MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD MODUL 3 PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR
Sabtu, 26 Oktober 2019
Edit
TUGAS
KELOMPOK
EVALUASI
PEMBELAJARAN DI SD
MODUL
3
PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF
Disusun
Oleh:
1.
DINI LADY PUSPITHA (837380928)
2.
HERMIN NURANIFAH (837413621)
3.
SEPTIYAN DIAN TRISTIANA (837383916)
4.
WIDIANTO HARI WIDODO (837413581)
MODUL
3
PENGEMBANGAN
ASESMEN ALTERNATIF
Kegiatan Belajar 1 : Pengembangan Asesmen Alternatif
A. LATAR
BELAKANG
Pada penggunaan asesmen
alternatif hanya menggunakan tes tertulis (paper and pencil test) Test
tertulis hanya dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif
dan ketrampilan sederhan namun tidak dapat mengukur hasil belajar yang
kompleks. Namun dalam kenyataannya tes ini dilakukan tanpa memperhatikan proses
pembelajaran . Yang membuat tes ini tidak hanya guru asli tetapi dapat
dilakukan oleh guru lain asalkan guru tersebut mengethui kompetensi dasar yang
akan dicapai dan menguasai materi. Didalam tes ini berorientasi pada pencapaia
hasil belajar siswa bukan pada proses belajar. Kelemahan yang timbul dalam
proses tes ini dalam pembelajaran yang dikenal dengan asesmen alternatif.
B. KONSEP
DASAR ASESMEN ALTERNATIF
Penilaian
asesmen merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem
pendidikan secara keseluruhan. Ada beberapa istilah dalam asasmen yaitu traditional assesment , performance
assesment , authentic assesment , potofolio assesment , achievement assesment
dan alternative assesment .
a) Traditional
assesment mengacu pada tes tulis
b) Performance
assesment yaitu siswa diminta untuk kinerja nyata dalam dalam
penyelesaian
tugas.
c) Authentic
Assesment yaitu penerepan siswa diluar sekolah berdasarkan
kemampuannya.
d) Portofolio
assesment yaitu kumpulan hasil karya siswa.
e) Achivement
assesment tes yaitu tulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa.
f) Alternative
assesment tes yang tidak hanya dengan tes tulis namun merupakan
alternatif
dari asesmen traditional.
C. LANDASAN
PSIKOLOGIS
Assesment alternatif
tidak hanya menilai hasil/produk belajar saja namun menilai proses belajarnya
juga. Assesment alternatif juga mengacu dari beberapa teori diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Teori
Fleksibilitas Koqnitif dari R.Spiro (1990)
Teori
ini menyatakan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur.
2. Teori
Belajar Bruner (1996)
Mengatakan bahwa belajar ialah suatu
proses aktif dilakukan siswa dengan cara mengkontruksi sendiri gagasan baru
,pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Dalam teori ini diharapkan siswa dapat
menerapkan kempuannya kedalam hal yang lebih luas.
3. Generative
Learning Model dari Obsorne dan Ittrock (1983)
Menjelaskan
bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif membentuk dan
menginterpretasikan sesuatu.Lebih ke fungsi otak beserta fungsinya.
4. Experiental
learning theory dari C.Rogers (1969)
Teori
yang membedakan dua jenis belajar yaitu cognitive learning (pengetahuan) dan
experiental learning (pengalaman).
5. Multiple
Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)
Suatu kemampuan seseorang yang digunakan
untuk memecahkan masalah atau kemampuan untuk menunjukkan suatu produk yang
dihargai oleh suatu budaya.
D. KEUNGGULAN
DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF
1. Keunggulan
asesmen alternatif :
a. Dapat
menilai hasil belajar yang kompleks
b. Menyajikan
hasil penilaian yang lebih kongkrit,langsung dan lengkap.
c. Meningkatkan
motivasi siswa
d. Mendorong
pembelajaran dalam situasi yang nyata.
e. Siswa
mampu mengevaluasi diri sendiri terhadap hasil karyanya sendiri.
f.
Membantu guru untuk
menilai efektifitas pembelajaran yang dilakukan.
g. Membantu
memecahkan masalah yang dihadapi di kehidupan sehari hari
2. Kelemahan
asesmen alternatif :
a. Membutuhkan
banyak waktu
b. Adanya
unsur subyektif dalam penilaian
c. Ketetapan
penskoran rendah
d. Tidak
tepat untuk kelas besar
MODUL
3
PENGEMBANGAN
ASESMEN ALTERNATIF
Kegiatan Belajar 2 : Asesmen Kinerja
Struktur
Asesmen kinerja Terdiri dari tugas (Task) dan kinerja penilaian (Rubric).
Informasi kinerja siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis tugas atau tagihan
antara laincomputer adaptive testing , tes uraian , tugas individu , tugas
kelompok , dan sebagainya.
Langkah-langkah yang harus
diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah :
1. Mengidentifikasi
pengetahuan dan ketrampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan
tugas tersebut.
