LAPORAN PENELITIAN AMDAL TUGAS STUDI LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SIDOARJO
Senin, 28 Oktober 2019
Edit
LAPORAN PENELITAN AMDAL BAHAYA PEMBAKARAN PLASTIK DAN KARET BAGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI DUSUN KLAGEN DESA TROPODO KECAMATAN KRIAN
Disusun Oleh :
1. Siti Masruroh (D98215044) 4. Novi Endah A (D98215065)
2. Ummu K. Hanum (D98215046) 5. Sovia Dewi R (D98215070)
3. Zunairokhatur Rizka (D98215047) 6. Tri Irma R. (D98215071)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kesehatan
masyarakat merupakan kondisi ketahanan fisik dan psikis dari suatu komunitas di
daerah tertentu yang merupakan implementasi dari interaksi antara perilaku yang
tercermin dari keebiasaan hidup dengan
kualitas kesehatan lingkunan. Sedangkan kesehatan lingkungan merupakan kondisi
dari berbagai media seperti tanah, air, udara, makanan, manusia, penyakit dan
material yang bersifat fisik, biologik, dan kimia dari kualitas parameter-parameter
lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat.[1]
Udara dimana di
dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran
dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen, 0,93 % Argon,
0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne),
Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara
dikatakan "normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila
komposisinya seperti tersebut di atas. Sedangkan apabila terjadi penambahan
gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka
dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktivitas
perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini
dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan
kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia
yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara.
Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya.
Kemungkinan di suatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan
berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap
kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Tahu merupakan
salah satu makanan wajib yang ada di setiap meja makan orang indonesia karena
tahu dapat diolah menjadi beberapa makanan baru. Ini merupakan salah satu
alasan mengapa banyak bermunculan pengusaha tahu di wilayah Sidoarjo tepatnya di
dusun Klagen desa Tropodo kecamatan Krian, hampir semua warga dusun Klagen
memiliki pabrik tahu, krupuk dan tempe sendiri.
Banyaknya persaingan
yang terjadi saat melakukan bisnis ini membuat para pengusaha harus benar-benar
memilih strategi yang tepat agar bisnisnya tidak mengalami kerugian akibat
tidak menggunakan strategi yang tepat. Strategi itu meliputi perencanaan keuangan,
perencanaan perusahaan, posisi perusahaan yang tepat dan keterkaitan antara
pemilik perusahaan dan karyawan.
Perencanaan
keuangan pengusaha harus benar-benar memperhitungkan dengan seksama agar tidak
ada yang salah, mulai dari membeli bahan baku, bahan bakar, dan lain-lain. Masalah
ini banyak produsen tahu di dusun Klagen yang menggunakan bahan bakar limbah
plastik di proses produksinya. Karena menurut pengusaha penggunaan limbah plastik
sebagai bahan bakar lebih menguntungkan
dari pada menggunakan kayu. Namun mereka tidak memperhitungkan dampak yang
terjadi akibat pembakaran plastik terhadap kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan.
B. Pokok
Permasalahan
1. Bagaimana
dampak pembakaran sampah plastik dalam proses pembuatan tahu terhadap masyarakat
sekitar?
2. Apa
saja upaya yang telah dilakukan oleh pihak dari pengurus desa dalam menangani
pabrik tahu yang menggunakan bahan bakar plastik dan karet?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui dan memahami dampak dari pembakaran sampah plastik dalam proses
pembuatan tahu terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan.
2. Untuk
mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh pihak dari pengurus desa dalam
menangani pabrik tahu yang menggunakan bahan bakar plastik dan karet.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Asap
merupakan uap yang dapat terlihat dari proses pembakaran. Biasanya asap
diperoleh dari hasil pembakaran kayu, tempurung kelapa, sabut, bambu dan
lain-lain. Warna asap pun berbeda-beda tergantung dengan bahan bakar apa yang
digunakan dalam proses pembakaran. Ada asap berwarna putih dan asap berwarna
hitam.
