LAPORAN PENELITIAN AMDAL TUGAS STUDI LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN GRESIK BAGIAN 2
Senin, 28 Oktober 2019
Edit
LAPORAN PENELITIAN AMDAL
HARTA KARUNKU YANG TERKIKIS
KELOMPOK 6
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum dengan
seperangkat peraturan-peraturan. Hukum lingkungan mengatur mengenai
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Berbagai peraturan hukum
termasuk dalam kaidah hukum yang bertujuan mengatur perilaku dan perbuatan
manusia untuk melindungi lingkungan dari kerusakan demi kelestarian yang
mendatang. Negara Indonesia terletak di daerah khatulistiwa,
membentang dari barat sampai ke timur.[1] Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan budaya dan kekayaan alamnya. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi
dengan lingkungan alam sekitarnya. Bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan alam
berlimpah dituntut untuk dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam
tersebut. Banyak sumber daya alam yang dapat
kita jumpai dengan begitu mudahnya di negeri ini. Indonesia adalah Neraga yang
demokratis dan politis, sehingga kekayaan alam yang merupakan anugrah dari
Allah SWT yang secara cuma-cuma kita dapat dan kita bebas untuk memanfaatkannya
setelah dirusak oleh manusia yang rakus atas pemberian dari Allah SWT tanpa
merawatnya.
Pemanfaatan
sumber daya alam jika diimbangi dengan kemampuan (skill) dan pengetahuan
(knowledge) akan mendapatkan hasil yang optimal sehingga dapat mendukung
pelaksanaan program pembangunan. Sebagaimana kita ketahui bahwasannya kekayaan
sumber daya alam merupakan salah satu modal pembangunan suatu daerah. Dengan
pemanfaatan sumber daya alam kita mampu memajukan pembangunan daerah.
Pembangunan suatu daerah selalu memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada.
Namun kebijakan untuk memanfaatkan sumber alam ini harus memperhitungkan pula
segi-segi pembangunan daerah yang lain. Karena sesungguhnya jika kita
mengambil sebagian dari kekuasaan Allah SWT maka hendaklah kamu untuk
merawatnya tanpa merusaknnya. Dengan demikian pemanfaatan sumber daya alam akan
diarahkan untuk mendorong perkembangan dan pemanfaatan suatu daerah dengan
tetap berpegang teguh pada tujuan yakni untuk membina tanah air Indonesia sebagai
satu kesatuan sosial ekonomi yang bulat.
Potensi yang ada dalam suatu daerah
hendaknya kita dukung untuk sebuah kemajuan bersama. Mengembangkan atas apa yang ada
saat ini dengan melakukan hal-hal positif yang membangun suatu kesatuan bersama
dalam kemajuan suatu daerah, dan salah satu cara
untuk membangun suatu daerah menjadi lebih maju
adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Ketika sumber daya alam
sudah ada lalu kita hanya memikirkan bagaimana kedepannya untuk anak cucu kita,
apakah sumber daya alam yang saat ini kita kejar masih adakah dihari anak cucu
kita lahir nanti. Maka dari itu dalam laporan
penelitian kali ini kelompok kami akan membahas kekayaan alam di Negeri yang berupa Gunung
Kapur. Tepat di desa Gosari Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik terdapat harta karun yang berupa gunung kapur. Gunung kapur
tersebut banyak di manfaatkan oleh masyarakat untuk membangun rumah. Akan
tetapi dalam pemanfaatan sumber daya alam tersebut banyak yang pro dan kontra.
Dan ada sisi positif dan juga negatifnya, karena setiap manusia berbeda-beda ada yang memiliki inisiatif untuk
melestarikannya dan ada juga manusia yang rakus akan harta gunung kapur tersebut. Kali
ini untuk mengetahui lebih lanjut kita
akan membahasnya dalam laporan ini.
B.
Pokok
Permasalahan
1.
Bagaimana
kondisi gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik?
2.