2. Merancang
tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir
dan ketrampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasaan yang
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3. Menetapkan
kriteria keberhasilan. Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru
selanjutnya adalah menetapkan kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai
patokan untuk menilai kinerja siswa.Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya
secara rinci sehingga dapat menilai setiap kinerja yang diharapkan. Kriteria
tersebut diperlukan agar guru dapat memberikan penilaian yang obyektif.Sebelum
tugas dan rubrik digunakan , kita perlu menilai kualitas rubrik dan tugas yang
telah kita buat.
Berdasarkan jenisnya
ribrik dibedakan menjadi dua yaitu , holistic rubric dan analytic rubric.
Hoslistic rubric merupakan rubrik yang dimensi atau aspek yang akan dinilai
serta deskripsinya dibuat secara umum. Karena sifatnya seperti itu,holistic
rubric dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kinerja. Sedangkan analitic
rubric merupakan rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya serta deskripsi
setiap aspeknya dibuat lebih rinci. Karena sifatnya yang seperti itu , analythic
rubric hanya dapat digunakan untuk menilai kinerja tertentu.
MODUL
3
PENGEMBANGAN
ASESMEN ALTERNATIF
Kegiatan
Belajar 3 : Asesmen Portofolio
A. Pengertian
Dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya
siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan
kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
Menurut
Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan
perkembangan hasil belajar siswa.
·
Menunjukkan perkembangan
atau perubahan kinerja siswa
·
Membantu mengembangkan
proses keterampilan seperti self evaluation (evaluasi diri) dan perumusan
tujuan
2. Menunjukkan
kemampuan siswa
·
Menunjukkan kinerja siswa
pada akhir semester dan akhir tahun
·
Menyiapkan hasil kerja
terbaik untuk ditunjukkan kepada orang lain
3. Menilai
keseluruhan hasil belajar siswa
·
Menyiapakan karya siswa
untuk memperoleh nilai akhir
·
Menyimpan perkembangan
karya siswa untuk mencapai kriteria yang telah ditetapkan
Sedangkan
asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara murid
dengan guru. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa
yang terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu
untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya. Kumpulan hasil karya tersebut
digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa mampu mengenal
kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan.
B. Perencanaan
Portofolio
Menurut
Shaklee (1997) delapa pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan
portofolio adalah:
1. Menentukan
kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan
kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat
diamati. Kriteria atau standar tersebut harus sesuai dengan umur, kelas dan
materi yang akan dinilai
3. Menggunakan
kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum.
4. Menentukan
orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan portofolio
siswa. Stakeholders yang terpenting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa,
teman sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan
jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan
cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan
7. Menetukan
sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi
dan asesmen portofolio.
8. Mengatur
bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat membandingkan.
Pelaksanaan
Portofilo
Berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas guru
kemudian adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah:
1. Mendorong
dan memotivasi siswa.
Memberi dorongan,
semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan karya terbaik. Tugas
portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan kondisi yang nyata pada
kehidupan siswa.
2. Memonitor
pelaksanaan tugas.
Guru perlu melakukan
pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan permasalahan yang dihadapi
siswa. Berilah komentar terhadap karya
siswa. Mintalah juga siswa untuk memberi komentar terhadap hasil karyanya
sendiri. Komentar yang diberikan oleh siswa sendiri terhadap hasil karyanya
diharapkan dapat digunakan utuk memperbaiki kelemahan dan hambatan yang dialami
siswa. Hasil monitoring yang dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai
bahan bagi pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh gambaran yang utuh
mengenai kemampuan siswa, guru perlu juga mengadakan pertemuan dengan orang tua
siswa. Guru dapat meminta siswa masukkan dari orang tua siswa tentang aktivitas
siswa di rumah. Orang tua daoat memberikan masukkan tersebut secara lisan atau
tertulis.
3. Memberikan
umpan balik.
Umpan balik dapat berupa
komentar terhadap karya sswa yang bersifat kritis dengan tujuan untuk
memperbaiaki atau meningkatkan kemampuan siswa.
4. Memamerkan
hasil portofolio siswa
Pamerkanlah hasil karya
siswa yang mengundang stakeholders yang berhubungan langsung dengan fortofolio.
Pengumpulan
Bukti Portofolio
Beberapa
guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk setiap siswa. Satu portofolio
disimpan sebagai bukti akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi
digunakan sebagai portofolio yang terus dikembangakan oleh siswa. Setiap satu
minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa
kemudian memperbaikinya. Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih
hasil perbaikan pekkerjaan untk dikumpulkan dan disimpan ke dalam folder
sebagai bukti perkembangan karya siswa.
Tahap
peilaian
1. Penilaian
dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara
guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2. Kriteria
penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada perubahan
atau ada persepsi yang berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut maka
masalah tersebut harus dibicarakan bersama – sama antara guru dengan murid pada
waktu pertemuan berkala yang telah dirancang.
3. Hasil
penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya.
4. Penilaian
dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan.
