LAPORAN PENELITIAN AMDAL TUGAS STUDI LINGKUNGAN AUD DI KABUPATEN LAMONGAN BAGIAN I
Minggu, 27 Oktober 2019
Edit
LAPORAN PENELITIAN AMDAL UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH “STUDI LINGKUNGAN AUD”
Syntia Juniar Susanto (D98215045)
Ainul Hidayah (D98215048)
Fitrotus Sholihah (D98215053)
Nur Lailatul Faaizah (D98215066)
R. A. Ary Raditya Ningrum Rozuqi (D98215068)
Tri Lestari Ningsih (D98215072)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan yang di
dalamnya terdapat berbagai macam kehidupan saling ketergantungan dan sebagai penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup semua makhluk. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia
dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Namun kenyataan di Indonesia memiliki pencemaran
lingkungan berupa sampah dan sampai sekarang masih belum bisa teratasi dengan
baik seperti pencemaran sampah di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Pencemaran sungai terjadi
akibat ulah masyarakat setempat yang tidak memiliki kesadaran dalam menjaga
kebersihan sungai.
Pencemaran pada sungai sangat menganggu masyarakat
sekitar. Adanya bau yang menyengat disertai perubahan warna air yang
menyebabkan masyarakat enggan menggunakan air tersebut untuk kebutuhan
sehari-hari. Berubahnya air diakibatkan dari limbah rumah tangga seperti sisa
sayur, ikan, nasi, bulu ayam, plastik, botol, kaleng, popok bayi, kasur dan
lain-lain.
Pemahaman masyarakat tentang akibat pencemaran sungai
yang berdampak pada lingkungan. Pemahaman itu berupa kesadaran diri
pribadi masing-masing untuk membuang sampah pada tempatnya, pengelolahan sampah
yang direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah serta masyarakat Dusun Galang Desa Sukoanyar
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Agar pencemaran sungai di daerah tersebut
segera teratasi dan menjadi desa yang bersih, asri dan indah.
B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana dampak pembuangan sampah di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar
kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?
2. Bagaimana usaha pengendalian sampah di sekitar sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar
kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?
3. Bagaimana peran pemerintah desa untuk menangani pengelolahan sampah sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar
kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?
4. Bagaimana
alternatif solusi untuk manangani pembuangan sampah secara liar di Dusun Galang Desa Sukoanyar
kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui kondisi pencemaran sampah di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
- Untuk mengetahui pengelolaan sampah di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
- Untuk mengetahui dampak di sekitar tempat sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
- Untuk mengetahui upaya pemerintah desa untuk menangani pengelolahan sampah sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
- Untuk mengetahui alternatif solusi untuk manangani pembuangan sampah secara liar di Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
Sampah
merupakan sisa-sisa bahan yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Karena sudah
tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonimis tidak ada harganya
dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap
lingkungan hidup.
Terdapat beberapa definisi tentang sampah
yang dapat dijadikan dasar dalam penanganan sampah:
1. Menurut American
Public Health Association (APHA)
Sampah adalah sesuatu yang tidak dapat
digunakan, tidak dapat dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang terbuang,
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
2. Menurut Tchobanogolous
Sampah adalah sebuah buangan padat atau semi padat
yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak
diinginkan atau digunakan lagi.[1]
3. Azwar
Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang
dibuang, pada umumnya berasal dari kegiatan manusia dan bersifat padat.
4. Who Health
Organization
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak jadi dengan sendirinya.
5. Undang-Undang
Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolahan sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari dari
manusia dan proses alam yang berbentuk padat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampah adalah
hasil dari kegiatan manusia yang dibuang dan tidak lagi digunakan atau tidak
difungsikan lagi. [2]
B. Sumber Sampah
Setiap sampah dihasilkan dari berbagai aktivitas
yang dilakukan oleh makhluk hidup dari berbagai sumber. Menurut Notoatmojo ada
beberapa sumber sampah antara lain sampah yang berasal dari pemukiman, sampah
yang berada di tempat umum, sampah yang ada di kantoran, dijalan raya, sampah
yang berasal dari industri, sampah dari hasil pertanian atau perkebunan, pertenakan
dan perikanan dan lain-lain. Adanya penggolongan sumber sampah memudahkan kita
dalam mengelompokkan sampah-sampah sesuai dengan sumbernya. Misalnya sampah
yang berasal dari pemukiman seperti sampah dari dapur, sampah kertas, sampah
plastik, sampah makanan. Dengan adanya pengelompokan memudahkan dalam memilih
sampah yang dapat di kelolah kembali atau sebaliknya. [3]
Tabel
2.1 Sumber Sampah
Sumber Sampah di
Masyarakat
|
Asal Sampah
|
Sampah Yang Dihasilkan (Tipe Sampah)
|
Sampah Pemukiman
|
Warga masyarakat
sekitar yang tinggal
bersama-sama
|
Sisa makanan atau
sampah yang bersifat basah, kering, abu plastilk, alat-alat kebutuhan rumah
tangga yang tidak terpakai, bekas pempres anak, kaca, kaleng, botol, piring,
bulu ayam, ayam mati, sisa bumbu dapur, kertas, elektrnik bekas, dan
lain-lain.
|
Sampah Komersil
|
Perdagangan, tokoh,
pasar, hotel, percetakan bengkel dan lain-lain
|
Sisa-sisa
makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng,
kardus, bumbu-bumbu jualan yang busuk, botol plastic, botol kaca, sampah
berbahaya dan lain-lain.
|
Sampah Institusi
|
Sekolah, rumah
sakit, panti asuhan, apotik, kantor
|
Kertas, kardus, plastik, kayu, sampah makanan, kaca, logam, dan
lain-lain.
|
Sampah di Area
Pembongkaran dan Perbaikan
|
Perbaikan jalan,
pembongkaran jalan, perbaikan jembatan dan lain-lain
|
Kayu, plastic,
kapur, tanah, paku. Sisa-sisa bahan-bahan material yang tidak digunakan.
|
Sampah Industri
|
Pabrik-pabrik
|
Limbah proses industri, potongan material (sampah industry), sisa
makanan, debu atau asap yang dikeluarkan dari pabrik (sampah non industry).
|
Sampah dari Pertanian dan Perkebunan
|
Sawah, kebun,
pekarangan dan lain-lain
|
Daun, buah-buah yang busuk, sayuran yang busuk, pestisida dan pupuk
buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Dan lain-lain.
|
Menurut Dep PU dan Tchobanoglous,
sumber sampah pada umumnya di klasifikasikan menjadi beberapa sumber, yaitu:
1. Daerah
Pemukiman (Rumah Tangga)
Bersumber dari aktivitas rumah atau dapur
serta aktivitas rumah tangga lainnya. Jenis sampah yang dihasilkan berupa
sampah basah dan sampah kering.