Asap
putih merupakan hasil pembakaran dari bahan yang ramah lingkungan atau dari
alam seperti sabut, kayu, bambu, tempurung kelapa dan lain-lain. Asap putih ini
tidak terlalu membahayakan dibandingkan dengan asap hitam. Asap hitam lebih berbahaya
bila hal tersebut terjadi dari hasil pembakaran plastik dan karet.
Membakar sampah plastik dan karet dapat
membahayakan kesehatan yaitu efek pencemaran udara bagi anak-anak adalah
mengalami gangguan berpikir, daya tangkap lambat, autis, dan memiliki IQ
rendah. Pada masa pertumbuhan fisik akan berdampak pada gangguan pertumbuhan
dan pendengaran. Sementara itu bagi orang dewasa, dampak polusi udara dapat
mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan, gangguan atau sesak nafas,
mengganggu fungsi jantung, ginjal, serta menyebabkan penyakit stroke dan
cancer.
Selain bau yang menyesakkan pernafasan asap hitam dari
pembakaran sampah plastik dan karet dapat melepaskan zat berbahaya seperti
karbon monoksida, dioksin dan fauran, volatil maupun partikel berbahaya
lainnya.
a.
Karbon
monoksida (CO)
Gas CO ini
merupakan jenis zat yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengiritasi namun
bersifat mudah terbakar dan beracun. Sumber penghasil gas monoksida adalah
pembakaran produk-produk alam dan sitesis, asap dari kendaraan bermotor,
pabrik-pabrik yang tidak memasang scruber (penyaring) pada cerobong
asap, dll. Dampak dari keracunan gas CO ditandai dengan sakit kepala, pusing,
dan mual. Keadaan yang lebih berat beruap menurunnya kemampuan gerak tubuh,
serangan jantung, hingga kematian.[2]
b.
Zat
dioksin dan furan
Dioksin
dan furan berasal dari pembakaran limbah rumah tangga maupun industri yang
mengandung senyawa klor seperti industri kimia, pestisida, plastik, dan pulp
kertas.[3] Kedua
zat ini terbukti dapat memicu kanker jika terhirup ibu yang sedang hamil maka
akan mengakibatkan kecacatan janin. Zat dioksin dan furan ini juga mampu
mempengaruhi sistem reproduksi dan hormon tubuh seperti meningkatkan kanker
pada laki-laki dan mempercepat pubertas pada anak perempuan.
c.
Volatil
Volatil
dapat menyebabkan beragam masalah seperti kanker, masalah sistem syaraf hingga
gangguan pernafasan seperti asma, saluran nafas dan penyakit paru-paru kronis.
d.
Partikel
debu
Partikel
debu yang melayang di udara akibat pembakaran sampah plastik dan karet akan mengakibatkan
partikel-partikel kecil masuk kedalam sistem pernafasan atas sampai kebagian
paru-paru terdalam, sehingga menimbulkan infeksi saluran pernafasan, jantung,
bronkitis dan asma.
Pada
dasarnya asap hitam maupun putih memiliki bahaya yang hampir sama. Maka dari
itu asap hasil dari pembakaran harus membumbung tinggi kelangit agar tidak
terhirup kembali oleh manusia, apalagi asap hitam yang bahayanya sudah jelas
bagi kesehatan dan masyarakat sekitar.
BAB
III
METODE
PENGUMPULAN DATA
Pada
penelitian ini membutuhkan sejumlah data-data dalam rangka penulisan laporan
penelitian ini. Ada beberapa alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data,
yaitu: kamera foto, kamera hp, daftar pertanyaan, tripod, vidio dan
dokumentasi. Metode pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
A.
Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui kegiatan, memantau
dan menganalisa secara langsung sehingga akan lebih jelas objek yang diamati.
Observasi dilakukan 2 kali dipabrik tahu, yang pertama dilakukan untuk meminta
perizinan dan melihat kondisi dipabrik tersebut, yang kedua melakukan
pengamatan secara langsung dipabrik tahu.