MODUL
3
PENGEMBANGAN
ASESMEN ALTERNATIF
Kegiatan
Belajar 4 : Penilaian Ranah Afektif
A. Konsep
dasar
Kemampuan
efektif meruapakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan
oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif
terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut
sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun
para guru sadar akan hal ini tetapi belum banyak tindakan yang dilakukan guru
untuk meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif terhadap mata
pelajaran. Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih di dominasi pada
pengembangan ranah kognitif. Menurut
Krathwohl (dalam Groundlund and Linn, 1990), ranah fektif terdiri atas 5 level
yaitu:
1. Receiving
merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus
misalnya aktifvitas dalam kelas, buku atau musik.
2. Responding
merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari. Hasil
pembelajaran pada level ini menekankan pada perolahan respon, leinginan memberi
respon, atau kepuasan dalam memberi respon.
3. Valuing
merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai, keyakinan atau sikap dan
menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization
merupakankemampuan anaka untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan yang lain
dan konflik antar nilai internal dan konsisten.
5. Characterization
merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah
memiliki sistem sudah memiliki sistem nilai yang mampu mengendalikan perilaku
sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Karakteristik yang
penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
1) Sikap
Proses pembelajaran
dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap siswa dari sikap
negatif menjadi sikap positif.
2) Minat
Menurut Getzel, minat
adalahsuatu disposisi yang terorganisir melaluipegalaman yang mendorong
sesorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan
untuk tujuan memperoleh sesuatu.
3) Konsep
diri
Dengan mengetahui
informasi konsep diri setiap siswa, sekolah diharapkan mampu menyediakan
lingkungan belajar yang kondusif serta memotivasi siswa dengan tepat.
4) Nilai
Sekolah perlu membantu
siswa untuk menentukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa agar siswa
mampu mencapai kebahagiaan diri dan mampu memberikan hal yang positif bagi
masyarakat.
B. Beberapa
Cara Penilaian Ranah Afektif
Menurut
Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengamatan
langasung
Yaitu dengan
memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap sesuatu,
benda, orang, gambar atau kejadian.
2. Wawancara
Dilakukan dengan
memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
3. Angket
atau kuisioner
Merupakan suatu perangkat
pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan
petanyaan atau pilihan bentuk angka
4. Teknik
proyektil
Merupakan tugas atau
pekerjaan yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa diminta untuk
mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannnya.
5. Pengukuran
terselubung.
Merupakan pengamatan
tentag sikap dan tingkah laku sesorang dimana yang diamati tidak tahu bahwa ia
sedang diamati.
C. Langkah
– Langkah Pengembangan Instrumen Afektif
Sama
seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada umumnya, pengembangan alat ukur
afektif dimulai dengan:
1.
Merumuskan tujuan
pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur
afektif bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan siswa. Hasil pengukuran
nilai berupa nilai dan keyakinan siswa yang positif dan negatif. Sekolah
berkewajiban mengembangkan nilai dan keyakinan siswa yang positif dan
menghilangkan nilai dan keyakinan yang negatif.
2.
Mencari definisi
konseptual dari afektif yang akan diukur
Pencarian definisi
konseptual dapat anda lakukan dengan mencari buku teks yang relevan.
3.
Menentukan definisi
operasioan dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi
oprasional dimaksudkan untukl menentukan cara pengukuran definisi konseptual
4.
Menjabarkan definisi
operasioan variabel sesuai dengan jumlah indikator
Ketepatan pengukuran
ranah afektif sangat ditentukan oleh kemamouan penyusun instrumen (guru atau
peneliti) dalam membuat atau merumuskan indikator
5.
Menggunakan indikator
sebagai acuan menulis pertanyaan dalam instrumen
Penulisan instrumen dapat
dilakukan dengan menggunakan skla pengukuran. Skala pengukuran yang paling
banyak digunakan adalah skala pengukuran Liekert. Skala liekert merupakan salah
satu jenis skala pengukuran rafnah afektif yang terdiri dari sejimlah
pertanyaan yang diikutu dengan penilaian responden terhadap setiap pertanyaan
dengan menggnakan lima skala mulai dari yang paling sesuai sampai dengan yang
paling tidak sesuai.
6.
Mengukir kembali setiap
butir pertanyaan
Penelitian kembali
instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah
memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal 2
orang. Berdassarkan masukan dari kedua
ahli tersebut kita sempurnakan instrumen tersebut. Jika langkah ini selesai
dilakukan maka kita siap untk melakukan uji coba lapangan
7.
Melakukan uji coba
Tujuan uji coba adalah
untuk mengetahui apakah perangkat alat ukur tersebut sudah dapat memberikan
hasil pengukuran seperti yang kita inginkan.
8.
Menyempurnakan Instrumen
Pada saat ini sudah
banyak program analisis data yang beredar di pasaran yang dapat kita manfaatkan
untuk mengolah data. Berdasarkan data hasil uji coba kita akan dapat
memperbaiki butir 0 butur pertanyaan yang dianggap lemah.
9.
Mengadministrasikan
Instrumen
Artinya adalah
pengambilan data di lapangan. Untuk mengambil data di lapangan perlu
diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Kesiapan
perangkat instrumen
b. Tenaga
lapangan
c. Kesiapan
responden