2. Daerah
Komersal
Bersumber dari pasar, pertokohan, restaurant,
perusahaan dan sebagainya. Sebagian besar sampah berasal dari pasar dan
kebanyakan berupa sampah organik.
3. Daerah
Institusi
Sumber sampah institusional adalah
perkantoran, sekolah, tempat ibadah, dan lembaga-lembaga non komersial lainnya.
Jenis sampah yang dihasilkan sebagian besar sampah kering.
4. Sampah Jalan
Dan Tempat-Tempat Terbuka
Sampah kategori ini berasal dari kegiatan
penyapuan jalan-jalan dan trotoar, taman dan lain-lain. Jenis sampah yang
dihasilkan sebagian besar sampah organic
(daun) serta debu.
5. Industri
Sumber industri berasal dari perusahaan yang
bergerak di bidang industri berat, industri ringan, pabrik-pabrik, dan
lain-lain. Jenis sampah yang dihasilkan tergantung jenis bahan baku yang
digunakan oleh industri tersebut.
6. Tempat
Pembuangan Dan Pembongkaran
Sampah yang dijumpai adalah sampah material
atau bahan-bahan bangunan. Jenisnya tergantung bahan bangunan yang dipakai
(bata, pecahan beton, kayu, besi beton dan lain-lain).
7. Rumah Sakit
Dan Balai Pengobatan
Sampah rumah sakit pengelolahannya ditangani
secara terpisah dengan sampah lainnya karena sampahnya bersifat khusus,
kemungkinan mengandung kuman penyakit menular. Sampah yang dihasilkan berupa
bekas-bekas operasi, pembalut luka, potongan anatomi, disamping sampah dapur
dan kantor sampah ini wajib dibakar (pengelolahan untuk menghilangkan kuman petogenik).
8. Pertanian
Sampah yang berasal dari kebung tanaman dan
pertanian, dan lain-lain.
Dari klasifikasi sumber sampah tersebut,
dapat dikembangkan lagi sumber-sumber sampah yang lainnya sesuai dengan
kegunaan lainnya. Sebagai contoh, dari kandang hewan, pemotongan hewan,
instalasi pengelolahan air bersih, instalasi pengelolahan air limbah dan
lain-lain [4]
C. Jenis-Jenis Sampah
Jenis sampah dapat dibedakan menurut beberapa
kandungan. Jenis sampah menurut Notoatmojo yaitu sampah berdasarkan zat kimia
yang terkandung di dalamnya, yaitu:
1. Sampah organik
Sampah yang pada umumnya dapat membusuk,
misalnya sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan lain-lain.
2. Sampah
anorganik
Sampah yang pada umumnya tidak dapat
membusuk, misalnya logam, besi, pecahan gelas, plastik dan lain-lain.
Selain itu jenis-jenis sampah juga dapat di
kelompokkan berdasarkan karakteristik, sebagai berikut.
1. Sampah Abu
Sampah sisa-sisa dari pembakaran bahan-bahan
yang mudah terbakar, baik di rumah, di industri maupun di perkantoran.
2. Sampah Pemukiman
Kumpulan sampah yang berasal dari daerah perumahan
yang dijadikan satu dalam satu tempat.
3. Sampah Khusus
Sampah yang memerlukan penanganan khusus
dalam pengelolahannya, misalnya kaleng-kaleng cat, zat radioaktif, dan
zat toksis.
Slamet berpendapat bahwa, sampah dapat
dikelompkkan berdasarkan sifat biologis dan kimianya, sehingga memudahkan dalam
pengelolahannya, yaitu:
1. Sampah yang
dapat membusuk
Kumpulan sampah yang mudah membusuk, seperti
sisa-sisa makanan, daun sampah dan pertanian.
2. Sampah yang
tidak dapat membusuk
Sampah yang tidak dapat membusuk, seperti
kertas, plastik, karet, logam, gelas.
3. Sampah yang
berbahaya
Sampah yang berbahaya bagi kesehatan manusia,
seperti sampah yang berasal dari kesehatan industri yang mengandung zat kimia
berbahaya.[5]
Menurut Dep PU, sampah dapat diklasifikasikan
menurtut tipe dan komposisinya, berdasarkan tipe sampah diklasifikasikan,
yaitu:
1. Sampah organik
mudah busuk (garbage)
Sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik
dan mempunyai sifat mudah membusuk. Sampah ini banyak mengandung air dan mudah membusuk
jika dibiarkan dalam keadaan basah pada suhu (20-30)̊ C. Contohnya: sampah sisa
dapur, sampah sisa makanan, sampah sisa sayur dan kulit buah-buahan.
2. Sampah organik
tidak membusuk (Rubbish)
Sampah yang terdiri dari bahan organik kering
yang saling terurai oleh mikroorganisme sehingga sulit membusuk. Contohnya:
kayu, selulosa, kertas, plastik dan kaca.
3. Sampah abu (Ashes)
Sampah padat yang berasal dari berbagai jenis
abu, merupakan partikel-partikel kecil yang mudah berterbangan dan dapat
mengganggu pernafasan orang lain dan penglihatan orang lain. Contohnya: hasil
pembakaran kayu, hasil pembakarang batu bara dirumah atau di tempat industri.
4. Sampah bangkai
binatang (Dead Animal)
Sampah yang berupa bangkai binatang.
Contohnya: bangkai tikus, bangkai anjing, bangkai ayam, bangkai ikan dan
binatang ternak lainnya.
5. Sampah sapuan
jalan (Street Sweeping)
Sampah atau kotoran yang berserakan dijalanan
karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun masyarakat yang melintas di setiap
jalan dan tidak bertanggung jawab. Contohnya: sisa-sisa pembungkusan makanan
atau lainnya, sisa makanan, daun dan kertas.
6. Sampah
industri (Industrial Waste)
Sampah yang berasal dari kegiatan industri.
Limbah ini sangat tergantung dari jenis industri yang akan dihasilkan atau akan
dibuat. Semakin banyak yang mendirikan tempat perindustrian semakin banyak
limbah yang dihasilkan.
Berdasarkan bentuknya sampah dapat dibedakan menjadi 6 yaitu sebagai berikut:
1. Sampah padat
Sampah buangan selain kotoran manusia,
urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga, sampah dapur, sampah
kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
2. Sampah cair
Sampah bahan cairan yang telah digunakan
dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Contohnya:
a. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet.
Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
b. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari
dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
3. Sampah alam
Di kehidupan liar sampah mengalami proses
daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi
tanah. Sampah manusia adalah hasil-hasil dari
pencernaan manusia, seperti feses dan urine. Sampah
manusia sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan
bakteri.
4. Sampah konsumsi
Sampah yang dihasilkan oleh manusia
pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah yang dibuang ke tempat sampah.
Jumlah sampah ini lebih kecil dibandingkan dengan sampah yang dihasilkan dari
proses pertambangan dan industri.
5. Sampah nuklir
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi
nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium dan
berbahaya bagi lingkungan hidup.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability),
maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:
a. Biodegradable adalah sampah yang
dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob.
Seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable adalah sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat
dibagi lagi menjadi:
c. Recyclable adalah sampah
yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi
seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
d. Non-recyclable adalah sampah yang
tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti
tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain. [6]
D. Karakteristik
Sampah
Peavy berpendapat
bahwa sampah dapat di klasifikasikan berdasarkan komposisi sampah, sebagai
berikut.
1.
Komposisi fisik
Informasi dan data komposisi fisik sampah
meliputi besarnya presentase komponen pembentukan sampah, ukuran partikel,
kandungan air dan kepadatan sampah. Komponen pembentukan sampah di
negara-negara berkembang.
Tabel 2.2 :
Tipikal komponen sampah rumah tangga
Komponen
|
Persen
Berat (%)
|
Organik
|
|
Bahan
makanan
|
65
|
Kertas
|
8
|
Karton
|
2
|
Plastik
|
2
|
Tekstil
|
1
|
Karet
|
0,5
|
Kulit
|
0,5
|
Sampah
tanaman
|
1
|
Kayu
|
0,5
|
Anorganik
|
|
Kaca
|
5
|
Kaleng
|
5
|
Aluminium
|
1
|
Logam
lainnya
|
1
|
Kotoran,
debu dll
|
7,5
|
Jumlah
|
100
|
2.
Komposisi kimia
Komposisi
kimia sangat penting dalam mengevaluasi proses alternatif dan pilihan pemulihan
energi. Jika sampah digunakan sebagai bahan bakar komponen, yang harus
diketahui adalah analisa proksimasi (kandungan air, kandungan bahan volatil,
kandungan abu, dan kandungan karbon tetap), titik abu sampah, analisis ultimasi
(presentase C, H, O, N, S dan Abu) dan besarnya energi yang dikandungnya.
3.
Komposisi biologis
Selain
komposisi fisik, karet dan kulit, fraksi organik dari sampah dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian, sebagai berikut.
a. Kandungan
terlarut seperti gula, asam amino dan berbagai macam asam organik.
b. Hemiselulosa, yaitu hasil
penguraian gula.
c. Selulosa, yaitu hasil
penguraian glukosa.
d. Lemak, minyak
dan lilin.
e. Lignin, material polimer
yang terdiri dari cincin aromatik dengan gugus methoksil biasanya
terdapat pada produk kertas seperti kertas koran dan fiberbroad.
f. Ligniselulosa, kombinasi
dari Lignin dan selulosa.
g. Protein yang
terdiri dari rantai asam amino.
Sistem pengelolahan sampah ditentukan oleh
jumlah timbulnya sampah dan karakteristik sampah. Karakteristik sampah digunakan
untuk menentukan beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut.
1. Jumlah sampah
yang dapat direduksi, baik melalui program daur ulang maupun pemanfaatan
kembali barang-barang bekas.
2. Jenis dan
karakteristik wadah, sifat kimia sampah sangat menentukan bahan wadah atau bak
truk pengangkutan sampah yang harus digunakan. Misalnya : jika sampah mengalami
fermentasi yang menghasilkan asam-asam, maka wadah tidak boleh yang bersifat korosif.
3. Untuk
menentukan teknologi pengelolahan akhir yang dipilih.
4. Untuk
menentukan luas TPS (Tempat Pembuangan Sementara), MRF (Materials Recovery
Facility) atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang diperlukan.
Karekteristik sampah akan berbeda pada
masing-masing daerah, setiap daerah memiliki karakteristik yang sangat
dipengaruhi, sebagai berikut.
1. Tingkat
ekonomi masyarakat.
2. Sosial budaya
masyarakat.
3. Musim.[7]
E.
Pengelolahan
Sampah
Pengelolahan sampah merupakan semua kegiatan
yang dilakukan untuk menangani berbagai jenis sampah dari awal atau dari
timbulnya sampah sampai ke pembuangan akhir. Pengelolahan sampah adalah
mengubah bentuk sampah menjadi bentuk lain, misalnya proses kompositing
mengubah sampah menjadi kompos dan energi. Secara garis besar, kegiatan dalam
pengelolahan sampah meliputi pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan sampah,
transfe and trasport, pengelolahan dan pembuangan akhir, sebagai
berikut.
1. Penimbulan
sampah (solid waste generated)
Sampah tidak dibuat/diproduksi melainkan
berasal dari masyarakat sekitar. Untuk itu dalam menentukan metode penanganan
yang tepat, besar timbulnya sampah harus ditentukan terlebih dahulu, jumlah pelaku, jenis sampah dan kegiatan apa
yang akan dilakukan dengan sampah tersebut. Umumnya, untuk mengetahui besar
timbulan sampah yang terjadi harus dilakukan dengan suatu studi. Tetapi untuk
keperluan praktis telah disusun standar oleh Departeman Pekerjaan Umum. Salah
satunya SK SNI S-04-1993-01 tentang spesifikasi timbulan sampah untuk kota
kecil dan kota sedang.
2. Penanganan di
tempat (on site handling)
Penanganan sampah pada umumnya adalah semua
perilakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah ditempatkan ditempat
pembuangan. Kegiatan ini bertolak belakang dengan kondisi dimana barang bekas
yang sudah tidak dipakai atau tidak digunakan. Dan sering kali masih memiliki
nilai ekonomis. Penanganan sampah dapat berpengaruh signifikan terhadap
penanganan sampah pada tahap selanjutnya.
Tahap ini penanganan sampah dapat dilakukan
dengan pemilihan sampah (shorting), pemanfaatan kembali (reuse)
dan daur ulang (recycle). Tujuannya yaitu untuk
mencegah/mereduksi besarnya timbulan sampah (reduce).
