Teori Big Bang dan Al-Qur’an Dalam Penciptaan Alam Semesta
Sabtu, 20 Juli 2019
Edit
Penciptaan Alam Semesta
Hallo sahabatku semua, Bagaimana kabarnya
nih? Pastikan kalian selalu menjaga kesehatan kalian yakk. Karena kali ini
pembahasan kita sangat keren loh mengenai alam semesta. Masa iya kita tinggal
di bumi yang berada di alam semesta tapi tidak tahu bagaimana bisa ada alam
semesta ini.
Sebenarnya Allah juga sudah menjelaskan dalam AL-Qur’an, Namun
banyak juga teori yang bermunculan dari para ilmuan loh. Pasti penasarankan.
Ikuti aja artikel ini sampai selesai, selamat membaca!
Apa itu Alam Semesta?
Alam
semesta disebut juga dengan jagat raya ataupun universal, hal tersebut merupakan istilah yang berguna
untuk menjelaskan tentang ruang waktu kontinu pada tempat kita berada, dengan
energi dan materi yang telah dimiliki pada pertengahan awal abad ke-20. Alam
semesta disebut sebagai segala sesuatu yang diakui ada secara fisik, ruang dan
waktu, serta segala bentuk materi dan energi.
Konsep
ilmiah pertama kali yang ditetpkan untuk alam semesta dikembangkan oleh para
filsuf Yunani Kuno dan fisuf India Kuno, dan bersifat geosentris, yang
menempatkan Bumi pada pusat Alam Semesta. Pengamatan berabad-abad yang
dilakukan oleh Nicolaus Copernicus mengembangkan dengan model heliosentris yang
akan menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta.
Menurut Perspektif Al-Qur’an, Bagaimana Sih Proses Penciptaan Alam Semesta?
Alam semesta adalah al-samawat wal ardh
wa ma bainahuma yaitu langit dan bumi serta semua yang ada diantaranya
langit dan bumi tersebut. Membicarakan Al-Qur’an mengenai alam semesta, lebih
dari 1000 ayat yang ada dalam beberapa surat berkaitan dengan alam semesta.
Walaupun demikian, pembahasan alam semesta yang ada dalam Al-Qur’an masih
bersifat garis besar saja. Mengapa demikian?
Jangan menyamakan Al-Qur’an dengan
buku-buku ilmiah yang akan menjelaskan secara rinci dari sebuah proses, seperti
proses penciptaan manusia ataupun penciptaan alam semesta. Jadi apabila ingin mengetahui penjelasan mengenai
penciptaan alam semesta secara lengkap melalui Al-Qur’an kita harus
mengumpulkan bagian-bagian yang terpisah dari beberapa surat.
Ayat
utama yang menjadi acuan mengenai penciptaan alam semesta adalah Q.S.
Al-Baqarah : 117 :
بَدِيعُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ
فَيَكُونُ
117.
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan)
sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!"
Lalu jadilah ia.
Dalam
ayat diatas kita tahu bahwa Allah adalah pemilik mutlak dari alam semesta ini
dan merupakan penguasa alam yang tidak dapat disangkal lagi. Karena kekuasaan-Nya,
dengan mengatakan “Jadilah”, ia bisa menciptakan langit dan bumi.
Ayat-ayat
dalam Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai penciptaan alam secara bertahap dan
tidak secara kebetulan terjadi begitu saja. Ayat-ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan hal tersebut antara lain adalah QS. Al-A’raf :54, QS. Yunus : 3,
QS. Hud : 7, QS. Al-Furqon : 59, QS. Al-Sajadah : 4, QS. Qaf : 38, QS. Al-Hadid
: 38.
Dari
ketujuh ayat tersebut telah ditemukan susunan kata yang sama dalam kalimat الذي خلق السموات
والارض في ستة ايام kecuali pada QS.Al-Furqan : 59 dan QS. Qaf : 38 dengan tambahan
kata وما بينهما. Dari
ketujuh ayat tersebut tidak ditemukan kata yang dapat membantu menfsirkan kata sittatu
ayyam, kecuali dalam QS. Qaf.
Dalam akhir ayat terdapat kata “dan kami
sedikitpun tidak ditimpa keletihan”. Hal ini menggambarkan bahwa proses
penciptaan langit dan bumi berlangsung dalam masa yang panjang.
Makna Sittatu Ayyam telah
menjadi perbincangan yang panjang bagi para mufasir. Dari banyak pendapat yang
ada dapat disimpulkan oleh Mustafa KS dalam bukunya Alam semesta dan kehancurannya, yaitu:
1.
Bahwa kata “sittatu ayyam”
dalam penciptaan alam semesta adalah enam hari sebagaimana hari yang ada di
dunia.