Bagaimana
pengelolaan gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten
Gresik?
3.
Bagaimana
dampak yang ditimbulkan sekitar gunung
kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik?
4.
Bagaimana upaya
pemerintah menangani gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten
Gresik?
C.
Tujuan
1.
Menggambarkan
kondisi gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik,
2.
Menjelaskan
pengelolaan gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik,
3.
Mengetahui
dampak yang ditimbulkan sekitar gunung kapur di desa Gosari kecamatan
Ujungpangkah kabupaten Gresik,
4.
Mengetahui
upaya pemerintah menangani gunung kapur
di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Gunung Kapur
Gunung adalah bentuk tanah yang
menonjol di atas wilayah sekitarnya, bagian dari permukaan bumi yang menjulang
lebih tinggi. Gunung memang ciptaan Tuhan yang sangat besar. Batu kapur merupakan salah satu sumber daya
alam yang dibutuhkan oleh manusia untuk mendukung kegiatan industri, kerajinan,
dan bahan bangunan. Batu kapur adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari
mineral calcite (kalsium carbonate). Batuan yang terdiri dari unsur
kalsium karbonat, terbentuk langsung dari presipitasi air laut akibat proses
biokimia. Batu kapur merupakan batuan karbonat yang insitu atau yang
terbentuk pada asalnya.[2] Sedangkan, Gunung kapur adalah gunung mati yang bisa menghasilkan sumber
daya alam bagi masyarakat. Gunung kapur ini menjadi titik mata
pencaharian masyarakat karena disana mereka menambang batuan kapur.
Awalnya gunung kapur merupakan salah
satu perbukitan tetapi bukit tersebut merupakan bukit kapur yang mulai digali,
dipahat, dan digeraji sekitar tahun 1950-an. Dan semenjak itu bentuk alam
gunung kapur berubah. Bentuk yang dihasilkan dari pahatan dan penggalian liar
oleh para warga. Gunung kapur memang wadah pencaharian atau bisa disebut tempat
harta karun bagi masyarakat setempat. Karena dengan adanya gunung kapur proses
jual belinya sangat mudah, tetapi terkadang ada kendala dari pusat atau bisa
disebut dengan perusahaan yaitu PT. Polowijo Gosari. Sebenarnya gunung kapur
ini mecakup desa Sekapuk, Gosari, dan Canga’an. Tetapi kali ini yang dibahas
dalam penelitian ini gunung kapur Gosari. Gosari terletak di Kecamatan
Ujungpangkah Kabupaten Gresik Jawa Timur. Desa kecil ini terletak 5 km dari
arah pantai Utara Jawa, disini para penduduk mayoritas bekerja sebagai petani
dan penggali tambang gunung kapur.[3]
Gunung kapur merupakan sarana yang
digunakan untuk mencari nafkah dengan mencetak batu bata dan pupuk dolomit,
tetapi pembuatan pupuk berada dinaungan perusahaan PT. Polowijo Gosari. Pada
akhirnya masyarakat sekitar berbondong-bondong bekerja di gunung kapur. Ada
juga masyarakat dari luar kota yang bekerja di gunung kapur tersebut. Batu bata
bisa digunakan untuk membangun rumah (pondasi) atau bangunan lainnya. Sementara
sisa dari pembuatan batu bata yang berupa seperti pasir bisa digunakan untuk
membuat pupuk yaitu pupuk dolomit. Dulu pembuatan batu kapur dengan gergaji
biasa tetapi pada saat ini pembuatan batu kapur menggunakan alat modern yaitu
geraji batu mesin. Hal ini bisa dapat membahayakan pekerja apabila lalai dalam
penggunaan mesin tersebut. Terkadang dalam pembuatan batu bata dengan
menggunakan gergaji batu mesin ada yang tidak jadi batu sebab ukurannya ada
yang melenceng, maka para pekerja harus lebih fokus untuk menggunakan mesin
tersebut. Oleh karena itu, batu bata sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
membangun bangunan yang diinginkan.