3. Pengumpulan (collection)
Tahap ini pengumpulan sampah dan sumbernya
sebelum menujuk tempat pembuangan sementara (TPS). Umumnya dilakukan dengan menggunakan
grobak dorong yang biasanya berkeliling menuju satu rumah kerumah yang lain
untuk mengambil sampah tersebut.
4. Pengangkutan (transfer
and transport)
Tahap ini pemindahan sampah dari Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA).
5. Pengelolahan
Tahap ini pengelolahan sampah bergantung pada
jenis dan komposisinya sehingga sampah dapat dioah dengan baik dan benar. Ada
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk pengelolahan sampah sebagai
berikut.
a. Transformasi
fisik
Kegiatan pemisahn
komponen sampah (shorting) dan pemadatan (compacting) yang
bertujuan untuk memperudah penyimpanan dan pengangkutan.
b. Pembakaran
Kegiatan pembakaran merupakan teknik
pengelolahan sampah yang dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas, hingga
volumenya dapat berkurang 90-95%. Meskipun hal tersebut merupakan teknik yang
efektif dalam mengurangi jumlah atau volume sampah, tetapi cara ini tidak
dianjurkan, karena cara tersebut berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara.
c. Pembuatan
kompos
Kompos adalah
pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan hijau-hujauan (daun) dan bahan
organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, seperti kotoran binatang (kambing/sapi) atau
bisa dicampur dengan pupuk buatan pabrik (urea). Pembuatan kompos dapat
dilakukan oleh siapapun dan dimanapun, berbeda dengan pengelolahan sampah
lainnya.
d. Energy
recovery
Energy
recovery adalah perubahan sampah menjadi energi, baik
energi panas maupun energi lisrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di
negara-negara besar, yaitu pada instalasi-instalasi besar dengan kapasitas ±300
ton/hari yang dapat dilengkapi pembangkit listrik sehingga energi listrik (± 96.000
MWH/tahun) yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menekan biaya proses
pengelolahan.
e. Pembuangan
akhir
Pada
prinsipnya pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
kelestarian lingkungan. Teknik ini menggunakan teknik open dumping,
dimana sampah yang ada harus ditempatkan di tempat tertentu sehingga
kapasitasnya tidak lagi memenuhi. Teknik ini sangat berpotensi untuk
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan.[8]
F. Dampak Sampah
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak
seimbangnya lingkungan hidup. Sampah pada umumnya terdiri dari komposisi sisa
makanan, daun–daunan, plastik, kain bekas, karet dan lain–lain. Jika sampah dibuang
dengan cara ditumpuk, maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Dan jika sampah dibakar, maka akan menimbulkan pencemaran
udara. Selain itu tradisi membuang sampah disungai dapat mengakibatkan
pendangkalan sungai dengan cepat, memudahkan terjadinya banjir dan mencemari
sumber air.
Beberapa dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan
sebagai berikut.
1.
Pencemaran lingkungan
Sampah dari
berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun
lingkungan perairan. Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah,
misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan timbulnya
bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan dapat menurunkan nilai
estetikanya.
Pencemaran
udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu dan
gas beracun. Dari kegiatan pembakaran sampah dapat meningkatkan carbon
monoxide (CO), carbon dioxide (CO2) nitrogen-monoxide (NO),
gas belerang, amonia dan asap di udara. Asap di udara berasal dari asap
yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat
menimbulkan kanker.
Pencemaran
perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan
bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikro organisme yang terbawa
air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur
dan sumber air lainya. Bahan-bahan pencemaran yang masuk kedalam air tanah
dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk, jika bahan
pencemaran itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) maka akan berakibat
fatal bagi kesehatan masyarakat, misalnya air raksa (merkuri), crhom,
timbal, cadmium.
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan pencemaran yang diakibatkan oleh sampah misalnya
pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup
masyarakat. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan
pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang
pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan
sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode
dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan dan mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan
pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Berdasarkan
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari
manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah merupakan
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah
dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1) sampah ada yang mudah
membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun
dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas,
karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa
debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah
berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen
penyakit yang berbahaya.
2.
Penyebab penyakit
Sampah yang
menumpuk dapat mengganggu masyarakat sekitar, disamping menimbulkan bau
yang tak sedap, sampah juga akan banyak menimbulkan banyak wabah penyakit.
Sampah makanan busuk dapat menimbulkan sarang hidupnya Baktery Coli. Apabila
sampah menumpuk di saat musim hujan, akan menimbulkan wabah muntaber atau
diare, DB dan lain sebagainya.
Sampah juga
dapat mengundang beberapa hewan, seperti tikus dan serangga yang bisa
menyebabkan berbagai penyakit pencernaan, penyakit kuning, penyakit
cacing perut, malaria dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan sampah bisa
mencemari air permukaan, air tanah, lahan pertanian dan juga bisa
mencemari udara yang menyebabkan permasalahan pada manusia dan
ekosistemnya.
Beberapa
sampah yang mencemari lingkungan pada jaman modern ini, bukan hanya
sebagai zat hasil buangan kehidupan sosial masyarakat saja (sisa
makanan, plastik, bagian tumbuhan dsb), tapi sampah ini juga bisa
berasal dari buangan aktifitas teknologi manusia
(waste), yang mencakup zat-zat buang kimiawi atau juga aktifitas nuklir.
Oleh karena itu komposisi kimia yang dikandung sampah sangat
bergantung pada lokasi pemukiman warga, terutama warga masyarakat
yang memiliki drainase yang berhubungan langsung dengan
lingkungan industri.
Di tengah masyarakat, sampah
memang menimbulkan beberapa hal yang berpengaruh, sebab sampah adalah
bahan yang harus di buang dengan benar karena sifatnya yang mengandung racun.
Namun demikian terdapat komponen sampah yang bernilai ekonomis, oleh
karena itu dalam pengelolaan sampah disarankan untuk tidak mengesampingkan
atau mengabaikan aspek daur ulang. Jika semakin mahal dan
terbatasnya sumber daya alam, maka recycled (daur ulang)
sampah menjadi pilihan alternatif untuk menghemat biaya produksi suatu bahan.
3.
Tempat penumpukan sampah
Tempat
penumpukan sampah merupakan lingkungan bagi hewan penyebar penyakit misalnya
lalat, nyamuk, tikus dan bakteri patogen (penyebab penyakit). Adanya
hewan-hewan penyebar penyakit dapat menyebabkan penyakit mudah tersebar dan
menular ke lingkungan sekitar. Penyakit tersebut misalnya
kolera, disentri, tifus, diare, malaria dan lain-lain..
