MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD MODUL 2 PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR
Sabtu, 26 Oktober 2019
Edit
TUGAS KELOMPOK EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 2 PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR
Disusun Oleh:
1. DINI LADY PUSPITHA (837380928) 2. HERMIN NURANIFAH (837413621) 3. SEPTIYAN DIAN TRISTIANA (837383916) 4. WIDIANTO HARI WIDODO (837413581)
MODUL 2
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR
1. KEGIATAN BELAJAR 1 : KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES
A. Tes Objektif
KEUNGGULAN KELEMAHAN
&
UPAYA UNTUK MEMINIMALKANNYA
1. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah
sampai dengan sedang (ingatan, pemahaman, penerapan).
2. Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat
ditanyakan saat ujian sehingga semua sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP dapat diukur ketercapaiannya.
3. Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat tepat, dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
4. Memungkinkan untuk dilakukananalisis butir soal.
5. Tingkat kesukaran soal dapatdikendalikan.
6. Informasi yang diperoleh lebih kaya 1. Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.
Upaya : agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan penulis harus berorintasi pada kisi-kisi soal.
2. Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga membutuhkan waktu lebih lama.
Upaya : penulis sudah terlatih dengan baik dalam menulis tes objektif.
3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
Upaya : menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan.
4. Anak tidak dapat mengorganisasian , menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal.
Upaya: menggunakan tes uraian
B. Tes Uraian
• Keunggulan :
1. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi
2. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur
dengan tes objektif
3. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat dari pada waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif
4. Menulis tes uraian yang baik relative lebih mudah dari pada menulis tes objektif.
• Kelemahan:
1. Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan
2. Sukar memeriksa jawaban siswa
• Pemberian skor yang kurang Objektif dan kurang Konsisten Dapat Disebabkan Karena
beberapa hal yaitu :
1. Adanya hallo effect
2. Adanya efek bawaan ( carry over effect)
3. Efek urutan pemeriksaan ( order effect)
4. Pengaruh penggunaan bahasa
5. Pengaruh tulisan tangan
• Upaya untuk meminimalkan kelemahan :
1. Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan Saat Ujian Adalah
Membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa ( tes uraian terbatas )
2. Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa hasil ujiantanpa nama.
3. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah :
a. Gunakan tes uraian terbatas
b. Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa
c. Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua
d. Lakukan uji coba pemeriksaan
4. Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan / menutup nama peserta tes
5. Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal no 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal no 2 juga Untuk keseluruh
Siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir
6. Upaya menghindari order effect
adalah dengan berhenti memeriksa jika anda sudah merasa lelah dalam memeriksa.
2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MENGEMBANGKAN TES
A. Tes Objektif
1) Tes benar salah / true false item
Fungsi :
Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
Mengukur kemampuan siswa unuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau opini.
Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Keunggulan : mudah dikonstruksikan, dapat mennanyakan banyak sampel materi, mudah penskoran, tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
Kelemahan : probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%, sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sederhana yaitu aspek ingatan.
2) Tes menjodohkan / matching exercise
Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban / respon.
Keunggulan : mudah dibuat, mudah penskorannya, dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada siswa.
Kelemahan : butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
3) Tes pilihan ganda / multiple choice
Ragam tes pilihan ganda :
a. Melengkapi pilihan ( ragam A)
Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.
b. Hubungan antarhal (ragam B)
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan dengan kata sebab.
c. Analisi kasus (ragam C)
d. Ganda kompleks (ragam D)
e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )
Mengkonstruksi tes objektif yang baik
a. Saran dalam mengkonstruksi tes B-S
Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari
Pernyataan yang membingungkan/ bermakna ganda.
Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tdk mengukur kompetensi.
Upayakan butir soal tsb menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimaat.
Jumlah jawanan untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
b. Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan
Pernyataan pernyataan dibawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari pernyataan yang homogen.
Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
Penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari premis.
Jika jawaban pada respon berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respon pada halaman yang sama.
c. Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.
Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek kalimat dan pengecoh menarik untuk dipilih.
Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
Hindari penggunaan ungkapan negatif dlm penulisan soal.
Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban salah.
Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.
B. Tes Uraian
# Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu :
1) Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
2) Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
3) Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
4) Gunakan tes uraian terbatas.
5) Usahakan pertnyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
6) Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
7) Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
8) Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
9) Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal dg benar.
# Pedoman penskoran :
1) apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban tersebut harus ditulis.
2) Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.
3) Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
4) Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut.
5) Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.
3. KEGIATAN BELAJAR 3 : PERENCANAAN TES
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain :
a. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan serepresentatif mungkin.
b. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.
c. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
d. Sebaran tingkat kesukaran.
e. Waktu ujian yang disediakan
f. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung waktu ujian yang disediakan.