Proses pembuatan batu kapur cukup
sederhana berikut ini proses pembuatannya :
1.
Alat dan bahan
pembuatan batu bata
a.
Alat pembeuatan
batu bata :
-
Penggaris : Untuk mengukur sebelum membuat batu bata
-
Pensil : Digunakan menulis ukurannya
-
Gergaji/Gergaji
mesin : Untuk memahat batu
-
Linggis : Untuk menggali
batu yang akan dibuat batu bata
-
Gerobak : Untuk mengangkut batu bata yang sudah jadi
-
Karung : Untuk mengangkat sisa pembuatan batu bata
-
Pengayak pasir : Untuk memisahkan bebatuan
b.
Bahan pembuatan
batu bata
-
Gunung kapur
-
Solar : Untuk gergaji mesin
2.
Cara pembuatan
batu bata
a.
Pertama
menggali batu yang akan dijadikan batu bata dengan menggunakan linggis.
b.
Ketika gumpalan
batu sudah jatuh maka dilakukan proses pengukurang dengan penggaris dan pensil.
c.
Kemudian
gumpalan batu digergaji bisa menggunakan gergaji manual atau geraji mesin.
Kalau memakai gergaji mesin yang terlebih dahulu diisi dengan solar dan harus
berhati-hati menggunakannya.
d.
Setelah proses
penggerajian selesai batu bata diangkut dengan gerobak menuju truk-truk yang
akan membawa batu bata kepada konsumen.
e.
Dan sisa-sisa
penggerajian batu bata diangkat dengan karung dan diayak untuk memisahkan bebatuan
dan siap dijadikan pupuk dolomit.
Didalam pembuatan batu bata ini bisa
saja membahayakan nyawa manusia. Karena dalam proses awal bisa saja gunung
ambruk dan nyawa melayang, atau terkena geraji dan membuat terluka. Proses
pembuatan batu bata juga membuat pernafasan terganggu karena banyak debu-debu
yang bertebaran. Pencemaran udara juga disebabkan bermacam-macam pula,
dapat disebabkan asap keluar dari gergaji mesin dan kendaraan bermotor atau
truk. Makin banyak yang menggunakan gergaji mesin, makin besar tanggungan
keselamatan kerja bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, serta
kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan penduduk, dan karenanya
polusi semakin hari semakin buruk.
B. Pengelolaan Gunung Kapur
Sistem pengelolaan lingkungan kawasan
pertambangan batu kapur melaksanakan kegiatan pertambangan yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dan memiliki usaha sadar dan berencana untuk memanfaat
dan melestarikan lokasi pertambangan sebelum dan sesudah pasca tambang batu
kapur serta mengurangi dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan hidup
disekitar gunung kapur Sekapuk sampai pada dampak pertambangan yang minimum.
Sedangkan dari pihak pemerintah kabupaten Gresik yang terkait dengan kegiatan
pengelolaan pertambangan yaitu Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup
telah melakukan kunjungan atau inspeksi dan sosialisasi kepada pemilik tambang
dan juga penambang disekitar lokasi pertambangan dalam kawasan gunung kapur
Sekapuk agar tercapai kegiatan pertambangan batu kapur yang berwawasan
lingkungan serta diharapkan menjadi sumber yang berarti untuk Kabupaten Gresik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
model pengelolaan lingkungan pertambangan yang dominan dalam pertambangan Gunung
Kapur Gosari adalah sistem atur dan awasi. Kegiatan pertambangan di Gunung
Kapur Gosari mematuhi peraturan yang dibuat oleh pemerintah tentang kegiatan
pertambangan. Tetapi dalam acuhan pemerintah ada campur tangan
dengan perusahan PT. Polowijo Gosari. Disamping itu PT. Polowijo Gosari
merupakan pihak pelaku usaha pertambangan batu kapur yang memiliki inisiatif
dalam menyelaraskan lingkungan sekitar gunung kapur Gosari dengan kegiatan
usaha pertambangannya.