Tabel 3.1 Kisi-kisi pedoman observasi
Subjek Observasi
|
Indikator
|
Pembakaran Menggunakan Sampah Plastik, karet dan ban bekas
|
Bahan yang digunakan dalam pembakaran.
|
B.
Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data melalui obrolan atau tanya jawab
serta bertatap muka secara langsung, dalam metode wawancara tersebut dilakukan
kepada perangkat desa, pemilik pabrik tahu dan masyarakat.
1.
Kisi-kisi pedoman
wawancara untuk kepala desa sekaligus pemilik pabrik tahu.
Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pemilik pabrik tahu
Komponen
|
Indikator
|
Dampak
|
-
Dampak asap.
-
Pengaruh asap terhadap kesehatan.
-
Solusi alternatif
|
2.
Daftar pertanyaan wawancara untuk kepala desa sekaligus pemilik
pabrik tahu.
Tabel 3.3 Daftar
pertanyaan wawancara untuk kepala desa
sekaligus pemilik pabrik tahu
No.
|
Pertanyaan
|
1
|
Kapan bapak merubah bahan bakar pembuatan tahu?
|
2
|
Darimana bapak mendapatkan kayu untuk menjadi bahan bakar?
|
3
|
Mengapa banyak produsen tahu yang menggunakan plastik sebagai bahan bakar
produksinya?
|
4
|
Upaya apa yang bapak lakukan agar masyarakat (Produsen) tidak lagi
menggunakan plastik sebagai bahan bakarnya?
|
5
|
Apa yang menghambat upaya-upaya tersebut untuk dilaksanakan?
|
3. Kisi-Kisi
Pedoman Wawancara untuk Masyarakat.
Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara
untuk masyarakat
Komponen
|
Indikator
|
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran sampah plastik,
karet dan ban bekas
|
-
Dampak asap.
-
Pengaruh asap terhadap lingkungan dan kesehatan.
|
4.
Daftar pertanyaan
wawancara dengan masyarakat sekitar.
Tabel 3.5 Daftar pertanyaan wawancara
dengan masyarakat sekitar
No.
|
Pertanyaan
|
1
|
Apa bahan bakar dari produksi tahu di pabrik sekitar rumah ibu?
|
2
|
Darimana bahan bakar itu didapatkan?
|
3
|
Apa dampak dari asap hitam hasil dari pembakaran plastik?
|
4
|
Menurut ibu apa masih ada produsen tahu yang menggunakan bahan bakar
selain plastik?
|
BAB
IV
DATA
HASIL OBSERVASI DAN FAKTA
Berdasarkan
hasil observasi tentang pencemaran udara (asap hitam) di dusun Klagen desa
Tropodo kecamatan Krian dapat disimpulkan bahwa, pencemaran udara yang terjadi di
desa tersebut sudah sangat parah dan berakibat pada kesehatan masyarakat
sekitar. Asap hitam yang dihasilkan dari pembakaran limbah plastik, karet dan
ban bekas untuk memasak (produksi) membuat tahu dan menggoreng tahu
menghasilkan asap hitam yang tebal. Bukan hanya itu cerobong asap yang dibuat
oleh pemilik pabrik terlalu rendah, sehingga asap tidak membumbung tinggi ke udara
lalu menghilang, akan tetapi asap tersebut turun ke pemukiman dan terhirup warga.
Akibat
dari asap hitam yang turun kepemukiman, banyak warga yang mengeluh tentang bau
asap, asap yang mengotori rumah dan banyak warga yang mengalami sesak nafas
terutama anak-anak. Pabrik yang menghasilkan asap hitam tebal di dusun Klagen
tidak hanya satu tetapi ada banyak karena disana pembuatan tahu merupakan usaha
home industry.
Asap
tebal tersebut membumbung tinggi saat produksi dilakukan pada pagi hari untuk
membuat tahu dan pada siang hari saat proses menggoreng tahu. Asap hitam turun
sampai ke jalan sehingga mengganggu penglihatan pengguna jalan raya dan udara
disekitar daerah tersebut berbau tidak sedap.