4.
Penyumbatan saluran air dan banjir.
Sampah rumah
tangga yang bertaburan di jalanan, jika turun hujan akan terbawa ke sungai
akibatnya sungai tersumbat dan dapat menimbulkan terjadinya banjir. Selanjutnya
banjir dapat menyebarkan berbagai penyakit. Banyak got dimusim hujan menjadi
mampet karena penduduk membuang sampah disembarang tempat. Kebiasaan membuang
sampah disembarang tempat dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Jadi,
diupayakan agar berhenti membuang sampah disembarang tempat.
5.
Dampak sampah terhadap interaksi sosial masyarakat
a.
Kerukunan
Permasalahan sampah berkaitan dengan nilai
kerukunan masyarakat sekitar. Orang yang sering membuang sampah di sekitar
tempat tinggalnya dan mencemari lingkungan dapat menimbulkan pertikaian
terhadap tetangga sekitarnya. Hal yang demikian dapat menimbulkan keretakan
hubungan antar tetangga bahkan keluarga.
b.
Kesanggupan
Tiap warga hendaknya memiliki kesanggupan
untuk menempatkan sampah pada tempatnya, misalnya memisahkan sampah organik dengan
sampah anorganik dan memisahkan sampah yang beracun dengan yang tidak beracun.
Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sulit jika setiap warga memiliki
kesadaran dan kesanggupan untuk melakukannya.
6.
Dampak sampah terhadap keadaan sosial ekonomi
a.
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan
menimbulkan lingkungan yang tidak menyenangkan.
b.
Memberikan dampak negatif terhadap
pariwisatawan yang datang untuk berkunjung.
c.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
d.
Instrastruktur lain dapat juga dipengaruhi
oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai dan tidak sesuai dengan prosedur,
seperti tingginya biaya pengelolaan air.[9]
BAB
III
METODE PENGUMPULAN DATA
A.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini
membutuhkan sejumlah data dari lapangan yang akan dihimpun data-data utama sekaligus
data tambahannya. Sumber data utama dalam penelitian ini yaitu: kata-kata yang
diucapkan oleh subjek yang diwawancarai dan keadaan tempat yang diteliti. Alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu: kamera foto, video, daftar
pertanyaan, dan dokumentasi. Metode
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
1.
Metode Observasi
Dengan menggunakan metode observasi, peneliti
melakukan pengamatan dan pencatatan
kejadian atau keadaan sungai tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan
individu-individu yang berada di sekitar sungai. Observasi dilakukan 2 kali di sungai. Pertama dilakukan untuk meminta
perizinan kepada masyarakat sekitar dan kepada ketua RW Dusun Galang serta memastikan kondisi sungai
yang tercemar sampah yang dibuang oleh masyarakat sekitar. Kedua melakukan
pengamatan secara langsung. Peneliti menentukan kisi-kisi yang akan digunakan
dalam observasi sebagai berikut.
1)
Kisi – kisi pedoman observasi
Tabel 3.1 Kisi – kisi pedoman observasi
NO
|
Subjek Observasi
|
Indikator
|
1.
|
Profil sungai yang tercemar
oleh sampah masyarakat.
|
a) asal-usul sungai sebagai tempat
pembuangan sampah oleh masyarakat.
b) Sebab dan akibat dari terjadinya
pencemaran pada sungai.
|
2.
|
Macam dari sampah yang dibuang oleh masyarakat.
|
Macam-macam sampah yang dibuang pada sungai.
|
B. Metode
Survei (Wawancara)
Metode survei merupakan metode pengumpulan
data primer yang berupa pertanyaan lisan dan tertulis. Metode survei memerlukan
adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjeknya. Peneliti
menggunakan metode survei dengan teknik pengumpulan data dan wawancara.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara
lisan kepada subjek penelitian. Subjek penelitian disini adalah warga masyarakat
yang berada di sekitar sungai, warga yang jauh dari sungai, serta ketua RW
Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
Penelitian menggunakan Wawancara
Semiterstruktur (Semistructured Interview). Wawancara Semiterstruktur (Semistructured
Interview) merupakan wawancara yang
sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas daripada wawancara terstruktur karena wawancara
model ini menggunakan teks instrumen yang sudah disusun dan disiapkan. Kemudian
dalam pelaksanaan wawancara terdapat pertanyaan yang muncul maka dalam proses
wawancara bisa ditanyakan kepada subjek yang diwawancarai. Wawancara bertujuan
untuk menanyakan permasalahan yang lebih terbuka dengan cara meminta pendapat
dan ide-ide dari orang yang diwawancarai.
Pengumpulan
data menggunakan wawancara atau tanya jawab serta bertatap muka secara
langsung. Metode wawancara (wawancara semiterstruktur) dilakukan kepada
masyarakat sekitar sungai, masyarakat yang jauh dari sungai serta ketua RW
Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi kabupaten Lamongan. Kisi-kisi
menyusun pedoman wawancara sebagai berikut.
1.
Kisi–kisi pedoman wawancara
untuk masyarakat
sekitar sungai.
Tabel 3.2 Kisi–kisi pedoman wawancara untuk masyarakat sekitar sungai
NO
|
KOMPONEN
|
INDIKATOR
|
1.
|
Profil
sungai
|
Asal-usul sungai sebagai tempat pembuangan
sampah
|
2.
|
Macam sampah
|
Macam-macam sampah yang dibuang di kali/sungai
|
3.
|
Dampak
|
a) Dampak pembuangan sampah rumah
tangga.
b) Dampak pembuangan sampah pemotongan ayam.
c) Dampak yang dirasa oleh
masyarakat yang berada disekitar kali
|
4.
|
Harapan
|
a) Harapan warga terhadap sungai
yang menjadi tempat pembuangan sampah.
b) Harapan warga terhadap warga
yang membuang sampah pada sungai.
|
2.
Kisi–kisi pedoman wawancara untuk masyarakat
jauh dari sungai.
Tabel 3.3 Kisi–kisi pedoman wawancara untuk masyarakat
jauh dari sungai
NO
|
KOMPONEN
|
INDIKATOR
|
1.
|
Profil sungai
|
a) Asal-usul sungai sebagai tempat
pembuangan sampah.
b) Pihak yang membuang sampah pada
sungai.
|
2.
|
Macam sampah
|
Macam-macam sampah yang dibuang di kali/sungai
|
3.
|
Dampak
|
a) Dampak pembuangan sampah rumah
tangga.
b) Dampak pembuangan sampah pemotongan ayam.
c) Dampak yang dirasa oleh
masyarakat yang jauh dari sungai.
|
4.
|
Harapan
|
a) Harapan warga terhadap
kali/sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah.
b) Harapan warga terhadap warga
yang membuang sampah pada kali/sungai
|
3.
Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua RW setempat
Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk
ketua RW setempat
NO
|
KOMPONEN
|
INDIKATOR
|
1.
|
Himbauan/kebijakan
|
Himbauan dan kebijakan yang sudah diberikan
kepada masyarakat untuk membuang sampah di sungai.
|
C. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan salah satu
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat dan menganalisis
dokumen-dokumen yang didapatkan. Seperti foto keadaan sungai, foto bukti macam-macam
sampah yang ada di sungai, video rekaman penjelasan masyarakat dan ketua RW.
BAB
IV
DATA
HASIL OBESERVASI DAN FAKTA
Berdasarkan
hasil observasi di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar dapat disimpulkan bahwa
sampah dipinggiran sungai desa tidak terkelola dengan baik. Meskipun belum
terdapat gejala alam yang ditimbulkan dari pembuangan sampah sekitar, tetapi
bau yang berasal dari tumpukan sampah sangat mengganggu warga sekitar terutama
pada musim hujan.
Kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap kepeduli lingkungan, membuat sampah di desa tersebut
menjadi masalah yang sangat mengganggu. Pengamatan sepanjang perjalanan sekitar
sungai sampah yang berserakan dan bertumpukan, seharusnya warga sekitar
tidaklah membuang disekitar sungai tersebut. Seringkali perangkat desa
menghimbau kepada warga agar tidak membuang sampah disekitar sungai. Namun pada
kenyataannya warga masih membuang sampah di sekitar sungai.
Sampah yang
dibuang warga disekitar sungai di Dusun Galang Desa Sukoanyar berasal dari sampah rumah
tangga, perabotan rumah tangga yang sudah tidak terpakai (kasur, bantal).
Sekitar sungai terdapat rumah pemotongan ayam yang biasanya sampah dari
pemotongan ayam seperti bulu ayam dibuang di sungai. Dari pembuangan berbagai
macam sampah menghasilkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kenyamanan warga
sekitar dan warga yang melewati jalan di sekitar sungai.
Gambar 4.1 Kondisi
sampah disekitar sungai.
Gambar 4.2 Sampah
bulu ayam yang dibuang di sekitar sungai.
Melihat
kondisi sekitar sungai yang banyak tumpukan sampah dengan bau yang sangat
menyengat, kami melakukan beberapa wawancara dengan warga sekitar tentang
pendapat mereka terhadap pembuangan sampah di sungai. Wawancara yang telah kami
lakukan sebagai berikut.
a.
Narasumber : Bapak
Sukadi (Saudara dari pemilik pemotongan ayam, yang rumahnya juga sekitar sungai)
Tabel 4.1
Hasil wawancara narasumber 1
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Sejak kapan sampah di sekitar sungai ada?
|
Kurang lebih 3 tahunan
|
2.
|
Sampah apa saja yang di buang di sekitar kali selain sampah rumah
tangga? Apakah bulu-bulu ayam itu juga dibuang di sungai?
|
Ya seperti pampersnya anak kecil itujuga dibuang disitu.
Bulu ayam itu laku dijual. Bulu ayam ditaruh dijemur di situ nanti ada
yang ambil.
|
3.
|
Apakah sangat menggangu dengan sampah disekitar sungai ?
|
Kalo warga sini ya mengganggu. Kalo musim kemarau gini ya gak sebegitu
baunya. Kalau hujan baunya pasti warga sektar sini pasti merasa terganggu.
|
4.
|
Kenapa warga sekitar membuang sampah sekitar sungai ? tidak adakah
himbauan ?
|
Ya saya kurang tau, padahal ini Pak RT, Pak Polo pokoknya pamong desa
sudah memberi tau semua warga desa tidak membuang sampah disembarang tempat,
tapi warga itu ya masih membuang sampah. Saya ya gak berani me apa itu
melalui warga-warga itu malah yang saya di itu.
|
5.
|
Klo hujan bagaimana?
Apakah sampahnya ke sungai?
|
Airnya kadang-kadang gak mesti,
ya penuh kadang gak mesti. Ya anu sampahnya di buang warga terdekat sini di
dorong keair lalu mengalir jauh sana.
|
6.
|
Harapan bapak untuk kedepannya ?
|
Ya sebagai warga sini supaya dihilangi semua pembuangan sampah di sini
sampah itu. Jangan sampai ya warga sekitar sini itu membuang sampah sembarang
disini
|
b.
Narasumber : Mbk
Dia (warga yang rumahnya terletak jauh dari sungai)
Tabel 4.2
Hasil wawancara narasumber 2
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Siapa saja
yang membuang sampah di sekitar sugai ?
|
Yo asline yo warga-warga
sekitar sini yang yang letak rumahnya
gak jauh dari sungai.
|
2.
|
Apa saja
yang di buang di sekitar sungai ?
|
Ya semua orang kan gak mau
capek-capek yo gak gelem soro ngono loh dek. Ya semuanya mulai dari pampers
anak kecil, sampah kering , sampah basah ya semuanya. Malah yang bahaya itu
kasur itu, kasur bekas itu yang bahaya itu.
|
3.
|
Bagaimana
pendapat tentang pembuangan bulu ayam yang di sekitar sungai ?
|
Ya, warga sekitar kali itu
lak banyak jualan ayam di pasar terus mbubuti ayamnya itu bulunya itu yang
gak dibakar lah itu yang bahaya. Biasanya ya anak kecil yang main disana itu
bau, bau menyengat.
|
4.
|
Apa dampak
yang telah ditimbulkan dari penumpukan sampah disekitar sungai ?
|
Ya sebenarnya itu sih kalau
sini itu kan kan gak terminalnya tapi kan kehulunya, aslinya dampaknya ya
diterakhir ya ndek Turi, mana itu ya Kebet, Doro sini itu kan istilanya pertengahan ya gak sampek meluap kalau
seumpama banjir itu ya airnya hampir meluap tapi gak sampek. Tapi kalau
kemarau gini baunya yang menyengat masalahnya air kan gak mengalir kalau
waktunya hujan desar dampaknya kehulu, ya itu yang meluap karena disana
sampah kan menumpuk. Tapi kalau disi efeknya kan belum tapi kalau lama
kelamaan tanggolnya jebol. Wong sekarang saja kalau hujanya deres itu
airnya itu apa ya airnya merembes,
merembes ke rumah warga-warga situ. Ya memang banjir tapi banjir sedikit gak
sampai meluap tapi akhirnya kan yo kalah soalle air gak bisa mengalir dengan
lancar.
|
5.
|
Harapan
kedepannya tentang kondisi disekitar sungai?
|
Harapannya sih warga itu
sadar kalau membuang sampah itu efeknya itu bukan hanya banjir tapi kan yo
bisa bencana alam maksudnya disana biasanmya banyak pohon-pohon biar apa gak
erosi ituloh apa penangkal banjir. Ada pohon pisang ada pohon apa kalau banjir
itu kan istilahnya tanahnya yang kokoh menjadi gembur apa itu yang jadi
penopang banjir pohon-pohon itukan yo keangkat terus ikut kealiran sungai
tanggulnya cepet apa, apa itu namanya itu cepet tombol wes pokoke masyarakat
cepet sadar bahayanya kedepan itu
pasti ada.
|
c.