Aktivitas pertambangan di Gunung
Kapur Gosari memberikan nilai ekonomi secara langsung kepada masyarakat sekitar,
perusahaan, dan pemerintah pusat. Selain itu adanya aktivitas pertambangan juga
memberikan peluang bagi masyarakat setempat atau masyarakat luar kota untuk
membuka lapangan pekerjaan baru. Hal tersebut dibuktikan di lapangan bahwa
lokasi gunung yang tidak ditempatibekerja digunakan untuk berjualan kopi atau
warung makan.
C.
Dampak Bagi
Masyarakat Sekitar Gunung Kapur
Kronologi dari gunung kapur ini
umumnya dulu hanya ada gunung dan pepohonan. Tetapi dengan seiringnya zaman
gunung kapur ini sudah menjadi pemukiman warga luar kota. Mereka membuat
gubuk-gubuk kecil untuk dijadikan tempat tinggal. Sebelum membangun mereka izin
pada kelurahannya desa tersebut. Gunung kapur adalah tempat dimana masyarakat
sekitar mencari kebutuhan.
Setiap hari jalanan gunung kapur
dilewati kendaraan yang mengangkut batu bata, sehingga masyarakat yang tinggal
disana konsekuensinya terkena debu-debu yang melayang. Setiap hari warga yang
tinggal disana harus menerima resiko itu. Akibat dari kebanyakan debu-debu bisa
menyebabkan sesak nafas, mata merah dan kulit kering. Bukan hanya itu saja
tinggal di sekitar gunung kapur juga rawan karena kita juga tidak tahu apa
gunung dalam keadaan aman atau terjadi gunung runtuh dan mengakibatkan ada
korban jiwa. Bekerja dan tinggal disana memang memerlukan safety yang utama.
Karena dalam hidup kita tidak tahu kapan ada cobaan yang datang.
D.
Upaya
Pemerintah Terhadap Gunung Kapur
Gunung Kapur ini sudah campur tangan
dari perusahaan. Jadi perusahaan yang mengaduk dalam dunia pemerintahan. Upaya
pemerintah kabupaten Gresik yang terkait dengan kegiatan pengelolaan
pertambangan yaitu Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup telah
melakukan kunjungan atau inspeksi dan sosialisasi kepada pemilik tambang dan
juga penambang disekitar lokasi pertambangan dalam kawasan gunung kapur Gosari agar tercapai kegiatan pertambangan batu
kapur yang berwawasan lingkungan serta diharapkan menjadi sumber yang berarti
untuk Kabupaten Gresik.
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode penelitian untuk mengumpulkan
data-data dalam rangka penulisan laporan penelitian ini dengan cara wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena suatu
fenomena itu akan dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti melakukan
interaksi langsung dengan subjek peneliti.[4]
A. Observasi
Ada
beberapa alasan mengapa teknik observasi digunakan dalam penelitian ini.
Pertama, pengamatan didasarkan atas pengalaman sehingga akan jelas objek yang
diamati yaitu gunung kapur. Kedua, observasi memungkinkan peneliti untuk melihat
dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang
terjadi pada keadaan sebenarnya di Gunung Kapur.
Tabel
3.1 Kisi-kisi pedoman observasi
NO
|
Subjek Observasi
|
Indikator
|
1.
|
Proses Pengerukan Gunung Kapur
|
· Asal-usul pengerukan
gunung kapur
|
2.
|
Upaya
pemerintah menangani adanya pengerukan gunung kapur
|
· Cara pemerintah
menangggapi tentang adanya pengerukan gunung kapur
|
B. Wawancara
Yaitu
cara pengumpulan data melalui obrolan atau tanya jawab serta bertatap muka
secara langsung, dengan pengolah gunung kapur, penjual, serta warga sekitar.