Padahal
sudah ada banner yang dibentangkan di jalan dusun Klagen yang
bertuliskan “STOP, DILARANG MEMAKAI BAHAN BAKAR SAMPAH PLASTIK, BAN BEKAS,
BAHAN KARET SERTA MINYAK GORENG BEKAS / JLATAH UNTUK PROSES GORENG TAHU.
CIPTAKAN LINGKUNGAN SEHAT, BERSIH DAN NYAMAN”. Tetapi banyak produsen pabrik
tidak mengindahkan hal tersebut dan masih terus menggunakan sampah plastik
sebagai bahan bakar produksi.
Gambar 4.3 Banner
mengajak masyarakat berhenti menggunakan bahan bakar plastik dan karet.
Dari
hasil wawancara dengan salah satu perangkat desa Tropodo dan juga masyarakat
sekitar mengatakan bahwa:
1. Instrumen
Wawancara dengan Perangkat Desa
Narasumeber: Bapak Ismail selaku
Kepala Desa Tropodo juga sebagai pemilik pabrik tahu yang bahan bakarnya sudah
diganti dengan kayu.
Tabel 4.1 Hasil wawancara
dengan kepala desa
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Kapan bapak merubah bahan bakar pembuatan tahu?
|
Sekitar satu tahun lalu saya merubahnya dari plastik ke limbah kayu mbak.
|
2
|
Darimana bapak mendapatkan kayu untuk menjadi bahan bakar?
|
Saya membelinya dari pengerajin mebel yang ada disekitar dan juga
pengepul kayu sisa produksi yang gagal dari pabrik.
|
3
|
Mengapa banyak produsen tahu yang menggunakan plastik sebagai bahan bakar
produksinya?
|
Karena mereka menganggap harga kayu mahal dan juga mereka memperhitungkan
untung rugi dari penggunaan bahan bakar. Mereke para pengusaha memilih bahan
bakar plastik karena mudah didapat dan harganya murah.
|
4
|
Upaya apa yang bapak lakukan agar masyarakat (produsen) tidak lagi
menggunakan plastik sebagai bahan bakarnya?
|
Melakukan penyuluhan, menjadikan satu para pengusaha home industry
menjadi BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) agar dapat terkoordinir dengan baik,
membuat spanduk menolak adanya penggunaan bahan bakar plastik, menyediakan
bahan bakar kayu yang terjangkau.
|
5
|
Apa yang menghambat upaya-upaya tersebut untuk dilaksanakan?
|
Kesadaran yang kurang dari produsen bahwa bahan bakar plastik yang
digunakan tidaklah baik bagi kesehatan, para produsen lebih memilih plastik
dan karet karena harganya yang murah akan menghasilkan untung yang banyak
serta masyarakat sekitar yang tidak berani menyuarakan ketidak setujuaannya
dengan penggunaan bahan bakar plastik yang berakibat buruk bagi kesehatan.
|
2. Instrumen
Hasil Wawancara dengan Masyarakat
Narasumber: Ibu Marni selaku
masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik tahu yang menggunakan bahan bakar
limbah plastik.
Tabel 4.2 Hasil wawancara
dengan masyarakat sekitar
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Apa bahan bakar dari produksi tahu di pabrik sekitar
rumah ibu?
|
O iyo mbk, biasa e iku yo gawe plastik
yo kadang dicampur ambek kayu. Biasa e iku yo gawe plastik, tapi nek wes
ditegur tonggo e baru ganti kayu mbak. Soal e lak tonggo e pas lak nduwe arek
cilik dadi e yo ditegur, tapi gak langsung nang wonge mbak tapi nang dulur e
ben disampekno nang wong e.
|
2
|
Darimana bahan bakar itu didapatkan?
|
Iku lo mbak oleh teko supir e pabrik
pakerin ambek pabrik ecco sng dikongkon juragan e mbuwak tapi malah didol
nang pengusaha pabrik tahu iku. Lak lumayan a regan e murah, biasa e iku
|
3
|
Apa dampak dari asap hitam hasil dari pembakaran
plastik?
|
Tembok iku mbak peteng kabeh kenek belok
e sing ireng-ireng iku. Opo mane jam 9 bengi iku mbak peteng kabeh, opo mane
omah e nek gak onok piyane tambah sakno, belu-belune teko genteng mudun
kabeh. Dadine sprei nek gak dikebasi koyok bekasi ngobong dadok, dadi nek ngumba
sprei seminggu peng telu.