2.
Bahwa kata “sittatu ayyam” adalah hari yang
ditetapkan tuhan, yaitu satu hari sama dengan 1000 tahun bumi. (QS. Al-Hajj :
47)
3.
Bahwa kata “sittatu ayyam”
adalah 300.000 tahun bumi, yang satu harinya sama dengan 50.000 tahun bumi.
(QS. AL-Ma’arij : 4)
4.
Bahwa kata “sittatu ayyam”
dalam penciptaan adalah hal ghaib (hanya Allah yang tahu kebenarannya).
Menurut Muhammad
Quraish Shihab , periodisasi dalam penciptaan alam semesta ini terjadi selama
enam periode atau enam hari yang dapat dipisahkan kedalam tiga bagian, yaitu
1.
Penciptaan Bumi selama 2 hari
(QS. Fussilat : 9)
2.
Penciptaan isi Bumi selama 2
hari (QS. Fussilat :10)
3.
Penciptaan langit selama 2
hari (QS. Fussilat : 11-12)
Teori Apa Saja Yang Membahas Penciptaan Alam Semesta?
A. Teori Kabut
Teori ini mengemukakan bahwa
cincin gas dapat membeku membentuk planet.
B. Teori Planetisimal
Hipotesis planetisimal
mengemukakan bahwa tata surya terbentuk akibat ada bintang lain yang hampir
menabrak matahari.
C. Teori Pasang Surut
Bintang
Hamper sama dengan
hipotesi planetisimal. Perbedaannya ada pada jumlah awal matahari.
D. Teori Kondendasi
Teori ini
menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
E.
Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini,
awalnya ada bintang yang berdekatan. Salah satu bintang meledak dan
berkeping-keping. Akibat pengaruh grafitasi dari bintang kedua, maka kepingan itu bergerak mengelilingi
bintang dan berubah menjadi planet.
F.
Teori Ledakan Maha Dahsyat
(Big Bang)Pada abad ke-21
muncul teori ini, membentuk keseluruhan alam sekitar 15 milyar yang lalu. awalnya
alam semesta berupa satu massa maha dahsyat.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai Teori Big Bang? Apa Itu Teori Big Bang?
Teori ini pertama
kali ditemukan oleh Abbe Georgres Lemaitre, seorang kosmolog yang berasal dari
belgia tahun 1920-an. Ledakan atau Dentuman yang Dahsyat (Big Bang) adalah
peristiwa yang menjadi sebab pembentukan alam semesta berdasarkan kosmologi
tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Teori ini mengemukakan bahwa
alam semesta berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil
dengan ukuran yang sangat kecil. Gumpalan itu lama-kelamaan akan semakin padat
dan panas, yang kemudian meledak, mengembang sekitar 13.700 tahun yang lalu.
Teori ledakan ini sangat bertolak dari pendapat tentang adanya suatu masa yang
besar dan membunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat karena
adanya reaksi inti. Massa itu kemudian mengembang dan menjauhi pusat ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, massa
membentuk kelompok galaksi yang ada sekarang ini. Mereka terus bergerak untuk
menjauhi titik pusatnya. Teori ini adalah teori yang paling masuk akal,
sederetan bukti ilmiah sudah banyak mendukung, sehingga dapat diterima oleh
semua kalangan.
Bagaimana Hubungan Teori Big Bang Dengan Al-Qur’an?
Sebelum adanya teori Big Bang,
Al-Qur’an sudah menjelaskan mengenai awal penciptaan alam semesta. Walaupun
pada saat itu tidak ada teleskop untuk mengamati luar angkasa. Ilmu
astronomipun juga belum berkembang pada saat itu.
Allah Berfirman
dalam QS. Al-Anbiya’ : 30
أَوَلَمْ يَرَ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا
يُؤْمِنُونَ
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Dalam
ayat tersebut, langit dan bumi merupakan subjek dari sifat fatq. Keduanya
terpisah satu sama lain. Langit dan bumi sebelum diciptakan juga terlandung
dalam titik tunggal yang ada pada keadaan ratq ini.
Titik
tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang
dikandungnya untuk fataqa (terpisah), dan dalam rangkaian
peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Selanjutnya
dalam QS. Az-Zariyat : 47, Allah telah berfirman “Dan langit itu kami bangun
dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya”.
Kata langit disini menunjukkan alam semesta. Al-Qur’an menjelaskan bahwa alam
semesta mengalami perluasan. Inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan
masa kini.
Oke
Sahabatku semua, sekian dulu ya pembahasan mengenai penciptaan alam semesta
ini, semoga bisa membantu dan bermanfaat bagi semua. Terima kasih. See you!!
Penulis: Marisa Dwi P.