Tabel 3.2 Kisi-kisi
pedoman wawancara kepada pengolah gunung kapur
NO
|
Komponen
|
Indikator
|
1.
|
Profil
Gunung Kapur
|
· Asal-usul pengerukan
gunung kapur
|
2.
|
Dampak
|
·
Dampak polusi
·
Pengaruh kesehatan
terhadap kesehatan
·
Solusi alternatif
|
Tabel
3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara kepada penjual sekitar tempat pengerukan gunung
kapur
NO
|
Komponen
|
Indikator
|
1.
|
Dampak
yang ditimbulkan dari adanya pengerukan gunung kapur
|
·
Dampak polusi
·
Pengaruh polusi
terhadap kesehatan
|
C. Dokumentasi
Dokumentasi disini kita
menggunakan cara foto dan video mulai proses awal sampai akhir diadakannya
penelitian ke gunung kapur tersebut.
BAB
IV
DATA
HASIL OBSERVASI DAN FAKTA
Berdasarkan
hasil observasi tentang gunung kapur di desa Gosari, Ujungpangkah Gresik. Dapat
disimpulkan bahwa, kondisi kerusakan penambangan gunung kapur yang terjadi di
desa tersebut sudah sangat parah dan berakibat pada kesehatan masyarakat
sekitar. Debu serta suara mesin yang membuat penduduk sekitar resah dan merasa
tidak nyaman untuk tetap bertahan hidup di wilayah sekitar gunung.
Pengelolaan dari penambangan
gunung kapur ini kebanyakan digunakan untuk macam-macam bahan bangunan. Seperti batu bata, batu bata
besar yang digunakan untuk pondasi dan dolomit untuk campuran pupuk kompos
ataupun sebagai kapur. Alat-alat yang digunakan untuk menghasilkan bahan
bangunan tersebut beragam mulai dari alat sederhana seperti gergaji, kemudian
meningkat menjadi gergaji mesin dan kemudian alat-alat besar seperti ekskavator.
Gambar 4.2 Ekskavator dibuat mengeruk tanah kapur
Gambar
4.3 Tempat pembuat batu-bata berukuran kecil dan sedang
Berikut adalah
hasil wawancara dengan beberapa warga dan pekerja di penambangan gunung kapur desa
Sekapuk yang memanfaatkan penambangan gunung kapur tersebut sebagai mata
pencarian perekonomian mereka.
1.
Instrumen hasil
wawancara dengan pekerja didalam gunung kapur
Narasumeber: Bapak Solikun asli desa
Gosari, sebagai pekerja yang sudah lama menjadi pembuat batu-bata di goa gunung
kapur.
Tabel 4.1 Hasil wawancara
pekerja di dalam goa gunung kapur
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Adanya gunung kapur ini sudah berapa tahun pak?
|
Sudah 50 tahun lebih sejak saya belum lahir sudah
mulai produksi.
|
2
|
Ada berapa pekerja pak di gunung kapur ini?
|
Ratusan pekerja ada yang asli Gosari sendiri dan ada
yang luar pulau jawa.
|
3
|
Alat yang dipakek untuk membuat batu-bata ini
memakai apa pak?
|
Dulu masih pakek alat manual pakek gergaji sama
linggis terus berkembang sekarang pakek gergaji mesin dan sekarang sudah modern memakai mesin agar
lebih cepat dan praktis saat mencetak batu-bata.
|
4
|
Proses pembuatan batu-bata ini langsung dicetak apa
gimana pak?
|
Pertama ya dibuat persegi panjang lalu
dipotong-potong sesuai ukuran ada yang kecil dan ada yang sedang seperti batu
bata dan batu besar yang digunakan untuk pondasi.
|
5
|
Berapa harga jual dari batu bata itu pak ?
|
Batu bata yang kecil 300,- perbiji, sedangkan yang
besar untuk pondasi rumah itu 3000,- perbiji.
|
6
|
Untuk masalah penghasilan berapa pak?
|
Kalau masalah penghasilan standart ekonomi
katakanlah sehari 50 ribu namun pekerja dibayar seminggu sekali.
|
7
|
Apa yang dihasilkan dari penambangan hutan kapur ini
pak dan apa kegunaanya?
|
Kebanyakan ya digunakan untuk bahan bangunan mbak.
