempertimbangkan jenis kesulitan yang dihadapi siswa serta faktor
penyebab kesulitan tersebut.
4. Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya
mengharapkan siswa akan mampu menguasai kompetensi yang belum dikuasainya,
tetapi juga timbulnya motivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat dan
lebih tekun sehingga untuk menguasai kompetensi berikutnya siswa diharapkan
tidak akan mengalami kesulitan.
E. PRINSIP PEMILIHAN
KEGIATAN
Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan metode yang
akan diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
1. Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang
mempunyai daya tangkap lemah.
2. Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan
memperhatikan kekuatan yang dimiliki siswa diharapkan siswa akan dapat lebih
cepat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih
mengenal gaya belajar setiap siswa.
3. Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama
bagi siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar.
F. PROSEDUR KEGIATAN
REMEDIAL
Langkah-langkah kegiatan remedial :
1. Analisis Hasil Diagnosa
Melalui kegiatan diagnosa, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat
bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah
siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan
tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar.
2. Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus
mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus
diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan
oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.
3. Menyusun rencana Kegiatan Remedial
Setelah kita mengetahui siswa yang perlu mendapatkan kegiatan remedial dan
kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai setiap siswa serta faktor penyebab
kesulitan. Selanjutnya kita menyusun rencana pembelajaran sebagai berikut :
a. Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b. Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi
c. Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan
masalah dan faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa.
d. Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan remedial
e. Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
4. Melaksanakan Kegiatan Remedial
Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena
itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam
belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.
5. Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita
harus melaksanakan penilaian.
MODUL 9 : KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KB 2 : Kegiatan
Pengayaan
A. HAKIKAT KEGIATAN
PENGAYAAN
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok
cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki
pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan pengayaan ini berkenan dengan kegiatan pendalam materi pelajaran yang
sedang dipelajari, bukan pembahasan materi pelajaran baru.
Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar
yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
B. JENIS KEGIATAN
PENGAYAAN
Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan
individual. Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar
mandiri. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan
kegiatan remedial.Yang penting, kegiatan pengayaan hendaklah merupakan kegiatan
yang menyenangkan dan merangsang kreatifitas siswa. Kegiatan yang dapat
dirancang dan dilaksanakan guru :
1. Tutor Sebaya
Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan
meningkat karena di samping mereka harus menguasai konsep atau ide yang akan
dijelaskan mereka juga harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep atau ide
tersebut. Untuk dapat berperan sebagai tutor yang baik, siswa harus mampu
memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh temannya, mampu memandang
suatu konsep atau ide dari berbagai sudut pandang. Melalui tutor sebaya, siswa
kelompok cepat dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran di
samping mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.
2. Mengembangkan Latihan
Siswa yang cepat dalam belajar dapat diminta untuk membuat soal-soal latihan
untuk dikerjakan oleh teman-temannya.Soal-soal yang dikembangkan tersebut harus
disertai dengan kunci jawaban.
Memberikan kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek.Kegiatan ini dapat
dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan.
3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang
berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan suatu yang menarik bagi siswa
kelompok cepat.Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya
tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
4. Melakukan Proyek
Memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek atau laporan,
melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat. Mereka akan
berusaha untuk mempelajari materi pelajaran berikutnya dengan baik sehingga
mereka akan mendapat kesempatan lagi untuk melakukan proyek
5. Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa yang
memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Di samping mereka berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan yang
diberikan, melalui kegiatan ini mereka juga akan belajar satu sama lain dengan
membandingkan strategi atau teknik yang mereka pergunakan dalam memecahkan
permasalahan atau permaian yang diberikan.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN
Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan:
1. Faktor Siswa
Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan lebih mendorong siswa
berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, kegiatan pengayaan yang tidak sesuai
dengan minat siswa akan melemahkan semangat siswa dalam mempelajari sesuatu.
Faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan
menurut Arikunto (1986) :
a. Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan
di dalam kelas.
b. Kegiatan yang melakukan aktivitas lebih disukai siswa
daripada hanya dilakukan di belakang meja.
c. Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang
minat siswa daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
d. Kegiatan yang cept menunjukkan hasil lebih disukai siswa
daripada kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.
2. Faktor Manfaat Edukatif
Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan
nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.
3. Faktor Waktu
Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan kebutuhan siwa
dan juga dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu pengayaan sudah habis, siswa
hendaknya telah menguasai materi pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat
melihat hasilnya.