Terus nek pas jam 12 iku mbak beluk e
keleng-keleng sampek nang omah e tonggo e sing marinir nduwe anak bayi, kan
iku bahaya se mbak gawe arek cilik dadi e yo ditegur.
|
4
|
Menurut ibu apa masih ada produsen tahu yang
menggunakan bahan bakar selain plastik?
|
Onok mbak, nek nang kene iku sing apik
tahu e onok wong 2 mak nyak ambek solika. Iku ngobong e ambek kayu, terus nek
goreng tahu ambk minyak sing enyar dadi e uwenak mbak, tahu e apik-apik ngunu
mbak bening-bening.
|
Walaupun
banyak produsen tahu di desa Tropodo menggunakan bahan bakar plastik dan karet
masih ada produsen yang berlaku jujur dengan menggunakan bahan bakar kayu. Tetapi
jumlah produsen yang menggunakan bahan bakar kayu bisa dihitung jumlahnya yakni
hanya 2 orang. Bahan bakar yang mereka gunakan adalah limbah kayu sehingga
menghasilkan asap putih. Cerobong asap yang digunakan tingginya memenuhi syarat
sehingga asap tidak turun lagi kelingkungan warga.
| |||
Gambar 4.5 Bahan Bakar Kayu
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis
Data
Di dusun Klagen desa Tropodo
kecamatan Krian kabupaten Sidoarjo terdapat pabrik home industry yang
memproduksi tahu dan menggoreng tahu. Pabrik home industry ini berdiri sejak
tahun 1956 sampai saat ini.
Pada saat produksi membuat tahu dan
menggoreng tahu menggunakan alat tradisional yakni tungku dengan bahan dasar
sekam atau kulit padi. Seiring dengan perkembangan zaman pabrik yang semula
menggunakan alat tradisional beralih menggunakan tungku besar yang berbahan
dari baja.
|
Masyarakat Klagen ini banyak yang bekerja
di pabrik tahu. Jika berkunjung di desa
Klagen kita akan menjumpai banyak asap hitam yang setiap harinya keluar dari
cerobong ketika pagi dan siang hari.
Rata-rata masyarakat menggunakan
bahan bakar dari sampah plastik meskipun pemerintah sudah turun tangan
menanggulangi agar masyarakat tidak memakai sampah plastik sebagai bahan bakar
utama dari proses pembuatan tahu. Akan tetapi banyak masyarakat tidak
melaksanakan saran dari pemerintah untuk menggunakan kayu agar asap yang
ditimbulkan tidak menjadi hitam pekat (tidak menimbulkan polusi).
Dampak positif dari pabrik home
industry yaitu masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap sebagai karyawan
pabrik, tidak membutuhkan biaya besar untuk transportasi dan fasilitas lainnya
karena jarak lokasi yang dekat dan sebagian besar karyawan berasal dari desa
tersebut. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan yaitu ketika proses
terjadinya pembakaran menghasilkan asap dan abu yang dapat menyesakkan
pernafasan dan dapat mengotori rumah-rumah warga sekitar.
B. Alternatif
Solusi
Pilihan alternatif solusi yang dapat
diambil dari untuk mengatasi pencemaran udara dari asap hitam proses pembakaran
plastik dan karet sebagai berikut.
1. Masyarakat
perlu disosialisasikan secara praktis mengenai perilaku hidup sehat dengan
menggunakan slogan-slogan yang mudah diingat oleh masyarakat.
2. Memperbanyak
tumbuhan hijau di sekitar pabrik agar dapat menetralisir polusi di udara.
3. Kepala
desa dapat mensosialisasikan dan memfasilitasi ke pelaku industri agar beralih
bahan bakar dari plastik ke bahan bakar kayu sehingga asap yang dihasilkan
tidak hitam dan mengurangi pencemaran udara di sekitar pabrik.