Narasumber : Pak
Ketua RW
Tabel 4.3
Hasil wawancara narasumber 3
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Apakah dari pihak
perangakat desa sudah menghimbau pada warga untuk tidak membuang sampah di
sekitar sungai ?
|
Jadi sering kali tokoh masyarakat dari rt sampai
rw bahkan kepala dusun yang ada disini memang rw itu dibawahnya kepala dusun.
Menginformasikan terhadap para warga yang selalu membuang sampah ditepi
sungai utamanya yang bau itu bangkai ayam. Yang telah diinformasikan jangan
buang bahkan sampai hari ini pun memang yang namanya masyarakat itu ya
begitu. Untuk diberikan masukan diberikan arahan tapi yang namanya tokoh
masyarakat dari rt rw sampai kepala dusun selalu memberikan yang terbaik.
|
2.
|
Apa rencana dari
perangkat desa agar masyarakat tidak membuang sampah di sekitar kali ?
|
Ya rencana memang program rw itu membikinkan bak
sampah yang akan dibuat disebelah rumah ini sebelahnya wc, itu program dimana
program dibikinkan bak sampah umum untuk rt 1 rt 2 rt 3. Direncanakan disana
terus diberikan gerobrak yang nantinya da petugas dari rt masing-masing untuk memines sampah yang
ada. Dari rt masing-masing dikumpulkan dibuang ketempat sampah yang umum. Lah
alternatif kedua memang ada rencana wacana dari pihak perangkat rw sampai rt
itu jika nanti sampai terpenuhi akan
didatangkan mobil bak sampah dari kabupaten yang diangkut nantinya
jangkal-jangkal pangkalnya itu disitu. Untuk sementara ini memang banyak
keluhan-keluhan dari masyarakat sepanjang aliran sungai itu yang namanya
tetangga-tetangga udah pada sambat namaya bau tidak sedap itu yang
ditimbulkan dari bulu ayam memang ada satu, dua, tiga, empat pengusaha ayam
empat pengusaha ayam potong. Ya memang kalau sudah ditegur kayak gitu masih
bandel namanya juga manusia. Tapi
tidak hanya cukup pengusaha bulu ayam tapi juga sampah-sampah yang dibuang di
sungai itu namanya juga manusia ya wes gitu.
|
3.
|
Apakah pernah terjadi bencana alam yang pernah
timbul sebab penumpukan sampah?
|
Ya selama ini belum ada bencana alam yang namanya
banjir juga tidak pernah dengan adnya pemotongan sungai diwilayah selatan san
itu disini sudah 15 tahun lau tidak pernah bencana. Ya memang sekarang belum
mebahayakan warga sini jadi memang sampahnya tidak begitu besar cuma baunya
tadi yang tidak begitu sedap itu yang dekat dengan rumah-rumah tadi.
|
BAB
V
PEMBAHASAN
A. Dampak Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah
secara liar dapat menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat sekitar. Dampak pembuangan
sampah sebagai berikut.
1.
Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat tinggal yang cocok bagi beberapa organisme
seperti lalat, ulat kecil dan sejeninya yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut.
a.
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar
dengan cepat melalui air yang digunakan
masyarakat yang sudah terkontaminasi oleh sampah yang meresap ke dalam tanah dan
bercampur
dengan sumber air.
b.
Penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.
c.
Penyakit jamur kulit dapat juga menyebar dengan
mudah.
d.
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan seperti
penyakit yang terjangkit oleh cacing pita (taenia)
yang sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanan sisa
makanan/sampah yang dikonsumsi binatang tersebut. Dan
bisa menularkan kepada manusia lewat makanan (daging binatang) yang dikonsumsi
oleh manusia.
2.
Dampak terhadap lingkungan
Cairan sampah yang masuk ke sungai akan mencemari air. Berbagai
organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap. Hal
ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah
yang di buang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik
seperti metana. Selain berbau kurang sedap gas ini dalam konsentasi tinggi
dapat meledak.
3.
Dampak
Sampah Terhadap Keadaan Sosial Dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat. Bau yang tidak sedap dan pemandangan yang
buruk karena sampah dimana-mana, yang dapat meimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Pembuangan sampah padat ke dalam sungai dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, dll.
Insfrastuktur lain juga dapat dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.
Jika sarana penampungan sampah kurang memadahi, maka masyarakat cenderung akan
membuang sampah di jalan dan di sembarang tempat. Hal ini mengakibatkan jalan
perlu lebih sering di bersihkan dan di perbaiki.
B. Usaha Pengendalian Sampah
Untuk menangani permasalahan pembuangan sampah
secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat
menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah justru memberikan permasalahan
lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar
akibat air lindi sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan
masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary
landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang luas untuk satuan volume
sampah yang akan dikololah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota
yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya lahan
di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dengan
harga yang tinggi. Berdasarkan pertimbangan diatas, dapat di perkirakan bahwa
teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah pembuangan sampah liar di
atas adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan.
Konsep utama dalam pemusnahan sampah padat adalah reduksi volume secara
maksimum. Teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi yaitu dengan menggunkan
insinerator. Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat dan
disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa (fly ash dan bottom ash) di bandingkan dengan sampah pemula.