Yang dihasilkan ada banyak ada batu bata kecil, batu bata yang besar yang
biasanya digunakan untuk pondasi rumah, dolomit.
|
2. Instrumen
Hasil Wawancara dengan Masyarakat
Narasumber: ibu Sarti asli Tuban,
sebagai pekerja tambang kapur.
Tabel 4.2 Hasil wawancara
dengan masyarakat sekitar
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Ibu tinggal disini sudah berapa tahun,
asli sini kah?
|
Sudah 20 tahun mbak, sejak anak saya
kecil sampai anak saya sudah besar mbak, sekitar 20 tahunan la. saya asli tuban mbak disini saya nemenin suami
saya bekerja sebagai tambang kapur.
|
2
|
Apakah ada dampak positif dan negatif
buk saat ibuk tinggal disini?
|
Ada mbak positifnya kita mendapatkan
penghasilan yang cukup buat kehidupan keluarga. Kekurangannya dampak
negatifnya kalau ada yang alergi debu yang langsung terserang flu dan batuk
mbak.
|
3
|
Selama ibu bekerja disini apakah pernah
terjadi kecelakaan kerja?
|
Selama saya bekerja tidak pernah ada yang kecelakaan mungkin ya dengar tapi gak di posisi
ditempat sini.
Mungkin di daerah yang sebelah sana-sana saya gatau.
|
4
|
Yang punya gunung kapur ini orang sini apa
orang luar wilayah sini?
|
Yang punya gunung kapur ini pujasera
namun yang mengelolah itu PT. Polowijo asli Gosari sini yang punya izin
dolomit.
|
3. Instrumen
Wawancara dengan Pekerja mandor ekskafator
Narasumeber: Bapak Dloekha asli desa
Gosari, sebagai pekerja mandor ekskavator.
Tabel 4.3 Hasil wawancara
pekerja ekskavator
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1.
|
Sudah berapa lama bapak Dloekha
bekerja disini ?
|
Sudah 2 tahun.
|
2.
|
bapak bekerja sebagai apa disini?
|
Sebagai mandor ekskavator.
|
3.
|
Fungsinya ekskavator disini untuk
apa pak ?
|
Buat ngeruk gunung terus nanti itu
dijadikan dolomit.
|
4.
|
Fungsi dolomit disini untuk apa pak
?
|
Untuk campuran pupuk kompos.
|
5.
|
Dari pengerukan itu kan
menghasilkan debu pak ya apa itu merugikan bagi warga sekitar atau bagaimana?
|
Kalau untuk warga sekitar mungkin
agak jauh mbak ya, tapi kalau untuk pekerja disini mungkin iya.
|
6.
|
Berapa harga jual dolomit pertruk ?
|
Sekitar Rp. 200-300,-an mbak
|
Gambar 4.4 wawancara dengan mandor Ekskavator
BAB V
ANALISA
Di kabupaten Gresik
terdapat gunung kapur salah
satunya adalah di desa
Gosari kecamatan
Ujungpangkah. Gunung kapur yang dikelola oleh PT.
Polowijo ini sejak dulu dijadikan lahan
pekerjaan warga sekitar sebagai mata pencarian utama. Banyaknya warga yang
menggantungkan kehidupannya pada gunung kapur ini, membuat warga tidak punya
pilihan lain selain bekerja di gunung kapur. Meskipun mereka tau bahwa bekerja
di gunung kapur ini memiliki dampak negatif bagi kesehatan seperti sesak napas,
asma, atau bahkan radang paru-paru yang menganggu saluran pernafasan mereka, terkadang
ada juga sebagaian dari masyarakat terkena kencing batu karena kandungan air
yang dikonsumsi warga sekitar mengandung zat kapur tinggi. Dampak bagi
wilayahnya sendiri adalah daerah tersebut akan mengalami kekeringan dan
berkurangnya kandungan oksigen didaerah sekitar penambangan bukit kapur yang
mengakibatkan suhu disekitar penambangan gunung kapur tersebut semakin tinggi.