4. Hukuman
bagi pelanggar peraturan perindustrian dapat diberikan kepada pelaku industri
yang sudah menyalahi peraturan yang sudah ada, agar pelaku industri
melaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada dan tidak ada yang merasa dirugikan.
5. Bagi
pelaku industri yang telah mentaati peraturan sebaiknya pemerintah memberikan
apresisasi agar pelaku industri lainnya mencontoh bagaimana cara menjadi pelaku
industri yang baik dalam memilih bahan bakar yang digunakan.
6. Untuk
alternatif solusi polusi yang disebabkan pembakaran plastik sebaiknya menggunakan
kain penyaring yang ditaruh di cerobong pembakaran pabrik, sehingga partikel
yang akan dihilangkan menempel pada kain tersebut.
7. Menggunakan
bioethanol dan biomethanol sebagai bio energi yang berasal dari tumbuhan yaitu kayu bakar.
BAB
VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dampak yang ditimbulkan oleh asap hitam
dari hasil pembakaran plastik yakni ketika di pagi hari asap mengganggu
pernafasan dan penglihatan masyarakat yang melewati jalan yang dekat dengan
pabrik, bau yang ditimbulkan ketika menggunakan bahan karet sangat menyengat,
tembok rumah-rumah warga menjadi hitam karena terkena abu dari proses
pembakaran, ketika abu jatuh ke atap rumah warga yang tidak memiliki plafon
lalu debunya akan jatuh mengenai kasur-kasur warga dan ini membuat warga harus
sering membersihkan tempat tidurnya dan mencuci seprai sebanyak 3 kali dalam
seminggu. Proses terbentuknya asap hitam dimulai ketika pukul 12.00 WIB asap
itu muncul ketika produsen menggoreng tahu menggunakan bahan dasar dari plastik,
banyak warga yang mengeluh akan efek dari asap hitam karena menganggu
pernafasan dan mengotori rumah.
Pihak dari desa sudah melakukan berbagai
upaya agar masyarakat menggunakan bahan bakar dari kayu di mulai dari
pemasangan banner di jalan desa sebagai bentuk penolakan penggunaan
bahan bakar plastik dan karet, sosialisasi pemerintah pada pengusaha pabrik
yang menghasilkan asap hitam tetapi karena pertimbangan biaya mereka tetap
menggunakan bahan bakar plastik dan juga karet. Produsen lebih memilih bahan
bakar plastik karena lebih murah dan untung yang didapat lebih banyak.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis
sampaikan adalah pentingnya peran serta masyarakat dan adanya kesadaran tentang
bahaya asap hitam hasil pembakaran limbah plastik terhadap lingkungan dan
kesehatan, semua itu akan berdampak jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Cecep, dkk. 2011. Aspek Kesehatan Masyarakat dalam AMDAL.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Lina Warlina, “Estimasi Emisi
Dioksin/Furan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Emisi ke Udara
yang Berasal dari Industri Logam”. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi,
Volume 9, Nomor 1,Maret 2008, 11-20.
Retno. (2016). Bahaya
Membakar Sampah Plastik. Diakses dari http://panduanhidupsehat.com/obat-dan-penyakit/bahaya-membakar-sampah-plastik/
pada tanggal 19 Oktober 2017 pukul 20.31 WIB.
[1] Cecep, dkk, 2011, Aspek Kesehatan Masyarakat dalam AMDAL,
Yogyakarta: Gosyen Publishing. Halaman 41
[2] Retno, (2016), Bahaya Membakar Sampah Plastik, Diakses dari
http://panduanhidupsehat.com/obat-dan-penyakit/bahaya-membakar-sampah-plastik/
pada tanggal 19 Oktober 2017 pukul 20.31 WIB.
[3] Lina Warlina, “Estimasi Emisi Dioksin/Furan dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsentrasi Emisi ke Udara yang Berasal dari Industri Logam”.
Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, Volume 9, Nomor 1,Maret 2008, Halaman 11-20.