Pelaksaan teknologi justru lebih banyak
memberikan dampak negarif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk
pembakaran yang terbentuk berupa gas buang Cox, Nox, Sox, partikulat, dioksin, furan dan logam berat yang di lepaskan ke
atmosfer harus di pertimbangkan. Selain proses pembakaran insinerator
menghasilkan Dioxin yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan misalkan kanker, sistem kekebalan, reproduksi
dan masalah pertumbuhan. Global Anti Incenatot
Alliance (GAIA) juga menjelaskan bahwa insinerator juga merupakan sumber
utama pencemaran merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat yang
mengganggu sistem motorik, sitem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
Program pengolahan sampah di atas
merupakan penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan
cenderung untuk di buang begitu saja harus di ubah. Produksi bersih (clean production) merupakan salah satu
pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara pengurangan
produk yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan dan menciptakan
produk dan limbah yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
C. Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah
Perkembangan kehidupan masyarakat terhadap
penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata di tangani oleh pemerintah
daerah (pemerintah kabupaten/kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan
masyarakat memerlukan pergeseran pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang
memerlukan adanya campur tangan dari pemerintah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan
pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan dan pengolahan.
Beberapa aspek pengelolaan sampah yaitu penetapan kebijakan, pengelolaan sampah
dan pelaksanaan pengelolaan sampah. Kebijakan pengelolaan sampah harus di
lakukan oleh pemerintah pusat karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan
pengelolaan sampah sebagai berikut.
1.
Penetapan instrumen kebijakan
a.
Instrumen regulasi :
penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-undang dan hukum yang
jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan.
b.
Instumen ekonomik :
penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah
(sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang
menghasilakn sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan.
2.
Mendorong pengembangan upaya
mengurangi, memakai kembali dan mendaur ulang sampah dan mengantisipasi.
3.
Pengembangan produk dan
kemasan ramah lingkungan.
4.
Pengembangan teknologi,
standar dan prosedur penanganan sampah.
5.
Penetapan kriteria dan
standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah.
6.
Penetapan lokasi pengolahan
akhir sampah.
7.
Luas minimal lahan untuk
lokasi pengolahan akhir sampah.
8.
Penetapan lahan penyangga.
D. Alternatif Penelitian Amdal
Alternatif solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi pembuangan sampah liar di
sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan sebagai
berikut.
1.
Perangkat Dusun Galang Desa
Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan membuat tempat pembuangan sampah
tetap.
2.
Perangkat desa bekerjasama
dengan puskesmas untuk mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak
membuang sampah bagi kesehatan.
3.
Perangkat desa menetapkan
sangsi kepada masyarakat yang membuang sampah di sungai.
4.
Perangkat desa mengadakan
program kerjabakti setiap 2 minggu sekali untuk membersihkan sungai dan
selokan.
5.
Kepala desa mengadakan
kerjasama dengan petugas TPA pusat untuk pengangkutan sampah.
6.
Solusi untuk penggusaha
ayam, dianjurkan memiliki tenpat sampah khusus untuk pembuangan bulu ayam dan
kotorannya.
BAB
VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembuangan sampah
secara liar dapat menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat sekitar. Dampak
pembuangan sampah sebagai berikut.
1.
Dampak bagi kesehatan
Dampak bagi kesehatan yang dapat ditimbulkan seperti penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat melalui air yang digunakan masyarakat yang sudah terkontaminasi oleh sampah yang meresap ke dalam tanah dan bercampur dengan sumber air, penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai, penyakit jamur kulit dapat juga menyebar dengan
mudah dan penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.
2.
Dampak terhadap lingkungan
Cairan sampah yang masuk ke sungai akan mencemari air. Berbagai
organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap. Hal
ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Selain berbau kurang
sedap gas ini dalam konsentasi tinggi dapat meledak.
3. Dampak Sampah Terhadap Keadaan
Sosial Dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat. Bau yang tidak sedap dan pemandangan yang
buruk karena sampah dimana-mana, yang dapat meimbulkan dampak negatif terhadap
masyarakat. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Pembuangan sampah padat ke dalam sungai dapat menyebabkan
banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, dll.
Insfrastuktur lain juga dapat dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.
Jika sarana penampungan sampah kurang memadahi, maka masyarakat cenderung akan
membuang sampah di jalan dan di sembarang tempat. Hal ini mengakibatkan jalan
perlu lebih sering di bersihkan dan di perbaiki.
B. Saran
Kami mengharapkan agar pembaca mampu memahami
tentang pencemaran sumpah pada sungai-sungai dan masyarakat dapat menyadari
akan kebersihan lingkungannya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan
laporan penelitian ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
dosen pengampu maupun pembaca. Atas kritik dan saran kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ellina S. Pandebesia. 2005. Teknik Pengelolahan Sampah. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.
Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan
pemanfaatan sampah, Jakarta : Yayasan Idayu.
Subaris, Heru K, Dwi Enda. 2016 Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan
Masyarakat. Yogyakarta: Parama Publishing.
Mayang, Yesi Sari, dkk. Pengertian Sampah Dan Jenis-Jenis Sampah. Diambil dari : Http://Ppkmb15tiusd.Blogspot.Co.Id. Diakses 20 October 2017
Ardiyanto, Dwi. Dampak
Sampah Terhadap Lingkungan Masyarakat. Diambil dari : Http://perwateksis3.blogspot.co.id/. Diakses
pada 22 Oktober 2017 pukul 00:10
[1] Ellina S. Pandebesia, Teknik Pengelolahan Sampah, Surabaya,
(Institut Teknologi Sepuluh November:2005) hal:1
[2] Heru SUbaris K, Dwi Enda. Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan
Masyarakat. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016) hal: 18-19
[3] Heru SUbaris K, Dwi Enda. Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan
Masyarakat. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016) hal: 19-20
[4] Ellina S. Pandebesia, Teknik Pengelolahan Sampah, Surabaya,
(Institut Teknologi Sepuluh November:2005) hal:9-10
[5] Heru SUbaris K, Dwi Enda. Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan
Masyarakat. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016) hal: 20-22
[6]Yesy Mayang Sari, Wentri
Febriasie, Windi Tri Apriliani, Pradhika Dwi Yuldania. Pengertian Sampah Dan Jenis-Jenis Sampah Available at:Http://Ppkmb15tiusd.Blogspot.Co.Id1
Diakses 20 October 2017 pukul 05:00
[7] Ellina S. Pandebesia, Teknik Pengelolahan Sampah, Surabaya,
(Institut Teknologi Sepuluh November:2005) hal: 10-13
[8]Heru SUbaris K, Dwi Enda. Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan
Masyarakat. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016) hal: 24-27
[9]Dwi Ardiyanto, Dampak Sampah Terhadap
Lingkungan Masyarakat. Available at:http://perwateksis3.blogspot.co.id/ Diakses pada 22 Oktober 2017 pukul 00:10