Karena sedikitnya vegetasi pada daerah
penambangan bukit kapur membuat tanah menjadi semakin labil. Penahan atau
penyangga berupa pohon yang tidak ada disekitar wilayah penambangan gunung
kapur membuat daerah tersebut sangat rentan terhadap longsor lahan. Dan dampak
lain yang ditimbulkan dari penambangan gunung kapur ini adalah erosi dan
gangguan terhadap flora dan fauna yang terdapat didaerah penambangan gunung
kapur.
Namun pada saat
wawanacara beberapa warga juga mengatakan dampak positif dari penambangan
gunung kapur ini. Salah satunya adalah peningkatan perekonomian mereka. Selain
pekerja penambangan gunung kapur pedagang yang berjualan disekitar penambangan
gunung kapur juga terbantu perekonomiannya. Beberapa pekerja juga ada yang
berasal dari kabupaten lain seperti dari Tuban, Lamongan, Malang, Lumajang
dan wilayah sekitar.
Daerah penambangan bukit
kapur ini termasuk lahan yang kritis dan rentan kerusakan lingkungan, karena
itu pemerintah juga turun tangan untuk membuat perlindungan terhadap
penambangan gunung kapur. Beberapa peraturan pemerintah sudah dibuat untuk perlindungan tersebut namun upaya untuk
menegakan peraturan tersebut sangat minim. Namun, penduduk warga sekitar
penambangan gunung kapur juga resah karena disisi lain mereka ingin aktif dalam
upaya perlindungan gunung kapur namun disisi lain warga juga menggantungkan
perekonomian mereka didaerah penambangan gunung kapur tersebut.
Alternatif Solusi
1.
Harus ada keseimbangan antara penambangan dengan
rehabilitasi lahan bekas penambangan gunung kapur tersebut. Karena jika digerakkan dengan melakukan
keseimbangan maka gunung kapur akan bisa terkontrol. Dan lahan bekas bisa
dimanfaatkan untuk dijadikan pariwisata atau tempat-tempat unik yang bisa
dikunjungi oleh masyarakat luar, dan bisa menjadikan potensi bagi anak muda
khususnya organisasi karang taruna warga setempat. Pengelolaan
bekas lahan penambangan menjadi tempat rekreasi. Hal ini juga dapat membantu
perekonomian masyarakat sekitar. Tempat rekreasi disini adalah biasanya pada
lahan penambangan gunung kapur yang dikeruk terlalu dalam dapat menjadi danau.
Dan danau itu dapat dijadikan tempat rekreasi yang dikelola oleh masyrakat
sekitar.
2.
Hasil kerukan ekskavator alangkah baik digunakan untuk jalan aspal atau
jalan menuju desa lain bisa juga dikatakan sebagai jalan alternatif.
3.
Pembatasan penambangan gunung kapur. Pembatasan
penambangan ini dimaksudkan agar pekerja tidak menggambil hasil dari alam
secara berlebihan. Dan juga mereka akan
tau mana batas wilayah yang ia miliki dan mana batas yang bukan miliknya.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pada kondisi
awal gunung kapur di desa Gosari ini adalah perbukitan kapur. Penggalian dan
penggerajian di gunung kapur itu sudah dilaksanakan sejak tahun 1950-an. Dan
setelah itu bentuk gunung kapur berubah. Bentuk itu berubah sesuai dengan
pahatan dan penggalian oleh para pekerja. Didalam gunung kapur tersebut para
pekerja menggali batu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Adapun ketika
ukuran itu tidak sesuai maka akan di musnahkan menjadi abu pasir. Dimana para
masyarakat sering menyebutnya dengan pupuk dolomit.
