Apa Peran dan Manfaat Jamur Rhizopus Oryzae Pada Tempe?
Sabtu, 01 Juni 2019
Edit
Rhizopus Oryzae
Tempe adalah makanan khas dari Indonesia yang terbuat dari biji kedelai yang diolah dengan bahan-bahan lain yang kemudian difermentasikan. Di Indonesia tempe banyak dikonsumsi sebab tempe mengandung banyak gizi yang baik bagi tubuh manusia.
Tidak hanya di Indonesia saja tempe juga banyak dikonsumsi oleh kaum vegetarian di berbagai dunia untuk dijadikan sebagai pengganti daging. Jenis makanan dari biji ini sudah begitu mendunia, tidak mengherankan jika negara-negara maju seperti Jerman, Jepang dan Amerika Serikat sekarang berusaha mengembangkan produk tempe yang berkualitas.
Tahukah kamu, didalam tempe terdapat sebuah jamur atau bakteri yang bernama Rhizopus Oryzae ? Tidak perlu khawatir tidak semua jamur atau bakteri itu berbahaya bagi tubuh kita. Rhizopus Oryzae pertama kali ditemukan pada tahun 1895 olej Frits Went dan Hendrik Coenraad Prinsen Geerligs. Rhizopus Oryzae ialah sejenis jamur yang masuk dalam klasifikasi sebagai berikut
Kingdom : Fungi
Devisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus Oryzae
Rhizopus Oryzae termasuk jamur yang merupakan filamen heterolik microfungus yang terjadi sebagai saprotroph yang banyak kita jumpai di tanah, kotoran dan membusuk vegetasi. Spesies ini bisa dikatakan sangat mirip dengan Rhizopus Stolonifer tetapi yang membedakan antara keduanya ialah terletak pada sporangia yang lebih kecil dan sporangiospores yang lebih besar.
Struktur Rhizopus Oryze
Struktur tubuh Rhizopus Oryzae mempunyai tiga tipe hifa yaitu sebagai berikut :
1. Stolon hifa adalah yang membentuk jaringan pada permukaan substrat.
2. Rizoid hifa adalah yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
3. Sporangiofor hifa adalah bagian yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangiu glouber di ujungnya.
Pertumbuhan dan Morfologi Jamur Rhizopus Oryzae
Rhizopus Oryzae termasuk jamur yang pertumbuhannya cepat dimana dalam pertumbuhannya dibawah suhu optimal cepat pada 1,6 mm/jam. Pertumbuhan Rhizopus Oryzae dapat tumbuh pada suhu 7°C hingga 44°C dan suhu paling optimal adalah 37°C.
Adapun pertumbuhan Rhizopus Oryzae yang sangat buruk ialah pada suhu 10°C hingga 15°C dan tidak ada pertumbuhan pada suhu 45°C. Rhizopus Oryzae bisa tumbuh lurus atau melengkung, bengkak atau bercabang, dindingnya halus atau sedikit kasar itu karena Rhizopus Oryzae memiliki sporangiosphores variabel.
Rhizopus bereproduksi dengan dua cara diantaranya secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual ialah dimana tumbuhnya spora nonmotif yang dihasilkan dari sporangium. Sedangkan reproduksi seksualnya ialah dengan konjugasi.
Proses Pembuatan Tempe
Selama proses pembuatan tempe terjadi perubahan biokimia yaitu perubahan kimia dan perubahan fisika. Dalam perubahan fisika pada proses pembuatan tempe dapat diketahui dengan perubahan wujud atau fase zat yang umumnya bersifat sementara dan struktur molekulnya tetap.
Sementara perubahan kimia pada proses pembuatan tempe dapat dikenali dengan perubahan materi yang menghasilkan zat yang jenisnya termasuk golongan baru. perubahan kimia juga disebut dengan reaksi kimia.
Dalam proses inkubasi tempe terdapat perubahan suhu, saat proses inkubasi inilah terjadi perubahan kimia. Selain itu juga terjadi perubahan warna dan munculnya titik-titik air yang dapat diamati secara langsung dalam plastik bungkus tempe selama proses inkubasi.
Pada awalnya kedelai pada tempe diselimuti kapas putih tetapi seiring bertambahnya masa inkubasi mulai muncul perubahan warna hitam pada permukaan tempe. Perubahan ini menunjukkan adanya reaksi kimia.
Peranan Rhizopus Oryzae
Pada proses penanaman mikroba jenis jamur rhizopus sp pada media kedelai sehingga terjadi proses fermentasi kedelai sebab kandungan pada ragi tersebut adalah dasarnya proses pembuatan tempe. Hasil dari fermentasi tersebut menyebabkan tekstur kedelai menjadi lunak, protein yang terkandung dalam tempe menjadi terurai lebih sederhana. Sehingga mempunyai daya cerna yang lebih baik daripada produk pangan dari kedelai yang tidak melalui proses fermentasi.
Karena adanya perubahan – perubahan kimia pada protein, lemak dan karbohidrat dalam tempe, jamur ini mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sulit dicerna menjadi protein yang sederhana yang mudah dicerna. Selama proses fermentasi dari kedelai menjadi tempe akan menghasilkan antibiotika yang mencegah penyakit perut seperti diare.
Penulis: Dyah Ayu Taula
Editor: Admin