2.
Sistem pengelolahan
gunung kapur ini dipegang oleh pihak swasta akan tetapi tetap diawasi oleh
pemerintah pada Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup. Pihak swasta
yang mengelola pertambangan tersebut adalah PT.
Polowijo Gosari. Perusahaan tersebut dalam melakukan pertambangan juga
tidak sembarangan. Artinya mereka tetap menjaga aturan yang sudah ditetapkan
pemerintah terlebih khusus pada pemanfaatan sumber daya alam ini agar tidak
menjadi dampak negatif bagi masyarakat. Model pengelolaan lingkungan pertambangan
gunung kapur ini adalah sistem atur dan awasi. Disamping itu PT. Polowijo
Gosari merupakan pihak pelaku usaha pertambangan batu kapur yang memiliki
inisiatif dalam menyelaraskan lingkungan sekitar gunung kapur Sekapuk dengan
kegiatan usaha pertambangannya.
3.
Dampak yang
dirasakan masyarakat sekitar gunung kapur disana adalah adanya debu debu yang
dihasilkan oleh truk truk yang mengangkut hasil kapur tersebut. Akibatnya dapat
menyebabkan sesak nafas, mata merah dan kulit kering. Bukan hanya itu saja tinggal
di sekitar gunung kapur juga rawan karena kita juga tidak tahu apa gunung dalam
keadaan aman atau terjadi gunung runtuh dan mengakibatkan ada korban jiwa.
4.
Upaya
pemerintah terkait dengan penambangan gunung kapur ini melalui Dinas
Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup telah melakukan kunjungan atau inspeksi
dan sosialisasi kepada pemilik tambang dan juga penambang disekitar lokasi
pertambangan dalam kawasan gunung kapur Gosari
agar tercapai kegiatan pertambangan batu kapur yang berwawasan
lingkungan serta diharapkan menjadi sumber yang berarti untuk Kabupaten Gresik.
Meskipun pertambangan itu dibawah perusahaan swasta, pemerintah tetap memonitor terkait pemanfaatan
tersebut.
B.
Saran
Dengan adanya pemanfaatan sumber daya alam ini harus diperhatikan
betul betul terkait masalah dampaknya. Agar dampak postif lebih banyak dan
lebih dirasakan masyarakat dari pada dampak negatifnya. Dan juga masyarakat
serta pihak pengelola yang bertanggung jawab atas usaha itu harus memikirkan
dampak lingkungan sekitar guung. Supaya tetap terjaga kelestarian dan tidak
merusak alam.
Terkait dengan
penulisan laporan ini terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan. Baik dari
segi penulisannya maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu kami sangatlah
mengharapkan kepada para pembaca agar dapat memberikan kritikan dan masukan
yang ada dilaporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Way Suwarty
Haryono. Hukum Lingkungan. Diambil dari: Http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2304-BABI.pdf
Diakses pada 22 Oktober 2017 Pukul 22:00
Batuan-sedimen.blogspot.com/bgp.html, Diakses pada 5 November 2017 Pukul 22:15.
5 November
2017 Pukul 22:45.
Kaelan.
2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta:
Paradigma
LAMPIRAN
Gambar 1. Suasana Gunung Kapur
Gambar 2. Bekas Pengerukan Ekskavator
Gambar 3. Tempat Bahan Bakar Geraji Mesin
Gambar 4. Proses Pengerukan Gunung Kapur
Gambar 5. Rumah Warga Pendatang
Gambar 6. Kandang Ayam di Sekitar Gunung Kapur
Gambar
7. Sampah di jalan Gunung Kapur
Gambar 8. Foto Bersama Bapak Aziz
Gambar 9. Foto Bersama Pedagang di
Gunung Kapur